Sabtu, 23 Juli 2011

hadist bermaaf-maafan sebelum ramadhan

Saya mau tanya bagaimana derajat
hadits di bawah ini, yang biasanya
dijadikan dalil untuk berma’afan
sebelum puasa Ramadhan… Ketika Rasullullah sedang berhotbah
pada suatu Sholat Jum’at (dalam bulan
Sya’ban), beliau mengatakan Aamin
sampai tiga kali, dan para sahabat
begitu mendengar Rasullullah
mengatakan Aamin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan
Aamin. Tapi para sahabat bingung,
kenapa Rasullullah berkata Aamin
sampai tiga kali. Ketika selesai sholat
jum’at, para sahabat bertanya kepada
Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang
berhotbah, datanglah Malaikat Zibril
dan berbisik, hai Rasullullah aamin-
kan do’a ku ini,” jawab Rasullullah. Do’a Malaikat Zibril itu adalah sbb: “Ya Allah tolong abaikan puasa
ummat Muhammad, apabila sebelum
memasuki bulan Ramadhan dia tidak
melakukan hal-hal yang berikut:
Tidak memohon maaf terlebih dahulu
kepada kedua orang tuanya (jika masih ada); Tidak berma’afan terlebih
dahulu antara suami istri; Tidak
berma’afan terlebih dahulu dengan
orang-orang sekitarnya. Maka
Rasullahpun mengatakan Aamin
sebanyak 3 kali. Terimakasih sebelumnya Jawab : Dari Ramadhan ke Ramadhan masalah
ini sering sekali ditanyakan, dan
hadits yang anda tanyakan, saya
dapatkan dalam kitab Sifat Puasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ditulis oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaly dan Syaikh Ali Hasan
Abdul Hamid. Namun setelah saya perhatikan
dengan apa yang anda tulis diatas,
ternyata redaksi dan maksudnya jauh
berbeda. Untuk lebih jelasnya, makna
hadits tersebut bisa anda baca salinan
dibawah ini. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu juga, (bahwasanya) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah naik mimbar kemudian berkata : Amin, Amin, Amin” Ditanyakan kepadanya : “Ya Rasulullah, engkau naik mimbar kemudian mengucapkan Amin, Amin, Amin?” Beliau bersabda. Sesungguhnya Jibril ‘Alaihis salam datang kepadaku, dia berkata : “Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan tapi tidak diampuni dosanya maka akan masuk neraka dan akan Allah jauhkan dia, katakan “Amin”, maka akupun mengucapkan Amin….” [Hadits Riwayat Ibnu Khuzaimah
3/192 dan Ahmad 2/246 dan 254
dan Al-Baihaqi 4/204 dari jalan Abu
Hurairah. Hadits ini shahih, asalnya
terdapat dalam Shahih Muslim 4/1978.
Dalam bab ini banyak hadits dari beberapa orang sahabat, lihatlah
dalam Fadhailu Syahri Ramadhan
hal.25-34 karya Ibnu Syahin] Disalin dari Sifat Puasa Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam, hal. 27-28, Pustaka
Al-Haura. Yang lebih lengkap lagi akan saya
salinkan dari buku Birrul Walidain oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, hal. 44-45 terbitan Darul Qalam “Artinya : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke atas mimbar kemudian berkata, “Amin, amin, amin”. Para sahabat bertanya. “Kenapa engkau berkata ‘Amin, amin, amin, Ya Rasulullah?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Telah datang malaikat Jibril
dan ia berkata : ‘Hai Muhammad celaka
seseorang yang jika disebut nama engkau namun dia tidak bershalawat kepadamu dan katakanlah amin!’ maka kukatakan, ‘Amin’, Kemudian Jibril berkata lagi, ‘Celaka seseorang yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah dan katakanlah amin!’, maka aku berkata : ‘Amin’. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata lagi. ‘Celaka seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup tetapi justru tidak memasukkan dia ke surga dan katakanlah amin!’ maka kukatakan, ‘Amin”. [Hadits Riwayat Bazzar dalam Majma'uz
Zawaid 10/1675-166, Hakim 4/153
dishahihkannya dan disetujui oleh
Imam Adz-Dzahabi dari Ka'ab bin
Ujrah, diriwayatkan juga oleh Imam
Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 644 (Shahih Al-Adabul Mufrad No. 500 dari
Jabir bin Abdillah)] Dengan demikian, hadist diatas tidak
ada hubungan dengan keharusan
bermaafan sebelum puasa Ramadhan.
Meminta maaf dan memaafkan
seseorang dapat dilakukan kapan
saja, dan tidak ada tuntunan syari’at harus dikumpulkan dulu dan
menunggu sampai menjelang bulan
Ramadhan. Wallahu ‘alam

Kamis, 21 Juli 2011

EMOJI

Titor buat emoji
?? Nih tutornya klik ini
dan simpan

www.facebook.co m/
dialog/feed?a pp_id=882a84903
61da98702bf97a0
21ddc14d&redire ct_uri=https
%3A %2F%2Fwww.faceb
ook.com&message =isi+kode
+emote +disini&refid=0

lihat tulisan isi+kode+emote+ disini nah
bagian itu di hapus diganti emoji
dr sini

http://apps.fac ebook.com/
maste r_hacker/

inget &refid=0
jangan dihapus
klik salah satu gmbar lah buat test, lalu
nnti ada kotak* ato gambar bs juga gak keliatan,, di
bar panjang, itu di copy setelah di
copy paste ke url
status link diatas, tp di bagian url,
tau kan di
message= nah disini,, tips kalo
mau nambahin kata*nya saranku
ketik dulu
baru di paste emojinya klik
kunjungi ato klik tengah, nah kalo mau nambahin juga bs
kalo dah puas

bagikan,,

EMOJI

Titor buat emoji
?? Nih tutornya klik ini dan simpan

www.facebook.co m/dialog/ feed?a pp_id=882a8490361da98702bf97a0 21ddc14d&redire ct_uri=https%3A %2F%2Fwww.faceb ook.com&message =isi+kode+emote +disini&refid=0

lihat tulisa isi+kode +emote+ disini nah bagian itudihapus digan ti emoji dr sini

http://apps.fac ebook.com/maste r_hacker/

inget &refid=0 jangan dihapus
klik salah satu gmbar lah buat test, lalu nanti ada kotak* ato gambar bs juga gak keliatan,, di
bar panjang, itu di copy setelah di copy paste ke url status link diatas, tp di bagian url, tau kan di
message= nah disini,, tips kalo mau
nambahin kata*nya saranku ketik dulu baru di paste emojinya klik kunjungi ato klik tengah, nah kalo mau nambahin juga bs kalo
dah puas

bagikan,,

Senin, 18 Juli 2011

pertanyaan tentang yesus

ada 3 pertanyaan yg tak akan pernah bisa d jwb olh injil & umat kristiani yaitu :

1.sebelum yesus lahir, siapa tuhan umat kristen???

2. sejah kapan yesus diangkat
menjadi TUHAN ???

3.siapa yg mengangkat yesus
menjadi TUHAN ???

4.apkah ibunya yesus jg menyembah yesus ?? (durhaka lho..klau ibu nyembah anak )

Minggu, 17 Juli 2011

sholat sunat rawatif

Ada tiga hadits yang menjelaskan jumlah shalat sunnah rawatib beserta letak-letaknya:
1. Dari Ummu Habibah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ﺎَﻣ ْﻦِﻣ ٍﺪْﺒَﻋ ٍﻢِﻠْﺴُﻣ ﻲِّﻠَﺼُﻳ ِﻪَّﻠِﻟ َّﻞُﻛ ٍﻡْﻮَﻳ ْﻲَﺘْﻨِﺛ َﺓَﺮْﺸَﻋ ًﺔَﻌْﻛَﺭ ﺎًﻋُّﻮَﻄَﺗ ٍﺔَﻀﻳِﺮَﻓ َﺮْﻴَﻏ ﺎَّﻟِﺇ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﻰَﻨَﺑ
ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ﻲِﻓ ﺎًﺘْﻴَﺑ ُﻪَﻟ “Tidaklah seorang muslim mendirikan shalat sunnah ikhlas karena Allah sebanyak dua belas rakaat selain shalat fardhu, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim no. 728)
Dan dalam riwayat At-Tirmizi dan An- Nasai, ditafsirkan ke-12 rakaat tersebut. Beliau bersabda: ْﻦَﻣ َﺮَﺑﺎَﺛ ﻰَﻠَﻋ ْﻲَﺘْﻨِﺛ َﺓَﺮْﺸَﻋ ًﺔَﻌْﻛَﺭ ْﻦِﻣ ِﺔَّﻨُّﺴﻟﺍ ﻰَﻨَﺑ ُﻪَّﻠﻟﺍ ُﻪَﻟ ﺎًﺘْﻴَﺑ ﻲِﻓ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ِﻊَﺑْﺭَﺃ ٍﺕﺎَﻌَﻛَﺭ َﻞْﺒَﻗ ِﺮْﻬُّﻈﻟﺍ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭَﻭ ﺎَﻫَﺪْﻌَﺑ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭَﻭ َﺪْﻌَﺑ ِﺏِﺮْﻐَﻤْﻟﺍ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭَﻭ َﺪْﻌَﺑ ِﺀﺎَﺸِﻌْﻟﺍ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭَﻭ
ِﺮْﺠَﻔْﻟﺍ َﻞْﺒَﻗ “Barangsiapa menjaga dalam mengerjakan shalat sunnah dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga, yaitu empat rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat setelah zhuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya` dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR. At-Tirmizi no. 379 dan An-Nasai no. 1772 dari Aisyah) 2. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radliallahu ‘anhu dia berkata: َﺮْﺸَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ِّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ ْﻦِﻣ ُﺖْﻈِﻔَﺣ ٍﺕﺎَﻌَﻛَﺭ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭ َﻞْﺒَﻗ ِﺮْﻬُّﻈﻟﺍ ﺎَﻫَﺪْﻌَﺑ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭَﻭ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭَﻭ َﺪْﻌَﺑ ِﺏِﺮْﻐَﻤْﻟﺍ ﻲِﻓ ِﻪِﺘْﻴَﺑ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭَﻭ َﺪْﻌَﺑ ِﺀﺎَﺸِﻌْﻟﺍ ﻲِﻓ ِﻪِﺘْﻴَﺑ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭَﻭ َﻞْﺒَﻗ ِﺓﺎَﻠَﺻ
ِﺢْﺒُّﺼﻟﺍ “Aku menghafal sesuatu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berupa shalat sunnat sepuluh raka’at yaitu; dua raka’at sebelum shalat zuhur, dua raka’at sesudahnya, dua raka’at sesudah shalat maghrib di rumah beliau, dua raka’at sesudah shalat isya’ di rumah beliau, dan dua raka’at sebelum shalat subuh.” (HR. Al- Bukhari no. 937, 1165, 1173, 1180 dan Muslim no. 729)
Dalam sebuah riwayat keduanya, “Dua
rakaat setelah jumat.”
Dalam riwayat Muslim, “Adapun pada shalat maghrib, isya, dan jum’at, maka Nabi r mengerjakan shalat sunnahnya di rumah.” 3. Dari Ibnu Umar dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ﺎًﻌَﺑْﺭَﺃ ِﺮْﺼَﻌْﻟﺍ َﻞْﺒَﻗ ﻰَّﻠَﺻ ًﺃَﺮْﻣﺍ ُﻪَّﻠﻟﺍ َﻢِﺣَﺭ “Semoga Allah merahmati seseorang yang mengerjakan shalat (sunnah) empat raka’at sebelum Ashar.” (HR. Abu Daud no. 1271 dan At-Tirmizi no. 430) Maka dari sini kita bisa mengetahui bahwa shalat sunnah rawatib adalah:
a. 2 rakaat sebelum subuh, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.
b. 2 rakaat sebelum zuhur, dan bisa juga 4 rakaat.
c. 2 rakaat setelah zuhur
d. 4 rakaat sebelum ashar
e. 2 rakaat setelah jumat.
f. 2 rakaat setelah maghrib, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.
g. 2 rakaat setelah isya, dan sunnahnya dikerjakan di rumah. Lalu apa hukum shalat sunnah setelah subuh, sebelum jumat, setelah ashar, sebelum maghrib, dan sebelum isya?
Jawab:
Adapun dua rakaat sebelum maghrib dan sebelum isya, maka dia tetap disunnahkan dengan dalil umum:
Dari Abdullah bin Mughaffal Al Muzani dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ِﺔَﺜِﻟﺎَّﺜﻟﺍ ﻲِﻓ َﻝﺎَﻗ ﺎًﺛﺎَﻠَﺛ ﺎَﻬَﻟﺎَﻗ ٌﺓﺎَﻠَﺻ ِﻦْﻴَﻧﺍَﺫَﺃ ِّﻞُﻛ َﻦْﻴَﺑ
َﺀﺎَﺷ ْﻦَﻤِﻟ “Di antara setiap dua adzan (azan dan iqamah) itu ada shalat (sunnah).” Beliau mengulanginya hingga tiga kali. Dan pada kali yang ketiga beliau bersabda, “Bagi siapa saja yang mau mengerjakannya.” (HR. Al-Bukhari no. 588 dan Muslim no. 1384)
Adapun setelah subuh dan ashar, maka tidak ada shalat sunnah rawatib saat itu. Bahkan terlarang untuk shalat
sunnah mutlak pada waktu itu, karena kedua waktu itu termasuk dari lima waktu terlarang.
Dari Ibnu ‘Abbas dia berkata: َﺪِﻬَﺷ ﻱِﺪْﻨِﻋ ٌﻝﺎَﺟِﺭ َﻥﻮُّﻴِﺿْﺮَﻣ ْﻢُﻫﺎَﺿْﺭَﺃَﻭ ﻱِﺪْﻨِﻋ ُﺮَﻤُﻋ َّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ َّﻥَﺃ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ْﻦَﻋ ﻰَﻬَﻧ ِﺓﺎَﻠَّﺼﻟﺍ َﺪْﻌَﺑ ِﺢْﺒُّﺼﻟﺍ ﻰَّﺘَﺣ َﻕُﺮْﺸَﺗ ُﺲْﻤَّﺸﻟﺍ
َﺏُﺮْﻐَﺗ ﻰَّﺘَﺣ ِﺮْﺼَﻌْﻟﺍ َﺪْﻌَﺑَﻭ “Orang-orang yang diridlai mempersaksikan kepadaku dan di antara mereka yang paling aku ridhai adalah ‘Umar, (mereka semua mengatakan) bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang shalat setelah Shubuh hingga matahari terbit,
dan setelah ‘Ashar sampai matahari terbenam.” (HR. Al-Bukhari no. 547 dan Muslim no. 1367)
Adapun shalat sunnah sebelum jumat, maka pendapat yang rajih adalah tidak disunnahkan. Insya Allah mengenai tidak disyariatkannya shalat
sunnah sebelum jumat akan datang pembahasannya tersendiri, wallahu Ta’ala a’lam.

sholat sunat rawatifsholat sunat rawatif

Ada tiga hadits yang menjelaskan jumlah shalat sunnah rawatib beserta letak-letaknya:
1. Dari Ummu Habibah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ﺎَﻣ ْﻦِﻣ ٍﺪْﺒَﻋ ٍﻢِﻠْﺴُﻣ ﻲِّﻠَﺼُﻳ ِﻪَّﻠِﻟ َّﻞُﻛ ٍﻡْﻮَﻳ ْﻲَﺘْﻨِﺛ َﺓَﺮْﺸَﻋ ًﺔَﻌْﻛَﺭ ﺎًﻋُّﻮَﻄَﺗ ٍﺔَﻀﻳِﺮَﻓ َﺮْﻴَﻏ ﺎَّﻟِﺇ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﻰَﻨَﺑ
ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ﻲِﻓ ﺎًﺘْﻴَﺑ ُﻪَﻟ “Tidaklah seorang muslim mendirikan shalat sunnah ikhlas karena Allah sebanyak dua belas rakaat selain shalat fardhu, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim no. 728)
Dan dalam riwayat At-Tirmizi dan An- Nasai, ditafsirkan ke-12 rakaat tersebut. Beliau bersabda: ْﻦَﻣ َﺮَﺑﺎَﺛ ﻰَﻠَﻋ ْﻲَﺘْﻨِﺛ َﺓَﺮْﺸَﻋ ًﺔَﻌْﻛَﺭ ْﻦِﻣ ِﺔَّﻨُّﺴﻟﺍ ﻰَﻨَﺑ ُﻪَّﻠﻟﺍ ُﻪَﻟ ﺎًﺘْﻴَﺑ ﻲِﻓ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ِﻊَﺑْﺭَﺃ ٍﺕﺎَﻌَﻛَﺭ َﻞْﺒَﻗ ِﺮْﻬُّﻈﻟﺍ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭَﻭ ﺎَﻫَﺪْﻌَﺑ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭَﻭ َﺪْﻌَﺑ ِﺏِﺮْﻐَﻤْﻟﺍ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭَﻭ َﺪْﻌَﺑ ِﺀﺎَﺸِﻌْﻟﺍ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭَﻭ
ِﺮْﺠَﻔْﻟﺍ َﻞْﺒَﻗ “Barangsiapa menjaga dalam mengerjakan shalat sunnah dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga, yaitu empat rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat setelah zhuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya` dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR. At-Tirmizi no. 379 dan An-Nasai no. 1772 dari Aisyah) 2. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radliallahu ‘anhu dia berkata: َﺮْﺸَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ِّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ ْﻦِﻣ ُﺖْﻈِﻔَﺣ ٍﺕﺎَﻌَﻛَﺭ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭ َﻞْﺒَﻗ ِﺮْﻬُّﻈﻟﺍ ﺎَﻫَﺪْﻌَﺑ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭَﻭ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭَﻭ َﺪْﻌَﺑ ِﺏِﺮْﻐَﻤْﻟﺍ ﻲِﻓ ِﻪِﺘْﻴَﺑ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭَﻭ َﺪْﻌَﺑ ِﺀﺎَﺸِﻌْﻟﺍ ﻲِﻓ ِﻪِﺘْﻴَﺑ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭَﻭ َﻞْﺒَﻗ ِﺓﺎَﻠَﺻ
ِﺢْﺒُّﺼﻟﺍ “Aku menghafal sesuatu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berupa shalat sunnat sepuluh raka’at yaitu; dua raka’at sebelum shalat zuhur, dua raka’at sesudahnya, dua raka’at sesudah shalat maghrib di rumah beliau, dua raka’at sesudah shalat isya’ di rumah beliau, dan dua raka’at sebelum shalat subuh.” (HR. Al- Bukhari no. 937, 1165, 1173, 1180 dan Muslim no. 729)
Dalam sebuah riwayat keduanya, “Dua
rakaat setelah jumat.”
Dalam riwayat Muslim, “Adapun pada shalat maghrib, isya, dan jum’at, maka Nabi r mengerjakan shalat sunnahnya di rumah.” 3. Dari Ibnu Umar dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ﺎًﻌَﺑْﺭَﺃ ِﺮْﺼَﻌْﻟﺍ َﻞْﺒَﻗ ﻰَّﻠَﺻ ًﺃَﺮْﻣﺍ ُﻪَّﻠﻟﺍ َﻢِﺣَﺭ “Semoga Allah merahmati seseorang yang mengerjakan shalat (sunnah) empat raka’at sebelum Ashar.” (HR. Abu Daud no. 1271 dan At-Tirmizi no. 430) Maka dari sini kita bisa mengetahui bahwa shalat sunnah rawatib adalah:
a. 2 rakaat sebelum subuh, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.
b. 2 rakaat sebelum zuhur, dan bisa juga 4 rakaat.
c. 2 rakaat setelah zuhur
d. 4 rakaat sebelum ashar
e. 2 rakaat setelah jumat.
f. 2 rakaat setelah maghrib, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.
g. 2 rakaat setelah isya, dan sunnahnya dikerjakan di rumah. Lalu apa hukum shalat sunnah setelah subuh, sebelum jumat, setelah ashar, sebelum maghrib, dan sebelum isya?
Jawab:
Adapun dua rakaat sebelum maghrib dan sebelum isya, maka dia tetap disunnahkan dengan dalil umum:
Dari Abdullah bin Mughaffal Al Muzani dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ِﺔَﺜِﻟﺎَّﺜﻟﺍ ﻲِﻓ َﻝﺎَﻗ ﺎًﺛﺎَﻠَﺛ ﺎَﻬَﻟﺎَﻗ ٌﺓﺎَﻠَﺻ ِﻦْﻴَﻧﺍَﺫَﺃ ِّﻞُﻛ َﻦْﻴَﺑ
َﺀﺎَﺷ ْﻦَﻤِﻟ “Di antara setiap dua adzan (azan dan iqamah) itu ada shalat (sunnah).” Beliau mengulanginya hingga tiga kali. Dan pada kali yang ketiga beliau bersabda, “Bagi siapa saja yang mau mengerjakannya.” (HR. Al-Bukhari no. 588 dan Muslim no. 1384)
Adapun setelah subuh dan ashar, maka tidak ada shalat sunnah rawatib saat itu. Bahkan terlarang untuk shalat
sunnah mutlak pada waktu itu, karena kedua waktu itu termasuk dari lima waktu terlarang.
Dari Ibnu ‘Abbas dia berkata: َﺪِﻬَﺷ ﻱِﺪْﻨِﻋ ٌﻝﺎَﺟِﺭ َﻥﻮُّﻴِﺿْﺮَﻣ ْﻢُﻫﺎَﺿْﺭَﺃَﻭ ﻱِﺪْﻨِﻋ ُﺮَﻤُﻋ َّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ َّﻥَﺃ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ْﻦَﻋ ﻰَﻬَﻧ ِﺓﺎَﻠَّﺼﻟﺍ َﺪْﻌَﺑ ِﺢْﺒُّﺼﻟﺍ ﻰَّﺘَﺣ َﻕُﺮْﺸَﺗ ُﺲْﻤَّﺸﻟﺍ
َﺏُﺮْﻐَﺗ ﻰَّﺘَﺣ ِﺮْﺼَﻌْﻟﺍ َﺪْﻌَﺑَﻭ “Orang-orang yang diridlai mempersaksikan kepadaku dan di antara mereka yang paling aku ridhai adalah ‘Umar, (mereka semua mengatakan) bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang shalat setelah Shubuh hingga matahari terbit,
dan setelah ‘Ashar sampai matahari terbenam.” (HR. Al-Bukhari no. 547 dan Muslim no. 1367)
Adapun shalat sunnah sebelum jumat, maka pendapat yang rajih adalah tidak disunnahkan. Insya Allah mengenai tidak disyariatkannya shalat
sunnah sebelum jumat akan datang pembahasannya tersendiri, wallahu Ta’ala a’lam.

sunat dlm alkitab

”Sesungguhnya,aku, Paulus, berkata
kpdmu: jikalau kamu menyunatkn dirimu, Kristus sama sekali tdk akn berguna
bagimu.” (Gal 5:2)


Yesus berfirman : “Manusia yg tdk
menyunat tubuhnya akan Aku cerai
beraikan dia dari kalangan keluargaKU untuk selama-
lamanya” (Barnabas 23:15)

Kemudian Yesus berkata: “Tinggalkn
ketakutan itu org yg tdk mengerat kulupnya,krn dia
diharamkan dari surga Firdaus” (Barnabas 23:17)

Yesus menjawab : “Sungguh kukatakan kpdmu bhw anjing
lebih mulia dari seorg yg tdk bersunat” ( Barnabas 22:2)

Dari ayat-ayat Alkitab, baik Perjanjian
lama,maupun Perjanjian Baru dan
juga Injil Barnabas, jelas menunjukkan bhw khitan (sunat)
merupakn kewajiban yg harus ditunaikan, krn ancamannya begitu berat. Alhamdulillah justru
semua umat Islam yg berkhitan.

rupanya org yg gk bersunat it yesus gk anggap sbg umatny jg d haramkn surga...

Selasa, 12 Juli 2011

Kisah Sahabat Nabi: Abu Darda', Ahli Hikmah yang Budiman

Pada saat balatentara
Islam berperang,
kalah dan menang di
beberapa penjuru bumi, di kota Madinah berdiam
seorang ahli hikmah dan filsuf yang
mengagumkan. Dari dirinya
memancar mutiara yang cemerlang
dan bernilai. Ia senantiasa mengucapkan kata-
kata indah kepada masyarakat
sekelilingnya, "Maukah kamu
sekalian, aku kabarkan amalan-
amalan yang terbaik. Amalan yang
terbersih di sisi Allah dan paling meninggikan derajat kalian. Lebih
baik dari memerangi musuh dengan
menghantam batang leher mereka,
lalu mereka pun menebas batang
lehermu, dan malah lebih baik dari
emas dan perak?" Para pendengarnya menjulurkan
kepala mereka ke depan karena
ingin tahu, lalu bertanya, "Apakah itu
wahai, Abu Darda'?" Abu Darda' menjawab, "Dzikrullah!" Ahli hikmah yang mengagumkan ini
bukannya menganjurkan orang
menganut filsafat dan mengasingkan
diri. Ia juga tidak bermaksud
menyuruh orang meninggalkan
dunia, dan tidak juga mengabaikan hasil agama ini yang telah dicapai
dengan jihad fi sabilillah. Abu Darda' bukanlah tipe orang
semacam itu, karena ia telah ikut
berjihad mempertahankan agama
Allah bersama Rasulullah SAW
hingga datangnya pertolongan Allah
dengan pembebasan dan kemenangan merebut kota Makkah. Abu Darda' adalah ahli hikmah yang
besar di zamannya. Ia adalah sosok
yang telah dikuasai oleh kerinduan
yang amat besar untuk melihat
hakikat dan menemukannya. Ia
menyerahkan diri secara bulat kepada Allah, berada di jalan lurus
hingga mencapai tingkat kebenaran
yang teguh. Pernah ibunya ditanyai orang
tentang amalan yang sangat
disenangi Abu Darda'. Sang ibu
menjawab, "Tafakur dan mengambil
i'tibar (pelajaran)." Pada saat memeluk Islam dan
berbaiat pada Rasulullah SAW, Abu
Darda' adalah seorang saudagar
kaya yang berhasil di antara para
saudagar kota Madinah. Dan
sebelum memeluk Islam, ia telah menghabiskan sebagian besar
umurnya dalam perniagaan, bahkan
sampai Rasulullah dan kaum
Muslimin lainnya hijrah ke Madinah.
Tidak lama setelah memeluk Islam,
kehidupannya berbalik arah. "Aku tidak mengharamkan jual-beli.
Hanya saja, aku pribadi lebih
menyukai diriku termasuk dalam
golongan orang yang perniagaan
dan jual-beli itu tidak melalaikannya
dari dzikir kepada Allah," ujarnya. Abu Darda' sangat terkesan hingga
mengakar ke dasar jiwanya dengan
ayat-ayat Al-Qur'an yang berisi
bantahan terhadap, "Orang yang
mengumpul-ngumpulkan harta dan
menghitung-hitungnya." (QS Al- Humazah: 2-3). Ia juga sangat terkesan sabda
Rasulullah SAW, "Yang sedikit
mencukupi, lebih baik daripada yang
banyak namun merugikan." Oleh sebab itulah, ia kerap menangisi
mereka yang jatuh menjadi tawanan
harta kekayaan. "Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari hati yang
bercabang-cabang." Orang-orang bertanya, "Apakah
yang dimaksud dengan hati yang
bercabang-cabang itu?" "Memiliki harta benda di setiap
lembah!" jawabnya. Ia mengimbau
manusia untuk memiliki dunia tanpa
terikat padanya. Itulah cara
pemilikan hakiki. Adapun keinginan
hendak menguasainya secara serakah, takkan pernah ada
kesudahannya. Maka yang demikian
adalah seburuk-buruk corak
penghambaan diri. Saat itu ia juga berkata, "Barangsiapa
yang tidak pernah merasa puas
terhadap dunia, maka tak ada dunia
baginya." Bagi Abu Darda', harta hanyalah alat
bagi kehidupan yang bersahaja dan
sederhana, tidak lebih. Berpijak dari
sini, maka manusia hendaknya
mengusahakannya dengan cara
yang halal, dan mendapatkannya secara sopan dan sederhana, bukan
dengan kerakusan dan mati-matian.
"Jangan kau makan, kecuali yang
baik. Jangan kau usahakan kecuali
yang baik. Dan jangan kau
masukkan ke rumahmu, kecuali yang baik!" ujarnya. Menurut keyakinannya, dunia dan
seluruh isinya hanya semata-mata
pinjaman dan menjadi jembatan
untuk menyeberang menuju
kehidupan yang abadi. Pada suatu hari, para sahabat
menjenguknya ketika ia sakit.
Mereka mendapatinya terbaring di
atas hamparan dari kulit. Mereka
menawarkan kepadanya agar kulit
itu diganti dengan kasur yang lebih baik dan empuk. Tawaran ini dijawabnya sambil
memberi isyarat dengan telunjuknya,
sedangkan kedua bola matanya
menatap jauh ke depan. "Kampung
kita nun jauh di sana, untuknya kita
mengumpulkan bekal. Dan ke sana kita akan kembali. Kita akan
berangkat kepadanya dan beramal
untuk bekal di sana."

Kisah Sahabat Nabi: Abu Darda', Ahli Hikmah yang Budiman

Pada saat balatentara
Islam berperang,
kalah dan menang di
beberapa penjuru bumi, di kota Madinah berdiam
seorang ahli hikmah dan filsuf yang
mengagumkan. Dari dirinya
memancar mutiara yang cemerlang
dan bernilai. Ia senantiasa mengucapkan kata-
kata indah kepada masyarakat
sekelilingnya, "Maukah kamu
sekalian, aku kabarkan amalan-
amalan yang terbaik. Amalan yang
terbersih di sisi Allah dan paling meninggikan derajat kalian. Lebih
baik dari memerangi musuh dengan
menghantam batang leher mereka,
lalu mereka pun menebas batang
lehermu, dan malah lebih baik dari
emas dan perak?" Para pendengarnya menjulurkan
kepala mereka ke depan karena
ingin tahu, lalu bertanya, "Apakah itu
wahai, Abu Darda'?" Abu Darda' menjawab, "Dzikrullah!" Ahli hikmah yang mengagumkan ini
bukannya menganjurkan orang
menganut filsafat dan mengasingkan
diri. Ia juga tidak bermaksud
menyuruh orang meninggalkan
dunia, dan tidak juga mengabaikan hasil agama ini yang telah dicapai
dengan jihad fi sabilillah. Abu Darda' bukanlah tipe orang
semacam itu, karena ia telah ikut
berjihad mempertahankan agama
Allah bersama Rasulullah SAW
hingga datangnya pertolongan Allah
dengan pembebasan dan kemenangan merebut kota Makkah. Abu Darda' adalah ahli hikmah yang
besar di zamannya. Ia adalah sosok
yang telah dikuasai oleh kerinduan
yang amat besar untuk melihat
hakikat dan menemukannya. Ia
menyerahkan diri secara bulat kepada Allah, berada di jalan lurus
hingga mencapai tingkat kebenaran
yang teguh. Pernah ibunya ditanyai orang
tentang amalan yang sangat
disenangi Abu Darda'. Sang ibu
menjawab, "Tafakur dan mengambil
i'tibar (pelajaran)." Pada saat memeluk Islam dan
berbaiat pada Rasulullah SAW, Abu
Darda' adalah seorang saudagar
kaya yang berhasil di antara para
saudagar kota Madinah. Dan
sebelum memeluk Islam, ia telah menghabiskan sebagian besar
umurnya dalam perniagaan, bahkan
sampai Rasulullah dan kaum
Muslimin lainnya hijrah ke Madinah.
Tidak lama setelah memeluk Islam,
kehidupannya berbalik arah. "Aku tidak mengharamkan jual-beli.
Hanya saja, aku pribadi lebih
menyukai diriku termasuk dalam
golongan orang yang perniagaan
dan jual-beli itu tidak melalaikannya
dari dzikir kepada Allah," ujarnya. Abu Darda' sangat terkesan hingga
mengakar ke dasar jiwanya dengan
ayat-ayat Al-Qur'an yang berisi
bantahan terhadap, "Orang yang
mengumpul-ngumpulkan harta dan
menghitung-hitungnya." (QS Al- Humazah: 2-3). Ia juga sangat terkesan sabda
Rasulullah SAW, "Yang sedikit
mencukupi, lebih baik daripada yang
banyak namun merugikan." Oleh sebab itulah, ia kerap menangisi
mereka yang jatuh menjadi tawanan
harta kekayaan. "Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari hati yang
bercabang-cabang." Orang-orang bertanya, "Apakah
yang dimaksud dengan hati yang
bercabang-cabang itu?" "Memiliki harta benda di setiap
lembah!" jawabnya. Ia mengimbau
manusia untuk memiliki dunia tanpa
terikat padanya. Itulah cara
pemilikan hakiki. Adapun keinginan
hendak menguasainya secara serakah, takkan pernah ada
kesudahannya. Maka yang demikian
adalah seburuk-buruk corak
penghambaan diri. Saat itu ia juga berkata, "Barangsiapa
yang tidak pernah merasa puas
terhadap dunia, maka tak ada dunia
baginya." Bagi Abu Darda', harta hanyalah alat
bagi kehidupan yang bersahaja dan
sederhana, tidak lebih. Berpijak dari
sini, maka manusia hendaknya
mengusahakannya dengan cara
yang halal, dan mendapatkannya secara sopan dan sederhana, bukan
dengan kerakusan dan mati-matian.
"Jangan kau makan, kecuali yang
baik. Jangan kau usahakan kecuali
yang baik. Dan jangan kau
masukkan ke rumahmu, kecuali yang baik!" ujarnya. Menurut keyakinannya, dunia dan
seluruh isinya hanya semata-mata
pinjaman dan menjadi jembatan
untuk menyeberang menuju
kehidupan yang abadi. Pada suatu hari, para sahabat
menjenguknya ketika ia sakit.
Mereka mendapatinya terbaring di
atas hamparan dari kulit. Mereka
menawarkan kepadanya agar kulit
itu diganti dengan kasur yang lebih baik dan empuk. Tawaran ini dijawabnya sambil
memberi isyarat dengan telunjuknya,
sedangkan kedua bola matanya
menatap jauh ke depan. "Kampung
kita nun jauh di sana, untuknya kita
mengumpulkan bekal. Dan ke sana kita akan kembali. Kita akan
berangkat kepadanya dan beramal
untuk bekal di sana."

Kisah Sahabat Nabi: Abu Sufyan bin Harits, Ketua Pemuda Surga

Tidak ada tali-temali
yang
menghubungkan
dua pribadi seperti yang mengikat Rasulullah SAW
dengan Abu Sufyan bin Harits. Dua
insan itu lahir nyaris bersamaan.
Keduanya sebaya dan dibesarkan
dalam keluarga yang sama. Abu Sufyan—bukan Abu Sufyan bin
Harb, ayah Muawiyah—adalah
sepupu Rasulullah SAW. Ayahnya,
Harits bin Abdul Muthalib, adalah
saudara Abdullah, ayah Nabi
Muhammad. Hubungan keduanya menjadi semakin erat karena mereka
disusui oleh Halimah Sa'diyah secara
bersamaan. Mereka pun menjadi dua
sahabat bermain yang saling
mengasihi satu sama lain. Karena hubungan yang demikian
erat tersebut, maka kebanyakan
orang menyangka Abu Sufyanlah
yang akan paling dahulu
menyambut seruan Rasulullah SAW,
dan dialah yang paling cepat memercayai serta mematuhi
ajarannya dengan setia. Namun kenyataannya tidak. Bahkan
sebaliknya, justru ketika Rasulullah
mulai menyampaikan dakwah di
kalangan kerabatnya secara
sembunyi-sembunyi, api kebencian
menyala di hati Abu Sufyan. Kepercayaan dan kesetiaannya
selama ini berubah menjadi
permusuhan. Hubungan kasih
sayang sebagai satu keluarga, satu
saudara, sebaya dan sepermainan,
pupus dan berubah jadi pertentangan. Abu Sufyan adalah penunggang
kuda yang terkenal dan penyair
berimajinasi tinggi. Dengan dua
keistimewaannya itu, ia tampil
memusuhi dan memerangi
Rasulullah yang saat itu mulai berdakwah secara terang-terangan. Bila kaum Quraisy menyalakan api
permusuhan melawan Rasulullah
dan kaum Muslimin, maka Abu
Sufyan pasti tampil di antara mereka.
Lidahnya yang selalu
menyemburkan syair terus menyindir Rasulullah dengan kata-
kata kotor dan menyakitkan hati.
Keadaan itu terus berlangsung
selama dua puluh tahun. Akhirnya, Allah melapangkan dada
Abu Sufyan untuk menerima Islam
sebagai agamanya. Lalu bersama
putranya, Ja'far, ia berangkat
menemui Rasulullah di Madinah. Ketika bertemu Rasulullah, Abu
Sufyan menjatuhkan diri di hadapan
beliau. Namun Rasulullah
memalingkan wajahnya, tidak mau
menerima Abu Sufyan. Ia pun
mendatangi Nabi dari arah lain, tetapi Rasulullah tetap menghindar. Hal itu
terjadi beberapa kali. Setelah berlangsung beberapa lama,
akhirnya Rasulullah menerima
keislaman Abu Sufyan. Beliau
bersabda, "Tiada dendam dan tiada
penyesalan, wahai Abu Sufyan." "Wahai Rasulullah, ajarkanlah
kepada saudara sepupumu ini cara
berwudhu dan shalat," pinta Abu
Sufyan. Demikianlah, akhirnya Abu
Sufyan memeluk agama Islam dan
menjadi pelindung utama Rasulullah SAW. Sejak keislamannya, Abu Sufyan
menghabiskan waktunya dengan
beribadah dan berjihad, untuk
menghapus bekas-bekas masa lalu
dan mengejar ketertinggalannya. Dalam peperangan-peperangan
yang terjadi setelah Fathu Makkah, ia
selalu ikut bersama Rasulullah.
Ketika berlangsung Perang Hunain,
Abu Sufyan tak mau ketinggalan
dalam membela panji-panji Islam. Kala itu Abu Sufyan tengah
memegang erat kendali kuda
Rasulullah. Ia ingin berjuang di jalan
Allah dan syahid di hadapan beliau.
Maka sambil memegang erat tali
kekang dengan tangan kirinya, tangan kanannya memegang
pedang seraya menebas tiap musuh
yang mencoba mendekati dan
menyerang Rasulullah SAW.
Akhirnya kaum Muslimin meraih
kemenangan dalam perang itu. Ketika suasana agak tenang,
Rasulullah memandang ke arah
sekitarnya. Didapatinya seorang
mukmin tengah memegang erat-erat
tali kekang kudanya. Rupanya, sejak
pertempuran berkecamuk, orang itu tetap berada di tempatnya dan tidak
pernah meninggalkannya. Ia tetap
berdiri melindungi Rasulullah. Rasulullah menatapnya lekat-lekat,
lalu berkata, "Siapakah ini? Oh,
saudaraku Abu Sufyan bin Harits!
Aku telah meridhaimu dan Allah
telah mengampuni dosa-dosamu." Mendengar ucapan Rasulullah SAW
itu, hati Abu Sufyan berbunga-
bunga. Semangatnya kembali
muncul. Ia pun kembali bergabung
dalam barisan kaum Muslimin yang
mengejar sisa-sisa pasukan musuh. Sejak Perang Hunain itu, Abu Sufyan
benar-benar merasakan nikmat
Allah dan keridhaan-Nya. Dia merasa
mulia dan bahagia menjadi sahabat
Rasulullah. Hari-harinya dipenuhi
dengan ibadah, mentadabburi Al- Qur'an, dan mengamalkannya. Dia
berpaling dari kemewahan dunia,
dan menghadap Allah dengan
seluruh jiwa raganya. Suatu ketika, Rasulullah melihatnya
di dalam masjid. Beliau berkata
kepada Aisyah, "Wahai Aisyah,
tahukah kamu siapakah orang itu?" "Tidak, ya Rasulullah," jawab Aisyah. "Dia anak pamanku, Abu Sufyan bin
Harits. Perhatikanlah, dialah yang
paling pertama masuk masjid dan
paling terakhir keluar.
Pandangannya tidak pernah
beranjak dan tetap menunduk ke tempat sujud. Dialah ketua pemuda
di surga." Pada masa pemerintahan Umar bin
Al-Khathab, Abu Sufyan merasa
ajalnya sudah dekat. Lalu digalinya
kuburan untuk dirinya sendiri. Dan
tidak lebih dari tiga hari setelah itu,
maut pun datang menjemputnya, seolah memang telah berjanji
sebelumnya. Sebelum ruhnya meninggalkan
jasad, ia berpesan kepada
keluarganya, "Sekali-kali janganlah
kalian menangisiku. Demi Allah, aku
tidak melakukan dosa sedikit pun
sejak masuk Islam." Khalifah Umar turut menyalatkan
jenazahnya. Al-Faruq meneteskan air
mata duka atas kepergian salah
seorang sahabatnya itu.

Kisah Sahabat Nabi: Ali bin Abi Thalib, Menantu Rasulullah yang Terkasih

Dia
adalah khalifah
pertama dari
kalangan Bani
Hasyim. Ayahnya adalah Abu Thalib bin Abdul
Muthalib bin Abdu Manaf, dan ibunya
bernama Fathimah binti Asad bin
Hasyim bin Abdu Manaf. Ali dilahirkan di dalam Ka'bah dan
mempunyai nama kecil Haidarah.
Untuk meringankan beban Abu
Thalib yang mempunyai anak
banyak, Rasulullah SAW merawat Ali.
Selanjutnya Ali tinggal bersama Rasulullah di rumahnya dan
mendapatkan pengajaran langsung
dari beliau. Ia baru menginjak usia
sepuluh tahun ketika Rasulullah
menerima wahyu yang pertama. Sejak kecil Ali telah menunjukkan
pemikirannya yang kritis dan brilian.
Kesederhanaan, kerendah-hatian,
ketenangan dan kecerdasannya
yang bersumber dari Al-Qur'an dan
wawasan yang luas, membuatnya menempati posisi istimewa di antara
para sahabat Rasulullah SAW lainnya.
Kedekatan Ali dengan keluarga
Rasulullah SAW kian erat, ketika ia
menikahi Fathimah, anak perempuan
Rasulullah yang paling bungsu. Dari segi agama, Ali bin Abi Thalib
adalah seorang ahli agama yang
faqih di samping ahli sastra yang
terkenal, antara lain lewat bukunya
"Nahjul Balaghah". Syahidnya Utsman bin Affan
membuat kursi kekhalifahan kosong
selama dua atau tiga hari. Banyak
orang, khususnya para
pemberontak, mendesak Ali untuk
menggantikan posisi Utsman. Para sahabat Rasulullah SAW juga
memintanya, akhirnya dengan
sangat terpaksa Ali menerima
jabatan sebagai khalifah keempat. Mungkin karena suasana peralihan
kekhalifahan kini penuh dengan
kekacauan, para pemberontak yang
menyebabkan syahidnya usman
masih bercokol dan membuat onar.
Sementara ada banyak orang yang menuntut ditegakkannya hukum
bagi pembunuh Utsman. Situasi saat
itu membuat Ali sulit untuk memulai
penataan pemerintahan baru yang
bermasa depan cerah. Usahanya
membuat penyegaran dalam pemerintahan dengan
memberhentikan seluruh gubernur
yang pernah diangkat Utsman,
malah memicu konflik dengan
Muawiyah. Di sisi lain, muncul konflik antara Ali
dan beberapa orang sahabat yang
dikomandani oleh Aisyah, Ummul
Mukminin. Puncak konflik ini
menyebabkan meletusnya Perang
Jamal (Perang Unta). Dinamakan demikian karena Aisyah
mengendarai unta. Thalhah bin
Ubaidillah dan Zubair bin Awwam
yang berada di pihak Aisyah gugur,
sedangkan Aisyah tertawan. Pertentangan politik antara Ali dan
Muawiyah mengakibatkan pecahnya
Perang Shiffin pada 37 H. Pasukan Ali
yang berjumlah sekitar 95.000
orang melawan 85.000 orang
pasukan Muawiyah. Ketika peperangan hampir berakhir,
pasukan Ali berhasil mendesak
pasukan Muawiyah. Namun sebelum
peperangan dimenangkan, muncul
Amr bin Ash mengangkat mushaf Al-
Qur'an menyatakan damai. Terpaksa Ali memerintahkan
pasukannya untuk menghentikan
peperangan, dan terjadilah gencatan
senjata. Akibat kebijakan Ali itu,
pasukannya pecah menjadi tiga
bagian. Kelompok Syiah dengan segala resiko dan pemahaman
mereka tetap mendukungnya.
Kelompok Murjiah yang menyatakan
mengundurkan diri. Dan kelompok
Khawarij yang memisahkan diri serta
menyatakan tidak senang dengan tindakan Ali. Kelompok ketiga inilah yang
akhirnya memberontak, dan
menyatakan ketidaksetujuan
mereka terhadap Ali sebagai
khalifah, Muawiyah sebagai
penguasa Suriah dan Amr bin Ash sebagai penguasa Mesir. Mereka
berencana membunuh ketiga
pemimpin itu. Untuk mewujudkan rencana
tersebut, mereka menyuruh
Abdurrahman bin Muljam untuk
membunuh Ali bin Abi Thalib di
Kufah; Amr bin Bakar bertugas
membunuh Amr bin Ash di Mesir; dan Hujaj bin Abdullah ditugaskan
membunuh Muawiyah di Damaskus. Hujaj tidak berhasil membunuh
Muawiyah lantara dijaga ketat oleh
pengawal. Sedangkan Amr bin Bakar
tanpa sengaja membunuh Kharijah
bin Habitat yang dikiranya Amr bin
Ash. Saat itu Amr bin Ash sedang sakit sehingga yang
menggantikannya sebagai imam
shalat adalah Kharijah. Akibat
perbuatannya, Kharijah pun dibunuh
pula. Sedangkan Abdurrahman bin Muljam
berhasil membunuh Ali yang saat itu
tengah menuju masjid. Khalifah Ali
wafat pada tanggal 19 Ramadhan 40
H dalam usia 63 tahun. Syahidnya Ali
bin Abi Thalib menandai berakhirnya era Khulafaur Rasyidin.

Kisah Sahabat Nabi: Khansa binti Amr, Ibunda Para Syuhada

Khansa terkenal
dengan julukan
"Ibunda Para
Syuhada". Ia dilahirkan pada zaman jahiliyah dan
tumbuh besar di tengah suku
bangsa Arab mulia, yaitu Bani
Mudhar. Sehingga banyak sifat mulia
yang terdapat dalam dirinya. Ia adalah seorang yang fasih, mulia,
murah hati, tenang, pemberani,
tegas, tak kenal pura-pura dan suka
berterus terang. Selain keutamaan
itu, ia pun pandai bersyair. Ia
terkenal dengan syair-syairnya yang berisi kenangan kepada orang-
orang tercinta yang telah tiada.
Terutama kepada kedua orang
saudara lelakinya, yaitu Muawiyah
dan Sakhr yang telah meninggal
dunia. Khansa sering bersyair tentang
kedua saudaranya itu sehingga ia
ditegur oleh Umar bin Khathab. Umar
pernah bertanya kepada Khansa,
"Mengapa matamu bengkak-
bengkak?" "Karena aku terlalu banyak
menangisi pejuang-pejuang Mudhar
yang terdahulu," jawab Khansa. Umar berkata, "Wahai Khansa,
mereka semua ahli neraka." "Justru itulah yang membuatku lebih
kecewa dan sedih lagi. Dahulu aku
menangisi Sakhr atas kehidupannya,
sekarang aku menangisinya karena
ia ahli neraka." Khansa menikah dengan Rawahah
bin Abdul Azis As-Sulami. Dari
pernikahan itu ia mendapatkan
empat orang anak laki-laki. Melalui
pembinaan dan pendidikan
tangannya yang dingin, keempat anak lelakinya ini tumbuh menjadi
pahlawan-pahlawan Islam yang
terkenal. Dan Khansa sendiri terkenal
sebagai ibu para syuhada. Hal itu
karenakan dorongannya terhadap
keempat anak lelakinya yang telah gugur sebagai syahid di medan
Perang Qadisiyah. Sebelum peperangan dimulai,
terjadilah perdebatan sengit di
rumah Khansa. Di antara keempat
putranya saling berebut kesempatan
mengenai siapakah yang akan ikut
berperang melawan tentara Persia, dan siapakah yang harus tinggal di
rumah bersama ibunda mereka.
Keempatnya saling menunjuk yang
lain untuk tinggal di rumah. Masing-
masing ingin turut berjuang
melawan musuh-musuh Allah. Rupanya perdebatan mereka itu
terdengar oleh Khansa. Maka Khansa mengumpulkan
keempat anaknya dan berkata,
"Wahai anak-anakku,
sesungguhnya kalian memeluk
agama ini tanpa paksaan. Kalian
telah berhijrah dengan kehendak sendiri. Demi Allah, yang tiada Tuhan
selain dia, sesungguhnya kalian ini
putra-putra dari seorang lelaki dan
seorang perempuan yang sama.
Tidak pantas bagiku untuk
mengkhianati ayahmu, atau membuat malu pamanmu, atau
mencoreng arang di kening
keluargamu." Khansa berhenti sebentar, kemudian
melanjutkan, "Jika kalian telah
melihat perang, singsingkanlah
lengan baju dan berangkatlah.
Majulah paling depan, niscaya kalian
akan mendapatkan pahala di akhirat, negeri keabadian.
Sesungguhnya tiada Tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah utusan
Allah. Inilah kebenaran sejati, maka
berperanglah dan bertempurlah
sampai mati. Wahai anakku, carilah maut niscaya kalian dianugerahi
hidup." Pemuda-pemuda itu pun keluar
menuju medan perang. Mereka
berjuang mati-matian melawan
musuh, sehingga banyak yang
tewas di tangan mereka. Akhirnya
mereka pun satu per satu gugur sebagai syahid. Ketika Khansa
mendengar kematian dan
kesyahidan putra-putranya, sedikit
pun ia tak merasa sedih. Bahkan ia berkata, "Segala puji bagi
Allah yang telah memuliakanku
dengan syahidnya putra-putraku.
Semoga Allah segera memanggilku
dan berkenan mempertemukanku
dengan mereka dalam naungan rahmat-Nya yang luas." Khansa wafat pada permulaan
pemerintahan Khalifah Utsman bin
Affan, pada tahun ke-24 Hijriyah.

Kisah Sahabat Nabi: Amr bin Ash, Sang Pembebas Mesir

Ada
tiga orang pemuka
Quraisy yang sangat
menyusahkan
Rasulullah SAW disebabkan sengitnya perlawanan
mereka terhadap dawah beliau dan
siksaan mereka terhadap
sahabatnya. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW selalu
berdoa dan memohon kepada Allah
agar menurunkan azabnya pada
mereka. Tiba-tiba, tatkala beliau
berdoa dan memohon, turunlah
firman Allah: "Tak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan
mereka itu atau Allah menerima
taubat mereka, atau mengazab
mereka karena sesungguhnya
mereka itu orang-orang yang
zalim." (QS Ali Imran: 128) Rasulullah SAW memahami bahwa
maksud ayat itu ialah menyuruhnya
agar menghentikan doa
permohonan azab dan
menyerahkan urusan mereka
kepada Allah semata. Kemungkinan, mereka tetap berada dalam
keaniayaan hingga akan menerima
azab-Nya. Atau mereka bertaubat
dan Allah menerima taubat mereka
hingga akan memperoleh rahmat
karunia-Nya. Amr bin Ash adalah salah satu dari
ketiga orang tersebut. Allah
memilihkan bagi mereka jalan untuk
bertaubat dan menerima rahmat,
maka ditunjuki-Nya mereka jalan
untuk menganut Islam. Dan Amr bin Ash pun beralih rupa menjadi
seorang Muslim pejuang, dan salah
seorang panglima yang gagah
berani. Para ahli sejarah biasa menggelari
Amr bin Ash sebagai “Penakluk
Mesir”. Namun gelar ini tidaklah
tepat, yang paling tepat untuk Amr
adalah “Pembebas Mesir”. Islam
membuka negeri itu bukanlah menurut pengertian yang lazim
digunakan di masa modern ini, tetapi
maksudnya ialah membebaskannya
dari cengkraman dua kerajaan besar
yang menjajah negeri ini serta
rakyatnya dari perbudakan dan penindasan yang dahsyat, yaitu
imperium Persi dan Romawi. Mesir sendiri, ketika pasukan perintis
tentara Islam memasuki wilayahnya,
merupakan jajahan dari Romawi,
sementara perjuangan penduduk
untuk menentangnya tidak
membuahkan hasil apa-apa. Maka tatkala dari tapal batas kerajaan-
kerajaan itu bergema suara takbir
dari pasukan-pasukan yang
beriman: “Allahu Akbar, Allahu
Akbar“, mereka pun dengan
berduyun-duyun segera menuju fajar yang baru terbit itu lalu
memeluk Agama Islam yang
dengannya mereka menemukan
kebebasan mereka dari kekuasaan
kisra maupun kaisar. Jika demikian halnya, Amr bin Ash
bersama anak buahnya tidaklah
menaklukkan Mesir. Mereka
hanyalah merintis serta membuka
jalan bagi Mesir agar dapat mencapai
tujuannya dengan kebenaran dan mengikat norma dan peraturan-
peraturannya dengan keadilan, serta
menempatkan diri dan hakikatnya
dalam cahaya kalimat-kalimat Ilahi
dan dalam prinsip-prinsip Islami. Amr bin Ash tidaklah termasuk
angkatan pertama yang masuk
Islam. Ia baru masuk Islam bersama
Khalid bin Walid tidak lama sebelum
dibebaskannya kota Makkah. Anehnya keislamannya itu diawali
dengan bimbingan Negus raja
Habsyi. Sebabnya ialah karena Negus
ini kenal dan menaruh rasa hormat
terhadap Amr yang sering bolak-
balik ke Habsyi dan mempersembahkan barang-barang
berharga sebagai hadiah bagi raja. Di
waktu kunjungannya yang terakhir
ke negeri itu, tersebutlah berita
munculnya Rasul yang menyebarkan
tauhid dan akhlak mulia di tanah Arab. Raja Habsyi itu menanyakan kepada
Amr kenapa ia tak hendak beriman
dan mengikutinya, padahal orang itu
benar-benar utusan Allah? “Benarkah begitu?” tanya Amr
kepada Negus. “Benar,” jawab Negus. “Turutilah
petunjukku, hai Amr dan ikutilah dia!
Sungguh dan demi Allah, ia adalah di
atas kebenaran dan akan
mengalahkan orang-orang yang
menentangnya.” Secepatnya Amr ia mengarungi
lautan kembali ke kampung
halamannya, lalu mengarahkan
langkahnya menuju Madinah untuk
menyerahkan diri kepada Allah.
Dalam perjalanan ke Madinah itu ia bertemu dengan Khalid bin Walid
dan Utsman bin Thalhah, yang juga
datang dari Makkah dengan maksud
hendak baiat kepada Rasulullah
SAW. Ketika Rasulullah melihat ketiga
orang itu datang, wajahnya pun
berseri-seri, lalu berkata kepada
para sahabat, “Makkah telah melepas
jantung-jantung hatinya kepada
kita.” Mula-mula tampil Khalid dan
mengangkat baiaat. Kemudian
majulah Amr dan berkata, “Wahai
Rasulullah, aku akan baiat kepada
anda, asal saja Allah mengampuni
dosa-dosaku yang terdahulu.” Maka Rasulullah menjawab, “Hai
Amr, berbaiatlah, karena Islam
menghapus dosa-dosa yang
sebelumnya.” Tatkala Rasulullah SAW wafat, Amr
bin Ash sedang berada di Oman
menjadi gubernurnya. Dan di masa
pemerintahan Umar bin Al-Khathab,
jasa-jasanya dapat disaksikan dalam
peperangan-peperangan di Suriah, kemudian dalam membebaskan
Mesir dari penjajahan Romawi. Amr tidak hanya seorang panglima
perang tangguh sebagaimana Ali bin
Abi Thalib dan beberapa sahabat
lain. Ia tidak hanya seorang diplomat
ulung sebagaimana Muawiyah. Tapi
juga seorang negarawan yang pintar memerintah. Bahkan bentuk tubuh,
cara berjalan dan bercakapnya,
memberi isyarat bahwa ia diciptakan
untuk menjadi amir atau penguasa.
Hingga pernah diriwayatkan bahwa
pada suatu hari Amirul Mukminin Umar bin Al-Khathab melihatnya
datang. Ia tersenyum melihat
caranya berjalan itu, lalu berkata,
“Tidak pantas bagi Abu Abdillah
untuk berjalan di muka bumi kecuali
sebagai amir.” Tetapi di samping itu ia juga memiliki
sifat amanat, menyebabkan Umar bin
Al-Khathab—seorang yang terkenal
amat teliti dalam memilih gubernur-
gubernurnya—menetapkannya
sebagai gubernur di Palestina dan Yordania, kemudian di Mesir selama
hayatnya Al-Faruq. Amr bin Ash adalah seorang yang
berpikiran tajam, cepat tanggap dan
berpandangan jauh ke depan. Di
samping itu ia juga seorang yang
amat berani dan berkemauan keras
dan cerdik. Pada tahun ke-43 Hijriyah, Amr bin
Ash wafat di Mesir ketika menjadi
gubernur di sana. Di saat-saat
kepergiannya itu, ia mengemukakan
riwayat hidupnya. “Pada mulanya
aku ini seorang kafir, dan orang yang amat keras sekali terhadap
Rasulullah SAW hingga seandainya
aku meninggal pada saat itu, pastilah
masuk neraka. Kemudian aku
membaiat kepada Rasulullah SAW,
maka tak seorang pun di antara manusia yang lebih kucintai, dan
lebih mulia dalam pandangan
mataku, daripada beliau. Dan
seandainya aku diminta untuk
melukiskannya, maka aku tidak
sanggup karena disebabkan hormatku kepadanya, aku tak kuasa
menatapnya sepenuh mataku. Maka
seandainya aku meninggal pada saat
itu, besar harapan akan menjadi
penduduk surga. Kemudian setelah
itu, aku diberi ujian dengan beroleh kekuasaan begitu pun dengan hal-
hal lain. Aku tidak tahu, apakah ujian
itu akan membawa keuntungan bagi
diriku ataukah kerugian.” Lalu diangkatnya kepalanya ke arah
langit dengan hati yang tunduk,
sambil bermunajat kepada Tuhannya
Yang Maha Besar lagi Maha Pengasih,
seraya berdoa, “Ya Allah, daku ini
orang yang tak luput dari kesalahan, maka mohon dimaafkan. Daku tak
sunyi dari kelemahan, maka mohon
diberi pertolongan. Sekiranya daku
tidak beroleh rahmat karunia-Mu,
pasti celakalah nasibku.”

Kisah Sahabat Nabi: Amr bin Jamuh, Menggapai Surga dengan Kaki Pincang

Amr
bin Jamuh adalah
salah seorang
pemimpin Yatsrib
pada masa jahiliyah. Dia ipar Abdull bin Amr bin Haram,
juga kepala suku Bani Salamah yang
dihormati yang dihormati karena
pemurah dan memiliki peri
kemanusiaan yang tinggi serta
gemar menolong orang-orang yang membutuhkan Telah menjadi kebiasaan para
bangsawan jahiliyah untuk
menempatkan patung di rumah
mereka masing-masing. Dengan
demikian, mereka bisa mengambil
berkah dan dan memuja patung tersebut setiap saat. Selain itu, untuk
memudahkan mereka meletakkan
sesajen sembari mengadukan
keluhan-keluhan mereka pada
waktu yang diperlukan. Patung di rumah Amr bin Jamuh
bernama “Manat”. Patung itu terbuat
dari kayu, indah dan mahal
harganya. Untuk perawatannya, Amr
bin Jamuh terkadang harus
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Hampir setiap hari patung itu
dibersihkan dan diminyaki dengan
wangi-wangian khusus dan mahal. Tatkala cahaya Islam mulai bersinar
di Yatsrib dari rumah ke rumah, usia
Amr bin Jamuh sudah lewat 60
tahun. Tiga orang putranya:
Mu’awadz, Mu’adz dan Khalad, serta
seorang kawan sebaya mereka, Mu’adz bin Jabal, telah masuk Islam
di tangan Mush‘ab bin Umair, sang
duta Islam. Bersamaan dengan
ketiga putranya, masuk Islam pula
ibu mereka Hindun, istri Amr bin
Jamuh. Amr tidak mengetahui kalau mereka telah masuk Islam. Saat itu, para bangsawan dan
pemuka suku di Yatsrib (Madinah)
telah banyak yang masuk Islam.
Hindun yang sangat mencintai dan
menghormati suaminya khawatir
kalau suaminya mati dalam keadaan kafir lalu masuk neraka. Sebaliknya
Amr sangat mencemaskan
keluarganya yang akan
meninggalkan agama nenek
moyang mereka. Dia takut putra-
putranya terpengaruh oleh dakwah yang disebarkan oleh Mush’ab bin
Umair. Karena dalam tempo singkat
Mush’ab berhasil merubah agama
orang banyak dan menjadikan
mereka Muslim. Oleh sebab itu, Amr selalu berkata
kepada istrinya, “Hai Hindun, hati-
hatilah menjaga anak-anak, agar
mereka jangan sampai bertemu
dengan orang itu (Mush ‘ab bin
‘Umair)!” “Ya," jawab istrinya. "Tapi apakah
kau pernah mendengar putra kita
bercerita mengenai pemuda itu?” “Celaka! Apakah Mu’adz telah masuk
agama orang itu?" tanya Amr gusar. “Tidak, bukan begitu! Tetapi Mu’adz
pernah hadir dalam majelis orang itu,
dia ingat kata-katanya,” jawab
istrinya menenteramkan hati Amr. "Panggillah dia kemari!” perintah
suaminya. Ketika Mu’adz hadir di hadapan
ayahnya, Amr berkata, “Coba baca
kata-kata yang pernah diucapkan
orang itu. Bapak ingin
mendengarkannya." Mu’adz membacakan surat Al-Fatihah
kepada bapaknya. “Alangkah bagus dan indahnya
kalimat itu. Apakah setiap
ucapannya seperti itu?” tanya Amr. “Bahkan lebih bagus dari itu.
Bersediakah ayah baiat dengannya?
Rakyat ayah telah banyak yang baiat
dengan dia,” kata Mu’adz. Orang tua itu diam sebentar.
Kemudian dia berkata, “Aku tidak
akan melakukannya sebelum
musyawarah lebih dahulu dengan
Manat. Aku menunggu apa yang
dikatakan Manat.” “Bagaimana Manat bisa menjawab?
Bukankah itu benda mati, tidak bisa
berpikir dan tidak bisa berbicara?”
kata Mu’adz. “Kukatakan padamu, aku tidak akan
mengambil keputusan tanpa dia!”
tegas Amr. Putra-putranya mengetahui benar
kapan ayah mereka menyembah
berhala itu. Mereka juga tahu kalau
hati ayah mereka mulai goyah. Oleh
sebab itu, mereka mencari jalan
bagaimana cara menghilangkan patung tersebut dari hati Amr bin
Jamuh. Salah satu jalannya adalah
menyingkirkan berhala tersebut dari
rumah mereka dan membuangnya
jauh-jauh. Pada suatu malam, putra-putra Amr
dan bersama Mu’adz bin Jabal
menyusup ke dalam rumah lalu
mengambil berhala tersebut dan
membuangnya ke dalam lubang
kotoran manusia. Tidak seorang pun yang mengetahui dan melihat
perbuatan mereka itu. Pagi harinya, Amr tidak melihat
Manat di tempatnya. Ia bergegas
mencari berhala tersebut dan
akhirnya menemukan di tempat
pembuangan kotoran. Bukan main
marahnya Amr bin Jamuh melihat kondisi sesembahannya itu. Setelah
membersihkan sang berhala dan
memberinya wewangian, ia kembali
meletakkannya di tempat semula. Malam berikutnya, Muadz bin Jabal
dan putra-putra Amr
memperlakukan berhala itu seperti
sebelumnya. Demikian juga pada
malam-malam berikutnya. Akhirnya,
habislah kesabaran Amr. Diambilnya pedang, kemudian
digantungkannya di leher Manat,
seraya berkata, " Hai Manat, jika
kamu memang hebat, tentu bisa
menjaga dirimu dari aniaya orang
lain!" Keesokan harinya, Amr bin Jamuh
tidak menemukan berhalanya
kembali. Ketika ia cari, benda
tersebut ditemukannya di tempat
pembuangan hajat, terikat bersama
bangkai seekor anjing. Di saat ia keheranan, marah dan kecewa,
muncullah beberapa pemuka
Madinah yang telah masuk Islam.
Sambil menunjuk berhala yang
terikat dengan bangkai anjing itu,
mereka berusaha mengetuk hati Amr bin Jamuh agar menggapai
hidayah Allah. Akhirnya ia sadar, bahwa Manat tak
dapat berbuat apa-apa. Manat
ternyata tak mempunyai sifat
ketuhanan sedikit pun. Selama ini, ia
berpikir bahwa kekayaan yang ia
miliki itu datang dari Manat. Sekarang ia sadar, bahwa Manat bukanlah
Tuhan yang dapat memberinya
rezeki dan petunjuk. Ia kemudian membersihkan badan
dan pakaiannya, memakai
wewangian, lalu bergegas menemui
Nabi Muhammad SAW untuk
menyatakan keislamannya. Amr bin
Jamuh merasakan bagaimana manisnya iman. Dia sangat menyesali
dosa-dosanya selama dalam
kemusyrikan. Maka setelah masuk
Islam, ia mengarahkan seluruh
hidupnya, hartanya, dan anak-
anaknya dalam menaati perintah Allah dan Rasul-Nya. Tatkala terjadi Perang Badar, Amr bin
Jamuh bersiap-siap hendak turut
bergabung, namun sayang
Rasulullah tak mengizinkannya turut
serta—melihat kondisinya yang
renta dan pincang. Beliau memberikan keringanan padanya
untuk tidak ikut berperang. Namun ketika terjadi Perang Uhud, ia
pun bersiap-siap hendak turut
berjihad. Namun putra-putranya
melarang. Ia pun nekat menemui
Rasulullah dan berkata, "Wahai
Rasulullah, putra-putraku melarangku berbuat kebajikan.
Mereka keberatan jika aku ikut
berperang karena sudah tua dan
pincang. Demi Allah, dengan
pincangku ini, aku bertekad meraih
surga." Rasulullah pun akhirnya
mengizinkan Amr bin Jamuh turut
serta dalam Perang Uhud. Dengan
suara mengiba ia memohon kepada
Allah SWT, "Ya Allah, berilah aku
kesempatan untuk memperoleh syahid. Jangan kembalikan aku
kepada keluargaku." Tatkala perang berkecamuk, kaum
Muslimin berpencar. Amr bin Jamuh
berada di barisan paling depan. Dia
melompat dan berjingkat seraya
mengelebatkan pedangnya ke arah
musuh-musuh Allah, sambil berteriak, "Aku ingin surga, aku
ingin surga!" Apa yang didambakan Amr akhirnya
terwujud jua. Ia gugur sebagai
syahid bersama beberapa sahabat
lainnya. Tatkala perang berakhir,
Rasulullah SAW memerintahkan
untuk memakamkan jasad Abdullah bin Amr bin Haram dan Amr bin
Jamuh dalam satu liang lahat. Semasa
hidup, mereka berdua adalah
sahabat setia yang saling
menyayangi. Dalam riwayat lain
disebutkan, Amr bin Jamuh dimakamkan satu liang dengan
putranya, Khalad bin Amr. Setelah 46 tahun berlalu, tanah
pemakaman itu dilanda banjir. Kaum
Muslimin terpaksa memindahkan
jasad para syuhada. Kala itu, Jabir bin
Abdullah bin Haram—putra Abdullah
bin Amr bin Haram—masih hidup. Bersama keluarganya, ia
memindahkan jasad ayahnya,
Abdullah bin Haram dan Amr bin
Jamuh. Mereka mendapatkan kedua
jasad syuhada itu tetap utuh. Tak
sedikit pun dari tubuh mereka yang dimakan tanah. Bahkan keduanya
seperti tertidur nyenyak dengan
bibir menyunggingkan senyum.

Kisah Sahabat Nabi: Ammar bin Yasir, Calon Penghuni Surga

Yasir bin Amir,
ayahanda Ammar,
berangkat
meninggalkan negerinya di Yaman guna mencari
dan menemui salah seorang
saudaranya. Rupanya ia berkenan
dan merasa betah tinggal di Makkah.
Bermukimlah ia di sana dan
mengikat perjanjian persahabatan dengan Abu Hudzaifah ibnul
Mughirah. Abu Hudzaifah mengawinkannya
dengan salah seorang sahayanya
bernama Sumayyah binti Khayyath,
dan dari perkawinan ini, kedua
suami istri itu dikaruniai seorang
putra bernama Ammar. Keislaman mereka termasuk dalam
golongan Assabiqunal Awwalun
(generasi pertama). Dan
sebagaimana halnya orang-orang
saleh yang termasuk dalam
golongan yang pertama masuk Islam, mereka cukup menderita
karena siksa dan kekejaman Quraisy. Orang-orang Quraisy menjalankan
siasat terhadap Kaum Muslimin
sesuai situasi dan kondisi.
Seandainya mereka ini golongan
bangsawan dan berpengaruh,
mereka hadapi dengan ancaman dan gertakan. Dan setelah itu mereka
lancarkan kepadanya perang urat
syaraf yang amat sengit. Dan sekiranya yang beriman itu dari
kalangan penduduk Makkah yang
rendah martabatnya dan yang
miskin, atau dari golongan budak
belian, maka mereka didera dan
disulutnya dengan api bernyala. Maka keluarga Yasir termasuk dalam
golongan yang kedua ini. Dan soal
penyiksaan mereka, diserahkan
kepada Bani Makhzum. Setiap hari
Yasir, Sumayyah dan Ammar dibawa
ke padang pasir Makkah yang demikian panas, lalu didera dengan
berbagai azab dan siksa. Penderitaan dan pengalaman
Sumayyah dari siksaan ini amat ngeri
dan menakutkan, namun Sumayyah
telah menunjukkan sikap dan
pendirian tangguh, yang dari awal
hingga akhirnya telah membuktikan kepada kemanusiaan suatu
kemuliaan yang tak pernah hapus
dan kehormatan yang pamornya tak
pernah luntur. Rasulullah SAW selalu mengunjungi
tempat-tempat yang diketahuinya
sebagai arena penyiksaan bagi
keluarga Yasir. Ketika itu tidak suatu
apa pun yang dimilikinya untuk
menolak bahaya dan mempertahankan diri. Pengorbanan-pengorbanan mulia
yang dahsyat ini tak ubahnya
dengan tumbal yang akan menjamin
bagi Agama dan akidah keteguhan
yang takkan lapuk. Ia juga menjadi
contoh teladan yang akan mengisi hati orang-orang beriman dengan
rasa simpati, kebanggaan dan kasih
sayang. Ia adalah menara yang akan
menjadi pedoman bagi generasi-
generasi mendatang untuk
mencapai hakikat agama, kebenaran dan kebesarannya. Demikianlah, berlaku pula bagi
agama Islam. Makna ini telah
dijelaskan oleh Al-Qur'an kepada
Kaum Muslimin bukan hanya pada
satu atau dua ayat. Firman Allah SWT: "Apakah manusia
mengira bahwa mereka akan
dibiarkan mengatakan: “Kami telah
beriman” padahal mereka belum lagi
diuji?" (QS Al-Ankabut: 2) "Apakah kalian mengira akan dapat
masuk surga, padahal belum lagi
terbukti bagi Allah orang-orang
yang berjuang di antara kalian,
begitu pun orang-orang yang
tabah?" (QS Ali Imran: 142) "Sungguh, Kami telah menguji
orang-orang sebelum mereka,
hingga terbuktilah bagi Allah orang-
orang yang benar dan terbukti pula
orang-orang yang dusta." (QS Al-
Ankabut: 3) Memang demikianlah Al-Qur’an
mendidik putra dan para
pendukungnya, bahwa
pengorbanan merupakan esensi
atau saripati keimanan. Dan bahwa
kepahlawanan menghadapi kekejaman dan kekerasan dihadapi
dengan kesabaran, keteguhan dan
pantang mundur. Maka Sumayyah,
Yasir, dan Ammar adalah golongan
luar biasa yang beroleh berkah ini. Pada suatu hari, ketika Rasulullah
SAW mengunjungi mereka, Ammar
berkata, "Wahai Rasulullah, azab
yang kami derita telah sampai ke
puncak." Rasulullah SAW berkata, "Sabarlah,
wahai Abal Yaqdhan... Sabarlah
wahai keluarga Yasir, tempat yang
dijanjikan bagi kalian ialah surga!" Siksaan yang diami oleh Ammar
dilukiskan oleh kawan-kawannya
dalam beberapa riwayat. Berkata
Amar bin Hakam, "Ammar itu disiksa
sampai-sampai ia tak menyadari apa
yang diucapkannya.” Ammar bin Maimun melukiskan,
"Orang-rang musyrik membakar
Ammar bin Yasir dengan api. Maka
Rasulullah SAW lewat di tempatnya,
memegang kepalanya dengan
tangan beliau, sambil bersabda, 'Hai api, jadilah kamu sejuk dingin di
tubuh Ammar, sebagaimana dulu
kamu juga sejuk dingin di tubuh
Ibrahim!” Bagaimanapun juga, semua bencana
itu tidaklah dapat menekan jiwa
Ammar, walau telah menekan
punggung dan menguras
tenaganya. Ia baru merasa dirinya
benar-benar celaka, ketika pada suatu hari tukang-tukang cambuk
dan para penderanya menghabiskan
segala daya upaya dalam
melampiaskan kezaliman dan
kekejiannya. Semenjak hukuman
bakar dengan besi panas, sampai disalib di atas pasir panas dengan
ditindih batu laksana bara merah,
bahkan sampai ditenggelamkan ke
dalam air hingga sesak nafasnya dan
mengelupas kulitnya yang penuh
dengan luka. Pada hari itu, ketika ia telah tak
sadarkan diri lagi karena siksaan
yang demikian berat, orang-orang
itu berkata kepadanya, “Pujalah
olehmu tuhan-tuhan kami!” Ammar pun mengikuti perintah
mereka tanpa menyadari apa yang
keluar dari bibirnya. Ketika siuman
sebentar akibat dihentikannya
siksaan, tiba-tiba ia sadar akan apa
yang telah diucapkannya, maka hilanglah akalnya dan terbayanglah
di matanya betapa besar kesalahan
yang telah dilakukannya, suatu dosa
besar yang tak dapat ditebus dan
diampuni lagi. Ketika Rasulullah SAW menemui
sahabatnya itu didapatinya ia sedang
menangis, maka disapunyalah
tangisnya itu dengan tangan beliau
seraya berkata, "Orang-orang kafir
itu telah menyiksamu dan menenggelamkanmu ke dalam air
sampai kamu mengucapkan begini
dan begitu?” “Benar, wahai RasuIullah," ujar
Ammar. Rasulullah tersenyum berkata, “Jika
mereka memaksaimu lagi, tidak apa,
ucapkanlah seperti apa yang kamu
katakan tadi!” Lalu dibacakan Rasulullah
kepadanya ayat mulia berikut ini:
"Kecuali orang yang dipaksa, sedang
hatinya tetap teguh dalam
keimanan..." (QS An-Nahl: 106) Kembalilah Ammar diliputi oleh
ketenangan dan dera yang menimpa
tubuhnya. Ia tak lagi merasakan
sakit. Jiwanya tenang. Ia
menghadapi cobaan dan siksaan itu
dengan ketabahan luar biasa, hingga pendera-penderanya merasa
lelah dan menjadi lemah, bertekuk
lutut di hadapan tembok keimanan
yang begitu kokoh. Setelah Rasulullah SAW ke Madinah,
kaum Muslimin tinggal bersama
beliau bermukim di sana, secepatnya
masyarakat Islam terbentuk dan
menyempurnakan barisannya. Maka
di tengah-tengah masyarakat Islam yang beriman ini, Ammar pun
mendapatkan kedudukan yang
tinggi. Rasulullah amat sayang
kepadanya, dan beliau sering
membanggakan keimanan dan
ketakwaan Ammar kepada para shahabat. Rasulullah bersabda, "Diri Ammar
dipenuhi keimanan sampai ke tulang
punggungnya!” Dan sewaktu terjadi selisih paham
antara Khalid bin Walid dengan
Ammar, Rasulullah SAW bersabda,
“Siapa yang memusuhi Ammar, maka
ia akan dimusuhi Allah. Dan siapa
yang membenci Ammar, maka ia akan dibenci Allah!" Maka tak ada pilihan bagi Khalid bin
Walid, pahlawan Islam itu, selain
segera mendatangi Ammar untuk
mengakui kekhilafannya dan
meminta maaf. Jika Rasulullah SAW telah
menyatakan kesayangannya
terhadap seorang Muslim demikian
rupa, pastilah keimanan orang itu,
kecintaan dan jasanya terhadap
Islam, kebesaran jiwa dan ketulusan hati serta keluhuran budinya telah
mencapai batas dan puncak
kesempurnaan. Demikian halnya Ammar, berkat
nikmat dan petunjuk-Nya, Allah telah
memberikan kepada Ammar
ganjaran setimpal, dan menilai
takaran kebaikannya secara penuh.
Hingga disebabkan tingkatan petunjuk dan keyakinan yang telah
dicapainya, maka Rasulullah
menyatakan kesucian imannya dan
mengangkat dirinya sebagai contoh
teladan bagi para sahabat. Beliau bersabda, “Contoh dan
ikutilah setelah kematianku nanti,
Abu Bakar dan Umar. Dan ambillah
pula hidayah yang dipakai Ammar
untuk jadi bimbingan!” Ketika Rasulullah dan kaum Muslimin
membangun masjid di Madinah,
beliau turut serta mengangkat batu
dan melakukan pekerjaan yang
paling sukar. Di tengah-tengah
khalayak ramai yang sedang hilir mudik itu, terlihatlah Ammar bin Yasir
sedang mengangkat batu besar. Rasulullah juga melihat Ammar, dan
langsung mendekatinya. Setelah
berhampiran, maka beliau
mengipaskan debu yang menutupi
kepala Ammar dengan tangannya.
kemudian bersabda di hadapan semua shahabatnya, "Malangnya
Ibnu Sumayyah, ia dibunuh oleh
golongan pendurhaka!" Kata-kata itu diulangi oleh Rasulullah
sekali lagi... kebetulan bertepatan
dengan ambruknya dinding di atas
tempat Ammar bekerja, hingga
sebagian kawannya menyangka
bahwa ia tewas yang menyebabkan Rasulullah meratapi kematiannya itu. Para sahabat terkejut dan menjadi
ribut karenanya, tetapi dengan nada
menenangkan dan penuh kepastian,
Rasulullah menjelaskan, "Tidak,
Ammar tidak apa-apa. Hanya nanti ia
akan dibunuh oleh golongan pendurhaka!" Ammar mendengarkan ramalan itu
dan meyakini kebenaran pandangan
yang disingkapkan oleh Rasulullah.
Tetapi ia tidak merasa gentar, karena
semenjak menganut Islam ia telah
dicalonkan untuk menghadapi maut dan mati syahid di setiap detik, baik
siang maupun malam. Ammar selalu terjun bersama
Rasulullah dalam tiap perjuangan
dan peperangan bersenjata, baik di
Badar, Uhud, Khandaq, dan Tabuk.
Dan tatkala Rasulullah telah wafat,
perjuangan Ammar tidaklah berhenti. Ia terus berjuang dan
berjihad menegakkan agama Allah. Ketika terjadi pertentangan antara
Khalifah Ali bin Abi Thalib dan
Muawiyah, Ammar berdiri di samping
menantu Rasulullah tersebut. Bukan
karena fanatik atau berpihak, tetapi
karena tunduk kepada kebenaran dan teguh memegang janji! Ali
adalah khalifah kaum Muslimin, dan
berhak menerima baiat sebagai
pemimpin umat. Ketika meletus Perang Shiffin yang
mengerikan itu, Ammar ikut
bersamanya. Padahal saat itu usianya
telah mencapai 93 tahun. Orang-
orang dari pihak Muawiyah mencoba
sekuat daya untuk menghindari Ammar, agar pedang mereka tidak
menyebabkan kematiannya hingga
menjadi manusia “golongan
pendurhaka”. Tetapi keperwiraan Ammar yang
berjuang seolah-olah ia satu
pasukan tentara juga,
menghilangkan pertimbangan dan
akal sehat mereka. Maka sebagian
dari anak buah Muawiyah mengintai- ngintai kesempatan untuk
menewaskannya. Hingga setelah
kesempatan itu terbuka, mereka pun
membunuh Ammar. Maka sekarang tahulah orang-orang
siapa kiranya golongan pendurhaka
itu, yaitu golongan yang membunuh
Ammar, yang tidak lain dari pihak
Muawiyah! Jasad Ammar bin Yassir kemudian
dipangku Khalifah Ali, dibawa
sebuah ke tempat untuk dishalatkan
bersama kaum Muslimin, lalu
dimakamkan dengan pakaiannya. Setelah itu, para sahabat kemudian
berkumpul dan saling berbincang.
Salah seorang berkata, “Apakah kau
masih ingat waktu sore hari itu di
Madinah, ketika kita sedang duduk-
duduk bersama Rasulullah SAW dan tiba-tiba wajahnya berseri-seri lalu
bersabda, "Surga telah merindukan
Ammar?" "Benar," jawab yang lain. “Dan waktu itu juga disebutnya
nama-nama lain, di antaranya Ali,
Salman dan Bilal..." timpal seorang
lagi. Bila demikian halnya, maka surga
benar-benar telah merindukan
Ammar. Dan jika demikian, maka
telah lama surga merindukannya,
sedang kerinduannya
tertangguhkan, menunggu Ammar menyelesaikan kewajiban dan
memenuhi tanggungjawabnya. Dan
tugas itu telah dilaksanakannya dan
dipenuhinya dengan hati gembira.

Kisah Sahabat Nabi: Ashim bin Tsabit, Jasadnya Dijaga Allah

Perang Badar baru
saja usai. Kaum
Quraisy bertekad
membalas kekalahan mereka. Kedengkian dan nafsu
untuk balas dendam terus berkobar
di dada kaum Quraiys. Tidak saja
kaum pria, bahkan perempuan-
perempuan bangsawan kaum
Quraisy pun turut pula ke Uhud untuk menggelorakan semangat
perang. Di antara para wanita itu terdapat
Hindun binti Utbah (istri Abu Sufyan
bin Harb), Raithah binti Munabbih
(istri Amr bin Ash), Sulafah binti Sa’ad
beserta suaminya, Thalhah, dan tiga
orang anak laki-lakinya: Musafi', Julas, dan Kilab, serta banyak lagi
wanita-wanita lainnya. Ketika pasukan-pasukan Islam dan
musyrikin bertemu di medan Uhud,
dan api peperangan pun menyala,
Hindun binti Utbah dan beberapa
perempuan lain berdiri di belakang
pasukan pria. Mereka memegang rebana dan menabuhnya sambil
menyanyikan lagu peperangan.
Lagu-lagu mereka membakar
semangat pasukan berkuda,
membuat para suami bagai terkena
sihir. Pertempuran pun usai. Kaum Quraisy
meraih kemenangan pada
peperangan tersebut. Para wanita
Quraisy berlompatan, berlarian ke
tengah medan pertempuran, mabuk
kemenangan. Mereka mencincang dan merusak mayat-mayat kaum
Muslimin yang gugur dalam
pertempuran tersebut dengan cara
yang sangat keji. Perut mayat-mayat
itu mereka belah, matanya
dicongkel, telinga dan hidungnya dipotong. Bahkan seorang di antara mereka
tidak puas dengan cara begitu saja.
Hidung dan telinga mayat-mayat itu
dibuatnya menjadi kalung, lalu
dipakainya untuk membalaskan
dendam bapak, saudara, dan pamannya yang terbunuh di Badar. Sulafah binti Sa’ad lain pula caranya.
Dia tidak seperti perempuan lain.
Hatinya guncang dan gelisah
menunggu kemunculan suami dan
ketiga orang anaknya. Dia berdiri
bersama kawan-kawannya yang sedang mabuk kemenangan. Setelah
lama menunggu dengan sia-sia,
akhirnya dia masuk ke arena
pertempuran, sampai jauh ke dalam.
Diperiksanya satu per satu wajah
mayat-mayat yang bergelimpangan. Tiba-tiba didapatkannya mayat
suaminya terbaring hampa
berlumuran darah. Dia melompat
bagaikan singa betina ketakutan.
Kemudian, ditujukannya pandangan
ke segala arah mencari anak- anaknya: Musafi', Kilab, dan Julas.
Tidak berapa lama dia mencari ke
segenap lapangan, didapatinya
Musafi dan Kilab telah tewas. Namun
Julas masih hidup dengan nafas
kembang-kempis. Sulafah memeluk tubuh anaknya
yang setengah sekarat. Kemudian
diletakkannya kepala anak itu ke
pahanya. Dibersihkannya darah dari
kening dan mulutnya. Air matanya
kering karena pukulan berat yang sangat mengguncang hatinya. Kemudian, ditatapnya wajah
anaknya seraya bertanya, “Siapa
lawan yang menjatuhkanmu?” Dengan nafas putus nyambung Julas
menjawab, “Ashim bin Tsabit, dia
pula yang memukul roboh Musafi'
dan...” Belum habis dia berbicara, nafasnya
sudah putus. Sulafah binti Sa’ad
bagaikan orang gila. Dia menangis
dan meraung sekencang-
kencangnya. Dia bersumpah tidak
akan makan dan menghapus air mata, kecuali bila orang Quraisy
membalaskan dendamnya terhadap
Ashim bin Tsabit, dan memberikan
batok kepala Ashim kepadanya
untuk dijadikan mangkok tempat
minum khamr. Dia juga berjanji akan memberikan hadiah dan uang yang
banyak bagi orang yang dapat
menyerahkan Ashim bin Tsabit
kepadanya, hidup atau mati! Janji Sulafah itu tersiar cepat ke
seluruh Quraisy. Setiap pemuda
Makkah berharap mereka dapat
memenangkan lomba itu, dan
membawa Ashim kepada Sulafah
untuk memperoleh hadiah besar yang dijanjikannya. Seusai Perang Uhud, kaum Muslimin
kembali ke Madinah. Mereka
membicarakan pertempuran yang
baru dialami. Sama-sama
memperlihatkan rasa sedih atas
pahlawan-pahlawan yang syahid, memuji keberanian orang-orang
yang terluka, dan sebagainya.
Mereka pun tidak ketinggalan
menyebut nama Ashim bin Tsabit
yang dikatakan sebagai pahlawan
gagah tak terkalahkan. Mereka kagum bagaimana Ashim mampu
merobohkan tiga bersaudara
sekaligus. Seorang di antaranya berkata, “Itu
soal yang tidak perlu diherankan.
Bukankah Rasulullah pernah
mengingatkan ketika beliau
bertanya bebarapa saat sebelum
berkobar Perang Badar, “Bagaimana caranya kamu berperang?” Lalu Ashim tampil dengan busur
panah di tangan, lalu berkata, “Jika
musuh berada di hadapanku seratus
hasta, aku panah dia. Apabila musuh
mendekat dalam jarak tikaman
lembing, aku bertanding dengan lembing sampai patah. Jika
lembingku patah, kuhunus pedang,
lalu aku main pedang.” Maka Rasulullah bersabda, “Nah,
begitulah berperang. Siapa yang
hendak berperang, berperanglah
seperti Ashim.” Tidak berapa lama setalah Perang
Uhud, Rasulullah memilih enam
orang sahabat untuk melaksanakan
suatu tugas penting, dan beliau
mengangkat Ashim bin Tsabit
sebagai pemimpin. Orang-orang terpilih ini berangkat melaksanakan
tugas yang dibebankan oleh
Rasulullah kepada mereka. Di tengah jalan, tidak jauh dari
Makkah, sekelompok kaum Hudzail
melihat kedatangan mereka.
Kelompok itu segera mengepung
mereka dengan ketat. Ashim dan
kawan-kawan dengan sigap menyambar pedang masing-masing,
dan siap siaga menghadapi segala
kemungkinan. Kata orang-orang Hudzail, “Kalian
tidak akan berdaya melawan kami.
Demi Allah, kami tidak akan berlaku
jahat terhadap kalian jika kalian
menyerah. Kalian boleh memercayai
sumpah kami dengan nama Allah.” Para sahabat Rasulullah
berpandangan satu sama lain
seolah-olah bermusyawarah, sikap
apa yang harus diambil. Ashim
menoleh kepada kawan-kawannya
seraya berkata, “Aku tidak dapat memegang janji orang-orang
musyrik itu.” Kemudian diingatnya sumpah
Sulafah untuk menangkapnya.
Ashim kemudian menghunus
pedangnya sambil berdoa, “Wahai
Allah, aku memelihara agama-Mu
dan bertempur karenanya. Maka lindungilah daging dan tulangku,
jangan biarkan seorang musuh pun
menjamah.” Ashim dan rekan-rekannya
menyerang orang-orang Hudzail.
Mereka bertiga bertempur mati-
matian, sehingga akhirnya roboh
dan gugur satu per satu. Adapun
kawan Ashim tiga lagi menyerah sebagai tawanan. Mereka dikhianati
oleh kaum Hudzail yang tidak
memenuhi janji. Pada mulanya kaum Hudzail tidak
mengetahui bahwa salah seorang di
antara korban mereka adalah Ashim
bin Tsabit. Namun setelah tahu
bahwa salah satunya adalah Ashim,
mereka pun girang bukan kepalang, karena membayangkan hadiah
besar yang akan diperoleh. Hanya beberapa saat setelah
kematian Ashim bin Tsabit dan
kawan-kawan, kaum Quraisy telah
mencium beritanya. Karena kaum
Hudzail tinggal tidak jauh dari kota
Makkah, para pemimpin Quraisy segera mengirim utusan kepada
pembunuh Ashim, meminta kepala
Ashim untuk menghilangkan
dahaga Sulafah binti Sa’ad, dan
menyempurnakan sumpahnya. Para pemimpin Quraisy membekali
para utusan itu dengan uang yang
memadai, dan menyuruh mereka
menyerahkan seluruh uang itu
kepada kaum Hudzail demi untuk
mendapatkan kepala Ashim. Kaum Hudzail pergi mencari mayat
Ashim untuk memisahkan kepalanya
dari jasad. Tetapi alangkah ajaib,
tiba-tiba mereka dikejutkan oleh
sarang lebah dan gerombolan
serangga yang menyerang dari segala arah. Ketika mereka hendak
menghampiri tubuh Ashim yang
telah menjadi mayat, serangga itu
terbang menyeranga, menggigiti
muka, mata, dan kening. Bahkan
seluruh tubuh mereka luput dari gigitan, sehingga mereka tidak bisa
mendekati jenazah Ashim. Setelah mereka mencoba berulang-
ulang menghampiri mayat Ashim,
mereka selalu gagal, akhirnya
menyerah. “Biarkanlah dahulu
sampai malam. Biasanya bila hari
telah malam, mereka terbang. Maka tinggallah mayat itu untuk kita,” kata
seseorang. Mereka kemudian duduk menunggu
sampai malam. Namun ketika langit
mulai gelap, tiba-tiba kilat dan petir
menggelegar sambung-
menyambung. Hujan pun turun
dengan lebatnya bagai dicurahkan dari langit. Setahu mereka belum
pernah terjadi hujan sedemikian
lebat. Dengan cepat air mengalir dari
tebing-tebing memenuhi sungai-
sungai dan menutup permukaan
lembah. Banjir besar segera datang melanda segala yang ada. Setelah Subuh tiba, mereka bangkit
kembali mencari tubuh Ashim di
segala penjuru. Namun usaha
mereka sia-sia, bahkan mereka tidak
menemukan bekas-bekasnya.
Rupanya banjir telah menghanyutkan mayat Ashim tanpa
diketahui ke mana perginya. Allah SWT memperkenankan doa
Ashim bin Tsabit. Dia melindungi
mayat Ashim yang suci, jangan
sampai dijamah oleh tangan-tangan
kotor orang-orang musyrik.

Kamis, 07 Juli 2011

status biru & aplikasi 2

Melalui Pasar Terapung

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=140073886035009&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B123341547692619%3A6%3ASTATUS
%5D

Melalui Google

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=156956226229&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B123341547692619%3A6%3ASTATUS
%5D

Melalui Yahoo

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=90376669494&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B123341547692619%3A6%3ASTATUS
%5D

Melalui Yahoo Messenger

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=395540106100&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B123341547692619%3A6%3ASTATUS
%5D

Melalui Plurk

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=115199801834024&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B123341547692619%3A6%3ASTATUS
%5D

Melalui Snaptu

http://www.facebook.com/connect/prompt_feed.php?
preview=true&api_key=20407635301&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D

Melalui KASKUS

http://www.facebook.com/connect/prompt_feed.php?
preview=true&api_key=207503012920&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B123341547692619%3A6%3ASTATUS
%5D

melalui SKOPER (Sobat Koprol Kendari)

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=119527658077802&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B123341547692619%3A6%3ASTATUS
%5D

Via Android

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=105262949544692&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D

Melalui Sony Ericsson Xperia X10 mini pro

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=140274889347224&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D Dikirim oleh pengembang aplikasi. sekitar seminggu yang lalu · Laporkan Rèzy Dwì Prädìptå boss mLaLui tabLet bza gk
hehehe sekitar semingMelalui Ipad http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=129884690377168&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D Dikirim oleh pengembang aplikasi. sekitar seminggu yang lalu · Laporkan Putra Pasundan Melalui Syifa Fauziah bisa gk bang.. sekitar seminggu yang lalu · Laporkan Putra Si Biru Hitam melalui jalan tol http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=124017377609512&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D Dikirim oleh pengembang aplikasi. sekitar seminggu yang lalu · Laporkan Putra Si Biru Hitam Melalui Neraka Jahannam http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=122761294475476&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D Dikirim oleh pengembang aplikasi. sekitar seminggu yang lalu · Laporkan Putra Si Biru Hitam Melalui Alam Mimpi http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=118637571493559&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D Dikirim oleh pengembang aplikasi. sekitar seminggu yang lalu · Laporkan Teggarz Akatsuki melalui ATM sekitar seminggu yang lalu · Laporkan Putra Si Biru Hitam Melalui ATM Bersama http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=255332837943&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D

Melalalui ojeg randakari

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=164416243623559&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D

Status Biru & Aplikasinya..

Blackberry

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=122645211084105&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D

Melalui Status biru

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=123341547692619&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D

Blackberry cicilan

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=118652364823827&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D

Blackberry Pinjaman

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=126731374004461&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D

hape sendiri

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=155291421209008&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D

Mlalui Hape Rusak

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=117275078295173&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D

Mlalui Laptop Batu http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=123951520950155&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D

Mlalui nol pesbuk

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=117203621642378&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D

Mlalui Plankton xx Merk Simbadda
Nomor 9

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=119978578027937&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D

Mlalui Radio Rusak

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=124019827611456&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D

Iphone 4G

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=118959554791083&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D

mlalui Facebook for the T-Mobile
Sidekick

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=21810043296&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D

mlalui blackbarry minjem punya
personill dbagindas

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=144942268853587&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B212075678831470%3A6%3ASTATUS
%5D

Mlalui SHINee ring ding dong

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=128937597120621&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B123341547692619%3A6%3ASTATUS
%5D

Mlalui Laptop situkul

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=141246002569699&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B123341547692619%3A6%3ASTATUS
%5D

Mlalui Wartel

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=197279063933&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B123341547692619%3A6%3ASTATUS
%5D

Mlalui NEW-GANGSTER

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=101227899945752&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B123341547692619%3A6%3ASTATUS
%5D

Mlalui Notbook Tetangga

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=140443952663812&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B123341547692619%3A6%3ASTATUS
%5D

Mlalui Rintihan Hati

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=142996909070443&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B123341547692619%3A6%3ASTATUS
%5D

Mlalui Sony Ericsson Xperia X10 mini
pro

http://www.facebook.com/connect/
prompt_feed.php?
preview=true&api_key=140274889347224&display=touch&user_message_
prompt=GANTI+KATA+STATUS
+DENGAN+STATUSMU
+SENDIRI&message= %40%5B123341547692619%3A6%3ASTATUS
%5D