Pada suatu hari ketika Rasulullah sedang duduk-duduk sendirian datanglah iblis dengan rupa orang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut panjang. Ia mengatakan bahwa Allah melalui Malaikat-Nya menekankan kepada iblis agar tidak membuat berita bohong karena apabila dia berdusta sepatah katapun maka Allah akan memutuskan ruas- ruas tubuhnya dan urat-uratnya serta akan menyiksanya dengan siksaan yang dasyat. Rasulullah tidak menyia- nyiakan kesempatan ini. Dialogpun dimulai: Nabi : Siapakah musuhmu yang terbesar? Iblis : Engkaulah musuhku yang terbesar di dunia ini. Nabi : Bagaimana pendapatmu tentang aku? Iblis : Aku mampu mengubah diri, bentuk, rupa serta suara siapapun bahkan menirukan segala suara binatang dan lain-lain. Namun aku tak sanggup menyamar menyerupaimu karena Allah melarang keras. Sekali- kali aku tak berani melangggar larangan itu. Bila aku berbuat juga niscaya hancurlah aku menjadi abu. Nabi : Bagaimana caramu memperlakukan makhluk Allah? Iblis : Ada beberapa cara : - Terhadap wanita kugiatkan nafsunya hingga merenggangkan kedua pahanya kepada laki-laki yang bukan suaminya. Dengan begini terjadilah perzinahan. - Sebagian kulalaikan dari zakat, dan kuberdayakan dengan makanan dan minuman haram serta perbuatan maksiat. - Sebagian aku lalaikan dengan harta kekayaan sehingga dengan itu mereka berbuat maksiat. - Antara kaum laki-laki dan kaum wanita kuperdaya imannya hingga berbelok dan lemah. Dengan demikian lebih mudah bagiku menarik mereka ke jalan maksiat. Kusenangkan mereka di tempat- tempat hiburan dengan minuman keras. Dan bila rasa malu telah hilang karena mabuk maka hilang pula akal dan pikirannya, saat itu kutaburkan syahwat di antara mereka sehingga terbukalah pintu-pintu maksiat yang besar. - Dan apabila mereka terlanjur melakukan maksiat-maksiat besar lalu ingin bertaubat dan mulai beribadah lagi maka kukerahkan segala taktik supaya mereka menangguhkan taubat dan ibadahnya. - Sebagian kumasuki hatinya supaya mereka beramal dengan riya (supaya dipuji orang) dan ujub (mengagumi amalnya sendiri). Penghasutan ini berlaku siang dan malam. Nabi : Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekarjaan yang tak memberimu faedah malah menambah kutuk dan laknat bagimu di akherat. Iblis : Ini dikarenakan oleh hawa nafsu, takabbur, hasad dan dengki sehingga menjatuhkan aku kedalam kehinaan. Aku telah beribu-ribu tahun
menjadi pemimpin segala malaikat melakukan tasbih dan ibadah kepada Allah sampai datanglah firman Allah kepada kami: "Aku hendak menciptakan seorang khalifah di dunia". Dan setelah Adam tercipta, kami diperintahkan sujud kepadanya. Semua malaikat sujud tetapi aku tidak dengan alasan aku lebih mulia daripada Adam karena aku diciptakan dari api sedang Adam dari tanah. Dan karena kesombonganku Tuhan murka. Aku diusir dan dilaknat sampai
hari kiamat. Wajahku yang dulunya bercahaya dan cakap sirna menjadi buruk dan keji, sedangkan Adam ditetapkan menjadi khalifah dan bertempat tinggal di surga bersama istrinya Siti Hawa. Mereka bergembira ria didalamnya sehingga dendamku menjadi-jadi. Melalui Hawa tipu dayaku berhasil. Mereka memakan buah larangan, lalu Allah murka dan menurunkan mereka di tempat yang terpisah di bumi. Setelah sekian lama baru mereka bertemu kemudian mempunyai anak laki-laki dan perempuan. Lalu kuhasut pula anak Adam yang bernama Qobil agar membunuh saudaranya Habil. Aku belum puas sampai disitu, aku akan terus memperdaya anak cucu Adam hingga hari kiamat. Namun setelah engkau di utus, segala rayuan dan bujukan yang kulakukan terhalang karena mereka Engkau ajak menganut agama Islam. Dahulu sebelum engkau dilahirkan, aku dan tentara-tentaraku bebas naik kelangit mencari rahasia-rahasia tentang nasib manusia atau tulisan yang menyuruh manusia beribadah dengan ganjaran surga. Maka apabila aku turun kubisikkan pada mereka dengan cara yang bertentangan sehingga mereka tersesat. Tetapi sejak engkau dilahirkan, golongan iblis tidak lagi di perbolehkan naik kelangit. Pintu- pintu langit dijaga ketat oleh malaikat-malaikat dan bila aku dan tentaraku bersikeras menerobosl langit, para malaikat membidik dengan panah-panah berapi. Banyak tentaraku yang terbakar karenanya. Nabi : Apa yang lebih engkau dahulukan dalam memperdayakan manusia? Iblis : Pertama-tama kupalingkan imannya supaya mengubah iktikadnya dari mukmin kepada syikrik, baik dari perkataan, perbuatan maupun niat di hatinya. Jika tidak dapat kupalingkan dengan cara ini aku mengubah cara dengan mengurangkan pahalanya supaya lama-kelamaan terjerumus dalam tipu dayaku. Nabi : Bagaimana keadaanmu bila ummatku menegakkan sholat? Iblis : Seluruh tubuhku gemetar , lemah lunglai sendi-sendi tulangku. Maka aku perintahkan anak buahku menghalang-halangi dan menggoda orang lslam yang akan sholat. Setiap orang dengan berpuluh-puluh setan. Sebagian menaiki badan orang yang sholat itu agar berat dan malas. Sebagian lagi membisiki hatinya agar was-was sehingga kadangkala terlupa rakaat yang dikerjakan. Sebagian lagi menaiki telinganya sehingga ia mendengarkan orang- orang yang bercakap-cakap, bunyi- bunyian dan sebagainya dari perbuatan yang sia-sia. Sebagian lagi menduduki belakangnya agar tak tahan duduk dan sujud lama, sehingga ingin cepat selesai. Nabi : Bagaimana perasaanmu apabila ummatku membaca Al-Qu`an dengan ikhlas? Iblis : Tubuhku terasa hangus dan terasa putus urat-uratku, maka segera aku lari menghindar. Nabi : Bagaimana perasaanmu apabila ummatku mengerjakan haji karena Allah semata? Iblis : Binasalah aku dan terasa gugur daging-daging yang ada di tubuhku karena mereka mencukupkan rukun- rukunnya. Nabi : Bagaimana keadaanmu apabila ummatku berpuasa karena Allah semata? Iblis : Inilah suatu bencana dan kesedihan yang amat sangat aku rasakan karena apabila masuk bulan Ramadhan maka memancarlah cahaya
Arsyi dan Kursy serta seluruh malaikat menyambutnya dengan kegembiraan. Bagi orang islam yang berpuasa akan mendapatkan karunia yang besar dari Allah. Dosa-dosanya diampuni oleh Allah. Yang paling menyakitkan hatiku
adalah seluruh isi langit dan bumi ikut memohonkan ampunan bagi orang- orang yang berpuasa. Setinggi- tingginya yang capai oleh orang yang berpuasa adalah dibebaskan oleh Tuhan setiap hari dalam bulan Ramadhan seribu pembebasan dan azab api neraka. Semua pintu neraka ditutup rapat dan semua pintu surga dibuka lebar-lebar dan berhembuslah angin sepoi-sepoi dari bawah Arsyi melalui surga. Setiap awal bulan puasa, malaikat turun atas perintah Tuhan menangkapi kami. Mereka membelenggu dan merantai kaki dan tangan kami dengan besi yang panas lalu memasukkan kami kebawah bumi yang sangat dalam dengan azab yang sangat keras sampai ummatmu selesai berpuasa barulah kami dibebaskan. Semua itu dimaksudkan agar kami tidak dapat mengacau ummat yang sedang berpuasa sehingga mereka berpuasa dengan perasaan gembira. Nabi : Bagaimana pandangmu terhadap masing-masing sahabatku (yang empat itu)? Iblis : Semua sahabatmu adalah musuhku. Terhadap Abu Bakar Siddiq Quhafah sebelum bersamamu aku tak sanggup mendekatinya apalagi setelah mendampingimu. Dialah yang pertama kali menyaksikan engkau sebagai Rasul Allah dan engkau pernah mengatakan bahwa seandainya ditimbang kebajikan Abu Bakar Siddiq dengan kebajikan isi dunia, niscaya lebih berat kebajikan Abu Bakar Siddiq. Lagi pula Abu bakar adalah mertuamu karena engkau nikahi anak gadisnya Aisyah. Terhadap Umar Ibnu Khaththab aku tak sanggup memandang wajahnya karena ia sangat keras menjalankan syariatmu. Aku gemetar apabila memandang wajahnya. Imannya kokoh. Engkau pernah mengatakan bahwa seandainya ada Nabi lagi setelah engkau maka Umar Ibnu Khaththab yang akan diangkat. Sehingga dia digelari Umar Al-Faruq. Terhadap Usman Ibnu Affan aku tak kuasa menghampirinya karena lidahnya senantiasa membaca Al- Qur`an siang, malam, pagi dan petang. Dialah penghulu orang yang sabar lagi pula dia adalah menantumu. Terhadap Ali Ibnu Abu Thalib aku sangat takut karena kegagahannya bertempur dimedan perang. Bila kami golongan iblis memadang wajahnya akan terbakarlah biji mata kami karena dia sangat kuat menjalankan perintah Allah. Dialah yang pertama kali memeluk agama Islam dari golongan anak-anak. Ia tak pernah sekalipun menundukkan pandangan matanya dari patung-patung, sehingga digelari Sayyidina Ali Karamallahu Wajhah (dimuliakan Allah
karena wajahnya). Engkau mengatakan engakulah negeri semua ilmu dan Ali itu pintunya. Nabi : Bagaimana caramu memperdaya ummatku? Iblis : Bagiku ummatmu terbagi tiga: Pertama : Seperti air hujan dari langit yang menghidupkan semua tumbuh- tumbuhan serta banyak manfaatnya. Mereka adalah guru-guru yang memberi nasehat kepada manusia agar mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Kedua : Seperti tanah yaitu bersyukur dan rela atas nikmat dan karunia Tuhan yang diberikan kepadanya. Mereka beramal shaleh dan bertawakal kepada Tuhan. Ketiga : Seperti fir`aun sangat tamak pada harta dunia sampai melupakan amal akherat. Aku sangat suka pada orang-orang seperti ini. Kuputar hatinya pada perbuatan maksiat dan durhaka. Hatinya terpikat pada dunia dan lupa pada akherat. Nabi : Siapakah yang serupa dengan engkau? Iblis : Orang-orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang-orang
yang mempelajari hukum-hukum agama islam. Nabi : Siapakah yang membuat mukamu berseri-seri kegirangan? Iblis : Itulah orang-orang yang berbuat dosa dan noda dan bersumpah dengan sumpah palsu serta menyalahi janji. Nabi : Cobalah terangkan perbuatanmu pada ummatku dikamar mandi? Iblis : Orang islam apabila tidak mengucapkan perlindungan ketika memasuki kamar mandi niscaya kugosokkan najis ketubuhnya tanpa dia sadari tapi apabila dia mengucapkannya aku lari. Nabi : Bagaimana perbuatanmu terhadap ummatku apabila mereka melakukan persetubuhan dengan istrinya? Iblis : Aku lari apabila ia mengucapka doa bersetubuh, tapi bila tidak maka akulah yang mendahului bersetubuh dengan istrinya dan apabila benihku bercampur dengan benih istrinya maka anak yang lahir akan senang kepada perbuatan maksiat. Nabi : Bagaimana caranya agar dapat menolak tipu dayamu? Iblis : Segeralah bertobat dengan sungguh-sungguh setelah melakukan
perbuatan dosa. Nabi : Siapa saja yang lebih engkau sukai? Iblis : Lelaki atau wanita yang dalam masa 40 hari tidak mencukur bulu ari- arinya, maka duduklah aku mengecilkan diri seperti kutu busuk. Aku juga berbuai-buai pada ketiak orang-orang yang tidak mencabuti atau mencukurnya. Nabi : Siapakah yang paling akrab denganmu? Iblis : Orang-orang yang menelungkup, yang mengantuk diwaktu subuh sehingga tak cepat bangun untuk sholat. Orang-orang seperti ini kugumul, kupeluk dan kunina bobokkan supaya pulas tidurnya sampai terbit matahari. Demikian juga pada waktu sholat yang lain kukacau hatinya dengan berbagai rayuan dan tipu muslihat sehingga mereka menjadi malas mengerjakan sholat. Nabi : Apakah yang dapat menghancurkanmu? Iblis : Banyak berdzikir, bersedekah secara sembunyi-sembunyi, taubat dan membaca Al-Qur`an. Nabi : Apakah yang dapat memecahkan matamu bila kamu melihat? Iblis : Orang beri`tikaf di mesjid, orang yang taat kepada kedua orang tuanya dan membantu keduanya dalam soal makanan dan pakaian. Nabi : Apakah yang menyebabkan kamu terbelenggu? Iblis : Apabila pedagang tidak curang dalam perdagangannya. Nabi : Bagaimana perasaanmu apabila ummatku memberi salam kepada temannya? Iblis : Rasanya pecah dadaku. Bila mereka bertemu yang seorang memberi salam dan yang lainnya menjawabnya aku menangis sedih karena keduanya mendapat ampunan
setelah berpisah. Nabi : Siapa saja yang menjadi teman karibmu? Iblis : Para peminum minuman keras dan para pecandu karena hal ini bisa menyebabkan perceraian dan perkelahian. Nabi : Siapa temanmu yang setaraf denganmu? Iblis : Bila berjumpa laki-laki dengan wanita maka wanita itu kududuki kuduknya dan kuhias wajahnya sehingga nampak bertambah ayu dan menawan. Dan Apabila mereka sampai berzina maka merekalah yang setaraf denganku. Nabi : Dimanakah kamu bertempat tinggal? Iblis : Dirumah-rumah berhala, batu- batu besar dan tempat-tempat yang dianggap keramat. Apabila mereka datang kesana aku pengaruhi hatinya agar bertambah yakin kepada benda- benda yang dikeramatkan sehingga bertambah musyriklah mereka. Nabi : Dimanakah kamu selalu berkumpul? Iblis : Ditempat hiburan dimana laki- laki dan wanita bercampur baur. Nabi : Apa yang kamu kerjakan dimesjid-mesjid? Iblis : Mengacau hati orang yang shalat. Dan yang kutakuti adalah yang tidur disana. Nabi : Mengapa begitu? Padahal yang sedang bermunajat kepada Allah kamu tidak takut. Bukankah yang tertidur itu dalam keadaan tak sadar dan tak melihat apa-apa? Iblis : Orang yang sholat itu mudah aku perdaya karena sebagian besar mereka jahil dan tak tahu hakikat syariat agama tetapi yang tertidur sebagian besar adalah mereka yang tahu tentang syariat agama. Bila ia terbangun aku khawatir ia menegur dan memperbaiki sholat orang-orang yang kugoda. Nabi : Apa yang kamu sukai dan kau puji dari seseorang? Iblis : Suara orang-orang yang bernyanyi, bersajak diiringi bunyi- bunyian. Sedangkan orang-orang yang bernazam dan bersalawat dengan suara yang bagus kurang mengenakkan aku. Nabi : Siapakah yang menjadi temanmu yang paling kau sukai? Iblis : Para penipu dan para pemakan harta anak yatim Nabi : Sebab apa kau gelapkan manusia? Iblis : Kugelapkan hati manusia karena mereka: - Makan dan minum dari hasil yang haram. - Lambat bangun sehingga meninggalkan shalat subuh. - Terlalu mengenyangkan perut sehingga malas mengerjakan shalat dan ibadah. Nabi : Siapa yang menggembirakanmu? Iblis : Orang-orang kaya yang bakhil bersedekah dijalan Allah. Orang- orang yang tak mau mengeluarkan zakat, mereka hanya mau mengeluarkan dengan imbalan tenaga sedangkan familinya banyak yang miskin dan berhajat pada sedekah. Nabi : Siapa saja yang menggemukkan
dan menyuburkanmu? Iblis : Orang-orang yang hasad (dengki), orang-orang yang tidak mempelajari hukum-hukum agama dan wanita-wanita yang tidak menjaga kehormatannya. Nabi : Bagaimana halnya bila seorang ulama mati? Iblis : Aku akan mempersubur fitnah dikalangan masyarakat. Nabi : Apakah tindakanmu apabila ummatku melaksanakan shalat berjamaah? Iblis : Sungguh akan gagallah tipu dayaku pada mereka. Nabi : Bagaimana keadaanmu apabila ummatku bershalawat kepadaku? Iblis : Itu berarti sama dengan membelah mukaku karena mereka sangat ingat kepadamu. Nabi : Apabila ummatku berpuasa Ramadhan dan ditutup dengan shalat Id maka Allah berfirman: "Wahai malaikat-malaikat-Ku, setiap yang bekerja tentu menuntut upah, dan hamba-Ku yang berpuasa sebulan, lalu mereka keluar berhari-raya, mereka menuntut upahnya. Aku persaksikan kepadamu bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosa mereka". Allah berfirman lagi: " Wahai ummat Muhammad pulanglah kerumah masing-masing, sesungguhnya Aku ampunkan semua dosamu yang lalu dan yang akan datang dan Aku gantikan dosa- dosamu dengan kebajikan". Bagaimana perasaanmu ya iblis? Iblis : Aku memekik sekuat-kuatnya sehingga anak buahku berdatangan. Kukatakan kepada mereka: "Wahai tentara dan pengikutku, yang menyebabkan aku berduka cita adalah karena Allah telah mengampuni ummat Muhammad pada
hari ini. Wahai tentaraku tidakkah kamu mengetahui bahwa Allah menerima puasa ummat Muhammad dan Allah sangat mengasihi dam merakhmati serta mengabulkan segala permohonan mereka. Allah juga telah mengampuni dosa mereka. Maka hendaklah kamu goda mereka agar mereka malas beribadah dan kembali durhaka serta mengerjakan berbagai kemaksiatan. Dengan begitu Allah murka sehingga diturunkan bala
bencana. Bila sudah demikian rianglah
aku. Nabi : Siapa saja pendukungmu? Iblis : Orang yang tidak bertaubat dari dosanya apalagi bila ia bangga dengan dosanya. Tetapi orang yang mengucapkan Laa ilaaha illahllah dan istighfar akan membinasakanku. Orang yang bersiul-siul, karena sewaktu aku diusir kedunia aku mengembara dengan bersiul-siul. Itulah hiburanku. Tetapi orang yang adzan akan menghalangiku karena malaikat hadir bersama mereka. Nabi : Apakah ikhtiarmu dan usahamu atas ummatku setelah aku diutus menjadi Rasul Allah untuk menyelamatkan Bani Adam dari kesesatan kepada jalan Allah? Iblis : Aku akan berusaha sungguh- sungguh dalam menarik Bani Adam kejalan maksiat. Akan kujadikan laki- laki dan wanita bergaul dengan bebas supaya senang dan mudah aku menggoda mereka kepada maksiat. Aku tidak akan berhenti menjerumuskan mereka selama nyawa dikandung badan.
Senin, 31 Januari 2011
RIYA' PENGHAPUS AMAL
Oleh : Muh.yasin fii sabilillah
Syarat paling utama suatu amalan
diterima di sisi Allah adalah ikhlas.
Tanpanya, amalan seseorang akan
sia-sia belaka. Syaitan tidak henti-
hentinya memalingkan manusia,
menjauhkan mereka dari keikhlasan. Salah satunya adala melalui pintu riya’ yang banyak tidak disadari setiap
hamba. Yang dimaksud riya ’ adalah melakukan suatu amalan agar orang
lain bisa melihatnya kemudian memuji
dirinya. Termasuk ke dalam riya ’ yaitu sum’ah, yakni melakukan suatu amalan agar orang lain mendengar
apa yang kita lakukan, sehinga pujian
dan ketenaran pun datang tenar. Riya ’ dan semua derivatnya merupakan
perbuatan dosa dan merupakan sifat
orang-orang munafik. Hukum Riya ’ Riya’ ada dua jenis. Jenis yang pertama hukumnya syirik akbar. Hal
ini terjadi jika sesorang melakukan
seluruh amalnya agar dilihat manusia,
dan tidak sedikit pun mengharap
wajah Allah. Dia bermaksud bisa
bebas hidup bersama kaum muslimin, menjaga darah dan hartanya. Inilah
riya’ yang dimiliki oleh orang-orang munafik. Allah berfirman tentang
keadaan mereka (yang artinya),
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka . Dan apabila
mereka berdiri untuk shalat mereka
berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya (dengan shalat) di
hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit
sekali ” (QS. An Nisaa ’:142). Adapun yang kedua adalah riya ’ yang terkadang menimpa orang yang
beriman. Sikap riya ’ ini terjadang muncul dalam sebagian amal.
Seseorang beramal karena Allah dan
juga diniatkan untuk selain Allah. Riya ’ jenis seperti ini merupakan perbuatan
syirik asghar.[1] Jadi, hukum asal riya ’ adalah syirik asghar (syirik kecil). Namun, riya ’ bisa berubah hukumnya menjadi syirik
akbar (syirik besar) dalam tiga
keadaan berikut : 1. Jika seseorang riya ’ kepada manusia dalam pokok keimanan.
Misalnya seseorang yang
menampakkan dirinya di hadapan
manusia bahwa dia seorang mukmin
demi menjaga harta dan darahnya. 2. Jika riya ’ dan sum’ah mendominasi dalam seluruh jenis
amalan seseorang. 3. Jika seseorang dalam amalannya
lebih dominan menginginkan tujuan
dunia, dan tidak mengharapkan
wajah Allah.[2] Ibadah yang Tercampur Riya ’ Bagaimanakah status suatu amalan
ibadah yang tercampu riya’? Hukum masalah ini dapat dirinci pada
beberapa keadaan. Jika seseorang
beribadah dengan maksud pamer di
hadapan manusia, maka ibadah
tersebut batal dan tidak sah. Adapun
jika riya ’ atau sum’ah muncul di tengah-tengah ibadah maka ada dua
keadaan. Jika amalan ibadah tersebut
berhubungan antara awal dan
akhirnya, misalnya ibadah sholat,
maka riya ’ akan membatalkan ibadah tersebut jika tidak berusaha
dihilangkan dan tetap ada dalam
ibadah tersebut. Jenis yang kedua
adalah amalan yang tidak
berhubungan antara bagian awal dan
akhir, shodaqoh misalnya. Apabila seseorang bershodaqoh seratus ribu,
lima puluh ribu dari yang dia
shodaqohkan tercampuri riya ’, maka shodaqoh yang tercampuri riya’ tersebut batal, sedangkan yang lain
tidak.[3] Jika Demikiain Keadaan Para
Sahabat, Bagaimana dengan Kita? Penyakit riya ’ dapat menjangkiti siapa saja, bahkan orang alim sekali pun.
Termasuk juga para sahabat Nabi
radhiyallahu ‘anhum. Para sahabat adalah generasi terbaik umat ini.
Keteguhan iman mereka sudah teruji,
pengorbanan mereka terhadap Islam
sudah tidak perlu diragukan lagi.
Namun demikian, Nabi shalallahu
‘alaihi wa salaam masih mengkhawatirkan riya ’menimpa mereka. Beliau bersabda, Sesuatu
yang aku khawatrikan menimpa
kalian adalah perbuatan syirik asghar.
Ketika beliau ditanya tentang
maksudnya, beliau menjawab:
‘(contohnya) adalah riya’ ”[4] Dalam hadist di atas terdapat pelajaran
tentang takut kapada syirik. Nabi
shalallahu ‘alaihi wa sallam khawatir kesyirikan menimpa sahabat
muhajirin dan anshor, sementara
mereka adalah sebaik-baik umat.
Maka bagaimana terhadap umat selain
mereka? Jika yang beliau khawatirkan
menimpa mereka adalah syirik asghar yang tidak mengeluarkan dari Islam,
bagaimana lagi dengan syirik akbar?
Wal ‘iyadzu billah !! [5] Lebih Bahaya dari Fitnah Dajjal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Maukah kamu kuberitahu tentang sesuatau yang menurutku
lebih aku khawatirkan terhadap
kalian daripada (fitnah) Al masih Ad
Dajjal? Para sahabat berkata, “Tentu saja”. Beliau bersabda, “Syirik khafi (yang tersembunyi), yaitu ketika
sesorang berdiri mengerjakan shalat,
dia perbagus shalatnya karena
mengetahui ada orang lain yang
memperhatikannya “[ 6] Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa riya ’ termasuk syirik khafi yang samar dan
tersembunyi. Hal ini karena riya ’ terkait dengan niat dan termasuk
amalan hati, yang hanya diketahui
oleh Allah Ta ’ala. Tidak ada seseorang pun yang mengetahui niat dan
maksud seseorang kecuali Allah
semata. Hadist di atas menunjukkan
tentang bahaya riya’, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam khawatir riya’ menimpa para sahabat yang merupakan umat terbaik, apalagi
terhadap selain mereka. Kekhawatiran
beliau lebih besar daripada
kekhawatiran terhadap ancaman
fitnah Dajjal karena hanya sedikit yang
dapat selamat dari bahaya riya’ ini. Fitnah Dajjal yang begitu berbahaya,
hanya menimpa pada orang yag
hidup pada zaman tertentu,
sedangkan bahaya riya ’ menimpa seluruh manusia di setiap zaman dan
setiap saat.[7] Berlindung dari Bahaya Riya ’ Berhubung masalah ini sangat
berbahaya seperti yang telah
dijelaskan di atas, maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kita sebuah doa
untuk melindungi diri kita dari syirik
besar maupun syirik kecil. Rasululllah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita melalui sabdanya,
‘Wahai sekalian manusia, jauhilah dosa syirik, karena syirik itu lebih
samar daripada rayapan seekor
semut.’ Lalu ada orang yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana kami dapat menjauhi dosa syirik, sementara
ia lebih samar daripada rayapan
seekor semut ?’ Rasulullah berkata, ‘Ucapkanlah Allahumma inni a’udzubika an usyrika bika wa ana a’lam wa astaghfiruka lima laa a ’lam (‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik yang aku sadari.
Dan aku memohon ampun kepada-Mu
atas dosa-dosa yang tidak aku
ketahui). ”[8] Tidak Tergolong Riya ’ Al Imam an Nawawi rahimahullah
membuat suatu bab dalam kitab
Riyadus Shalihin dengan judul,
“Perkara yang dianggap manusia sebagai riya’ namun bukan termasuk riya’ “. Beliau membawakan hadist dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, “Apa pendapatmu tentang seseorang yang beramal
kebaikan kemudian dia mendapat
pujian dari manusia?: Beliau
menjawab, “Itu adalah kebaikan yang disegerakan bagi seorang mukmin
“ (H.R. Muslim 2642). Di antara amalan-amalan yang tidak
termasuk riya ’ adalah : 1. Rajin beribadah ketika bersama orang shalih. Hal ini terkadang menimpa ketika seseorang
berkumpul dengan orang-orang
shaleh sehingga lebih semangat
dalam beribadah. Hal ini tidak
termasuk riya ’. Ibnu Qudamah mengatakan, “Terkadang seseorang menginap di rumah orang yang suka
bertahajud (shalat malam), lalu ia pun
ikut melaksanakan tahajud lebih lama.
Padahal biasanya ia hanya melakukan
shalat malam sebentar saja. Pada saat
itu, ia menyesuaikan dirinya dengan mereka. Ia pun ikut berpuasa ketika
mereka berpuasa. Jika bukan karena
bersama orang yang ahli ibadah tadi,
tentu ia tidak rajin beribadah seperti
ini” 2. Menyembunyikan dosa . Kewajiban bagi setiap muslim apabila berbuat
dosa adalah menyembunyikan dan
tidak menampakkan dosa tersebut.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap umatku akan diampuni kecuali orang yang
menampakkan perbuatan dosanya. Di
antara bentuk menampakkan dosa
adalah seseorang di malam hari
melakukan maksiat, namun di pagi
harinya –padahal telah Allah tutupi-, ia sendiri yang bercerita, “Wahai fulan, aku semalam telah melakukan
maksiat ini dan itu. ” Padahal semalam Allah telah tutupi maksiat yang ia
lakukan, namun di pagi harinya ia
sendiri yang membuka ‘aib-‘aibnya yang telah Allah tutup. ”[9] 3. Memakai pakaian yang bagus . Hal ini tidak termasuk riya ’ karena termasuk keindahan yang disukai
oleh Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga seseorang yang dalam hatinya
terdapat sifat sombong walau sebesar
dzarrah (semut kecil). ” Lantas ada seseorang yang
berkata, “Sesungguhnya ada orang yang suka berpenampilan indah
(bagus) ketika berpakaian atau ketika
menggunakan alas kaki. ” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan.
Yang dimaksud sombong adalah
menolak kebenaran dan meremehkan
manusia” [10] 4. Menampakkan syiar Islam . Sebagian syariat Islam tidak mungkin dilakukan
secara sembunyi-sembunyi, seperti
haji, umroh, shalat jama’ah dan shalat jum’at. Seorang hamba tidak berarti riya’ ketika menampakkan ibadah tersebut, karena di antara keawajiban
yang ada harus ditampakkan dan
diketahui manusia yang lain. Karena
hal tersebut merupakan bentuk
penampakan syiar-syiar islam.[11] Ikhlas Memang Berat Pembaca yang budiman, ikhlas adalah
satu amalan yang sangat berat. Fitnah
dunia membuat hati ini susah untuk
ikhlas. Cobalah kita renungkan setiap
amalan kita, sudahkah terbebas dari
maksud duniawi? sudahkah semuanya murni ikhlas karena Allah
Ta’ala? Jangan sampai ibadah yang kita lakukan siang dan malam menjadi
sia-sia tanpa pahala. Sungguh, ikhlas
memang berat. Urusan niat dalam hati
bakanlah hal yang mudah. Tidaklah
salah jika Sufyan ats Tsauri
rahimahullah mengatakan, “ Tidaklah aku berusaha untuk membenahi
sesuatu yang lebih berat daripada
meluruskan niatku, karena niat itu
senantiasa berbolak balik ”[12]. Hanya kepada Allah kita memohon taufik.
Wallahu a’lam. Penulis: Adika Mianoki Artikel www.muslim.or.id Catatan kaki : [1]. I’aanatul Mustafiid bi Syarhi Kitaabi at Tauhiid II/84. Syaikh Shalih Fauzan.
Penerbit Markaz Fajr [2]. Al Mufiid fii Muhimmaati at Tauhid
183. Dr. ‘Abdul Qodir as Shufi. Penerbit Daar Adwaus Salaf. Cetakan pertama
1428/2007 [3]. Lihat Al Mufiid 183 [4]. Diriwayatkan oleh Ahmad di dalam
al Musnad (V/428, 429) dan ath
Thabrani dalam al Kabiir (4301) dan
dishahihkan oleh Syaikh al Albani
dalam as Shahiihah (951) dan
Shahiihul Jami’ (1551) [5]. I’aanatul Mustafiid I/90 [6], H.R Ahmad dalam musnadnya.
Dihasankan oleh Syaikh Albani
Shahiihul Jami’ (2604) [7]. I’aanatul Mustafiid II/90 [8]. HR. Ahmad (4/403). Dishahihkan
oleh Syaikh al Albani dalam Shahiihul
Jami’ (3731) dan Shahih at Targhiib wa at Tarhiib (36). [9]. HR. Bukhari (6069) dan Muslim
(2990) [10]. HR.Muslim (91) [11]. Lihat pembahsan ini dalam
Bahjatun Nadzirin Syarh Riyadhis
Shalihin, III/140-142, Syaikh Salim al
Hilali, Daar Ibnul Jauzi [12]. Dinukil dari Jaami ’ul ‘Ulum wal Hikam 34, Imam Ibnu Rajab al
Hambali, Penerbit Daar Ibnul Jauzi
Syarat paling utama suatu amalan
diterima di sisi Allah adalah ikhlas.
Tanpanya, amalan seseorang akan
sia-sia belaka. Syaitan tidak henti-
hentinya memalingkan manusia,
menjauhkan mereka dari keikhlasan. Salah satunya adala melalui pintu riya’ yang banyak tidak disadari setiap
hamba. Yang dimaksud riya ’ adalah melakukan suatu amalan agar orang
lain bisa melihatnya kemudian memuji
dirinya. Termasuk ke dalam riya ’ yaitu sum’ah, yakni melakukan suatu amalan agar orang lain mendengar
apa yang kita lakukan, sehinga pujian
dan ketenaran pun datang tenar. Riya ’ dan semua derivatnya merupakan
perbuatan dosa dan merupakan sifat
orang-orang munafik. Hukum Riya ’ Riya’ ada dua jenis. Jenis yang pertama hukumnya syirik akbar. Hal
ini terjadi jika sesorang melakukan
seluruh amalnya agar dilihat manusia,
dan tidak sedikit pun mengharap
wajah Allah. Dia bermaksud bisa
bebas hidup bersama kaum muslimin, menjaga darah dan hartanya. Inilah
riya’ yang dimiliki oleh orang-orang munafik. Allah berfirman tentang
keadaan mereka (yang artinya),
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka . Dan apabila
mereka berdiri untuk shalat mereka
berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya (dengan shalat) di
hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit
sekali ” (QS. An Nisaa ’:142). Adapun yang kedua adalah riya ’ yang terkadang menimpa orang yang
beriman. Sikap riya ’ ini terjadang muncul dalam sebagian amal.
Seseorang beramal karena Allah dan
juga diniatkan untuk selain Allah. Riya ’ jenis seperti ini merupakan perbuatan
syirik asghar.[1] Jadi, hukum asal riya ’ adalah syirik asghar (syirik kecil). Namun, riya ’ bisa berubah hukumnya menjadi syirik
akbar (syirik besar) dalam tiga
keadaan berikut : 1. Jika seseorang riya ’ kepada manusia dalam pokok keimanan.
Misalnya seseorang yang
menampakkan dirinya di hadapan
manusia bahwa dia seorang mukmin
demi menjaga harta dan darahnya. 2. Jika riya ’ dan sum’ah mendominasi dalam seluruh jenis
amalan seseorang. 3. Jika seseorang dalam amalannya
lebih dominan menginginkan tujuan
dunia, dan tidak mengharapkan
wajah Allah.[2] Ibadah yang Tercampur Riya ’ Bagaimanakah status suatu amalan
ibadah yang tercampu riya’? Hukum masalah ini dapat dirinci pada
beberapa keadaan. Jika seseorang
beribadah dengan maksud pamer di
hadapan manusia, maka ibadah
tersebut batal dan tidak sah. Adapun
jika riya ’ atau sum’ah muncul di tengah-tengah ibadah maka ada dua
keadaan. Jika amalan ibadah tersebut
berhubungan antara awal dan
akhirnya, misalnya ibadah sholat,
maka riya ’ akan membatalkan ibadah tersebut jika tidak berusaha
dihilangkan dan tetap ada dalam
ibadah tersebut. Jenis yang kedua
adalah amalan yang tidak
berhubungan antara bagian awal dan
akhir, shodaqoh misalnya. Apabila seseorang bershodaqoh seratus ribu,
lima puluh ribu dari yang dia
shodaqohkan tercampuri riya ’, maka shodaqoh yang tercampuri riya’ tersebut batal, sedangkan yang lain
tidak.[3] Jika Demikiain Keadaan Para
Sahabat, Bagaimana dengan Kita? Penyakit riya ’ dapat menjangkiti siapa saja, bahkan orang alim sekali pun.
Termasuk juga para sahabat Nabi
radhiyallahu ‘anhum. Para sahabat adalah generasi terbaik umat ini.
Keteguhan iman mereka sudah teruji,
pengorbanan mereka terhadap Islam
sudah tidak perlu diragukan lagi.
Namun demikian, Nabi shalallahu
‘alaihi wa salaam masih mengkhawatirkan riya ’menimpa mereka. Beliau bersabda, Sesuatu
yang aku khawatrikan menimpa
kalian adalah perbuatan syirik asghar.
Ketika beliau ditanya tentang
maksudnya, beliau menjawab:
‘(contohnya) adalah riya’ ”[4] Dalam hadist di atas terdapat pelajaran
tentang takut kapada syirik. Nabi
shalallahu ‘alaihi wa sallam khawatir kesyirikan menimpa sahabat
muhajirin dan anshor, sementara
mereka adalah sebaik-baik umat.
Maka bagaimana terhadap umat selain
mereka? Jika yang beliau khawatirkan
menimpa mereka adalah syirik asghar yang tidak mengeluarkan dari Islam,
bagaimana lagi dengan syirik akbar?
Wal ‘iyadzu billah !! [5] Lebih Bahaya dari Fitnah Dajjal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Maukah kamu kuberitahu tentang sesuatau yang menurutku
lebih aku khawatirkan terhadap
kalian daripada (fitnah) Al masih Ad
Dajjal? Para sahabat berkata, “Tentu saja”. Beliau bersabda, “Syirik khafi (yang tersembunyi), yaitu ketika
sesorang berdiri mengerjakan shalat,
dia perbagus shalatnya karena
mengetahui ada orang lain yang
memperhatikannya “[ 6] Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa riya ’ termasuk syirik khafi yang samar dan
tersembunyi. Hal ini karena riya ’ terkait dengan niat dan termasuk
amalan hati, yang hanya diketahui
oleh Allah Ta ’ala. Tidak ada seseorang pun yang mengetahui niat dan
maksud seseorang kecuali Allah
semata. Hadist di atas menunjukkan
tentang bahaya riya’, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam khawatir riya’ menimpa para sahabat yang merupakan umat terbaik, apalagi
terhadap selain mereka. Kekhawatiran
beliau lebih besar daripada
kekhawatiran terhadap ancaman
fitnah Dajjal karena hanya sedikit yang
dapat selamat dari bahaya riya’ ini. Fitnah Dajjal yang begitu berbahaya,
hanya menimpa pada orang yag
hidup pada zaman tertentu,
sedangkan bahaya riya ’ menimpa seluruh manusia di setiap zaman dan
setiap saat.[7] Berlindung dari Bahaya Riya ’ Berhubung masalah ini sangat
berbahaya seperti yang telah
dijelaskan di atas, maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kita sebuah doa
untuk melindungi diri kita dari syirik
besar maupun syirik kecil. Rasululllah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita melalui sabdanya,
‘Wahai sekalian manusia, jauhilah dosa syirik, karena syirik itu lebih
samar daripada rayapan seekor
semut.’ Lalu ada orang yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana kami dapat menjauhi dosa syirik, sementara
ia lebih samar daripada rayapan
seekor semut ?’ Rasulullah berkata, ‘Ucapkanlah Allahumma inni a’udzubika an usyrika bika wa ana a’lam wa astaghfiruka lima laa a ’lam (‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik yang aku sadari.
Dan aku memohon ampun kepada-Mu
atas dosa-dosa yang tidak aku
ketahui). ”[8] Tidak Tergolong Riya ’ Al Imam an Nawawi rahimahullah
membuat suatu bab dalam kitab
Riyadus Shalihin dengan judul,
“Perkara yang dianggap manusia sebagai riya’ namun bukan termasuk riya’ “. Beliau membawakan hadist dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, “Apa pendapatmu tentang seseorang yang beramal
kebaikan kemudian dia mendapat
pujian dari manusia?: Beliau
menjawab, “Itu adalah kebaikan yang disegerakan bagi seorang mukmin
“ (H.R. Muslim 2642). Di antara amalan-amalan yang tidak
termasuk riya ’ adalah : 1. Rajin beribadah ketika bersama orang shalih. Hal ini terkadang menimpa ketika seseorang
berkumpul dengan orang-orang
shaleh sehingga lebih semangat
dalam beribadah. Hal ini tidak
termasuk riya ’. Ibnu Qudamah mengatakan, “Terkadang seseorang menginap di rumah orang yang suka
bertahajud (shalat malam), lalu ia pun
ikut melaksanakan tahajud lebih lama.
Padahal biasanya ia hanya melakukan
shalat malam sebentar saja. Pada saat
itu, ia menyesuaikan dirinya dengan mereka. Ia pun ikut berpuasa ketika
mereka berpuasa. Jika bukan karena
bersama orang yang ahli ibadah tadi,
tentu ia tidak rajin beribadah seperti
ini” 2. Menyembunyikan dosa . Kewajiban bagi setiap muslim apabila berbuat
dosa adalah menyembunyikan dan
tidak menampakkan dosa tersebut.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap umatku akan diampuni kecuali orang yang
menampakkan perbuatan dosanya. Di
antara bentuk menampakkan dosa
adalah seseorang di malam hari
melakukan maksiat, namun di pagi
harinya –padahal telah Allah tutupi-, ia sendiri yang bercerita, “Wahai fulan, aku semalam telah melakukan
maksiat ini dan itu. ” Padahal semalam Allah telah tutupi maksiat yang ia
lakukan, namun di pagi harinya ia
sendiri yang membuka ‘aib-‘aibnya yang telah Allah tutup. ”[9] 3. Memakai pakaian yang bagus . Hal ini tidak termasuk riya ’ karena termasuk keindahan yang disukai
oleh Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga seseorang yang dalam hatinya
terdapat sifat sombong walau sebesar
dzarrah (semut kecil). ” Lantas ada seseorang yang
berkata, “Sesungguhnya ada orang yang suka berpenampilan indah
(bagus) ketika berpakaian atau ketika
menggunakan alas kaki. ” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan.
Yang dimaksud sombong adalah
menolak kebenaran dan meremehkan
manusia” [10] 4. Menampakkan syiar Islam . Sebagian syariat Islam tidak mungkin dilakukan
secara sembunyi-sembunyi, seperti
haji, umroh, shalat jama’ah dan shalat jum’at. Seorang hamba tidak berarti riya’ ketika menampakkan ibadah tersebut, karena di antara keawajiban
yang ada harus ditampakkan dan
diketahui manusia yang lain. Karena
hal tersebut merupakan bentuk
penampakan syiar-syiar islam.[11] Ikhlas Memang Berat Pembaca yang budiman, ikhlas adalah
satu amalan yang sangat berat. Fitnah
dunia membuat hati ini susah untuk
ikhlas. Cobalah kita renungkan setiap
amalan kita, sudahkah terbebas dari
maksud duniawi? sudahkah semuanya murni ikhlas karena Allah
Ta’ala? Jangan sampai ibadah yang kita lakukan siang dan malam menjadi
sia-sia tanpa pahala. Sungguh, ikhlas
memang berat. Urusan niat dalam hati
bakanlah hal yang mudah. Tidaklah
salah jika Sufyan ats Tsauri
rahimahullah mengatakan, “ Tidaklah aku berusaha untuk membenahi
sesuatu yang lebih berat daripada
meluruskan niatku, karena niat itu
senantiasa berbolak balik ”[12]. Hanya kepada Allah kita memohon taufik.
Wallahu a’lam. Penulis: Adika Mianoki Artikel www.muslim.or.id Catatan kaki : [1]. I’aanatul Mustafiid bi Syarhi Kitaabi at Tauhiid II/84. Syaikh Shalih Fauzan.
Penerbit Markaz Fajr [2]. Al Mufiid fii Muhimmaati at Tauhid
183. Dr. ‘Abdul Qodir as Shufi. Penerbit Daar Adwaus Salaf. Cetakan pertama
1428/2007 [3]. Lihat Al Mufiid 183 [4]. Diriwayatkan oleh Ahmad di dalam
al Musnad (V/428, 429) dan ath
Thabrani dalam al Kabiir (4301) dan
dishahihkan oleh Syaikh al Albani
dalam as Shahiihah (951) dan
Shahiihul Jami’ (1551) [5]. I’aanatul Mustafiid I/90 [6], H.R Ahmad dalam musnadnya.
Dihasankan oleh Syaikh Albani
Shahiihul Jami’ (2604) [7]. I’aanatul Mustafiid II/90 [8]. HR. Ahmad (4/403). Dishahihkan
oleh Syaikh al Albani dalam Shahiihul
Jami’ (3731) dan Shahih at Targhiib wa at Tarhiib (36). [9]. HR. Bukhari (6069) dan Muslim
(2990) [10]. HR.Muslim (91) [11]. Lihat pembahsan ini dalam
Bahjatun Nadzirin Syarh Riyadhis
Shalihin, III/140-142, Syaikh Salim al
Hilali, Daar Ibnul Jauzi [12]. Dinukil dari Jaami ’ul ‘Ulum wal Hikam 34, Imam Ibnu Rajab al
Hambali, Penerbit Daar Ibnul Jauzi
HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL DAN TAHUN BARU PADA ORANG KAFIR
Oleh : muh.yasin fii sabilillah
Berikut adalah fatwa ulama besar
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al
Utsaimin rahimahullah, dari
kumpulan risalah (tulisan) dan
fatwa beliau (Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu ‘Utsaimin), 3/28-29, no. 404. Beliau rahimahullah pernah
ditanya, “Apa hukum mengucapkan selamat natal (Merry Christmas)
pada orang kafir (Nashrani) dan
bagaimana membalas ucapan
mereka? Bolehkah kami
menghadiri acara perayaan
mereka (perayaan Natal)? Apakah seseorang berdosa jika
dia melakukan hal-hal yang
dimaksudkan tadi, tanpa maksud
apa-apa? Orang tersebut
melakukannya karena ingin
bersikap ramah, karena malu, karena kondisi tertekan, atau
karena berbagai alasan lainnya.
Bolehkah kita tasyabbuh
(menyerupai) mereka dalam
perayaan ini?” Beliau rahimahullah menjawab : Memberi ucapan Selamat Natal
atau mengucapkan selamat
dalam hari raya mereka (dalam
agama) yang lainnya pada orang
kafir adalah sesuatu yang
diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca :
ijma’ kaum muslimin), sebagaimana hal ini
dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim
rahimahullah dalam kitabnya
‘Ahkamu Ahlidz Dzimmah ’. Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi
orang-orang kafir (seperti
mengucapkan selamat natal,
pen) adalah sesuatu yang
diharamkan berdasarkan
ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah
memberi ucapan selamat pada
hari raya dan puasa mereka
seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah
bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka
dan semacamnya.” Kalau memang orang yang
mengucapkan hal ini bisa
selamat dari kekafiran, namun
dia tidak akan lolos dari perkara
yang diharamkan. Ucapan
selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita
mengucapkan selamat atas sujud
yang mereka lakukan pada salib,
bahkan perbuatan seperti ini
lebih besar dosanya di sisi Allah.
Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah
dibanding seseorang memberi
ucapan selamat pada orang yang
minum minuman keras,
membunuh jiwa, berzina, atau
ucapan selamat pada maksiat lainnya. Banyak orang yang kurang
paham agama terjatuh dalam hal
tersebut. Orang-orang semacam
ini tidak mengetahui kejelekan
dari amalan yang mereka
perbuat. Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan
selamat pada seseorang yang
berbuat maksiat, bid ’ah atau kekufuran, maka dia pantas
mendapatkan kebencian dan
murka Allah Ta ’ala.” –Demikian perkataan Ibnul Qoyyim
rahimahullah- Dari penjelasan di atas, maka
dapat kita tangkap bahwa
mengucapkan selamat pada hari
raya orang kafir adalah sesuatu
yang diharamkan. Alasannya,
ketika mengucapkan seperti ini berarti seseorang itu setuju dan
ridho dengan syiar kekufuran
yang mereka perbuat. Meskipun
mungkin seseorang tidak ridho
dengan kekufuran itu sendiri,
namun tetap tidak diperbolehkan bagi seorang
muslim untuk ridho terhadap
syiar kekufuran atau memberi
ucapan selamat pada syiar
kekafiran lainnya karena Allah
Ta’ala sendiri tidaklah meridhoi hal tersebut. Allah Ta ’ala berfirman, ْنِإ اوُرُفْكَت َّنِإَف َهَّللا ٌّيِنَغ ْمُكْنَع اَلَو ىَضْرَي ِهِداَبِعِل َرْفُكْلا ْنِإَو اوُرُكْشَت ُهَضْرَي ْمُكَل “Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak
memerlukan (iman)mu dan Dia
tidak meridhai kekafiran bagi
hamba-Nya; dan jika kamu
bersyukur, niscaya Dia meridhai
bagimu kesyukuranmu itu. ” (QS. Az Zumar [39] : 7) Allah Ta ’ala juga berfirman, َمْوَيْلا ُتْلَمْكَأ ْمُكَل ْمُكَنيِد ُتْمَمْتَأَو ْمُكْيَلَع يِتَمْعِن ُتيِضَرَو ُمُكَل َماَلْسِإْلا اًنيِد “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu ni ’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu.” (QS. Al Maidah [5] : 3) [Apakah Perlu Membalas Ucapan
Selamat Natal?] Memberi ucapan selamat
semacam ini pada mereka adalah
sesuatu yang diharamkan, baik
mereka adalah rekan bisnis
ataukah tidak. Jika mereka
mengucapkan selamat hari raya mereka pada kita, maka tidak
perlu kita jawab karena itu
bukanlah hari raya kita dan hari
raya mereka sama sekali tidak
diridhoi oleh Allah Ta ’ala. Hari raya tersebut boleh jadi hari raya
yang dibuat-buat oleh mereka
(baca : bid’ah). Atau mungkin juga hari raya tersebut
disyariatkan, namun setelah
Islam datang, ajaran mereka
dihapus dengan ajaran Islam
yang dibawa oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ajaran Islam ini adalah ajaran
untuk seluruh makhluk. Mengenai agama Islam yang
mulia ini, Allah Ta ’ala sendiri berfirman, ْنَمَو ِغَتْبَي َرْيَغ ِماَلْسِإْلا اًنيِد ْنَلَف َلَبْقُي ُهْنِم َوُهَو يِف ِةَرِخَآْلا َنِم َنيِرِساَخْلا “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-
kali tidaklah akan diterima
(agama itu)daripadanya, dan dia
di akhirat termasuk orang-orang
yang rugi.” (QS. Ali Imron [3] : 85) [Bagaimana Jika Menghadiri
Perayaan Natal?] Adapun seorang muslim
memenuhi undangan perayaan
hari raya mereka, maka ini
diharamkan. Karena perbuatan
semacam ini tentu saja lebih
parah daripada cuma sekedar memberi ucapan selamat
terhadap hari raya mereka.
Menghadiri perayaan mereka
juga bisa jadi menunjukkan
bahwa kita ikut berserikat dalam
mengadakan perayaan tersebut. [Bagaimana Hukum Menyerupai
Orang Nashrani dalam
Merayakan Natal?] Begitu pula diharamkan bagi
kaum muslimin menyerupai
orang kafir dengan mengadakan
pesta natal, atau saling tukar
kado (hadiah), atau membagi-
bagikan permen atau makanan (yang disimbolkan dengan ‘santa clause’ yang berseragam merah- putih, lalu membagi-bagikan
hadiah, pen) atau sengaja
meliburkan kerja (karena
bertepatan dengan hari natal).
Alasannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ْنَم َهَّبَشَت ٍمْوَقِب َوُهَف ْمُهْنِم ”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk
bagian dari mereka ” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam
dalam Iqtidho’ mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/
bagus) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
dalam kitabnya Iqtidho ’ Ash Shirothil Mustaqim mengatakan, “Menyerupai orang kafir dalam sebagian hari raya mereka bisa
menyebabkan hati mereka
merasa senang atas kebatilan
yang mereka lakukan. Bisa jadi
hal itu akan mendatangkan
keuntungan pada mereka karena ini berarti memberi
kesempatan pada mereka untuk
menghinakan kaum muslimin. ” - Demikian perkataan Syaikhul
Islam- Barangsiapa yang melakukan
sebagian dari hal ini maka dia
berdosa, baik dia melakukannya
karena alasan ingin ramah
dengan mereka, atau supaya
ingin mengikat persahabatan, atau karena malu atau sebab
lainnya. Perbuatan seperti ini
termasuk cari muka (menjilat),
namun agama Allah yang jadi
korban. Ini juga akan
menyebabkan hati orang kafir semakin kuat dan mereka akan
semakin bangga dengan agama
mereka. Allah-lah tempat kita meminta.
Semoga Allah memuliakan kaum
muslimin dengan agama mereka.
Semoga Allah memberikan
keistiqomahan pada kita dalam
agama ini. Semoga Allah menolong kaum muslimin atas
musuh-musuh mereka.
Sesungguhnya Dia-lah Yang
Maha Kuat lagi Maha Mulia. :: Fatwa Kedua :: Berkunjung Ke Tempat Orang
Nashrani untuk Mengucapkan
Selamat Natal pada Mereka Masih dari fatwa Syaikh
Muhammad bin Sholeh Al
Utsaimin rahimahullah dari
Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu ‘Utsaimin, 3/29-30, no. 405. Syaikh rahimahullah ditanya :
Apakah diperbolehkan pergi ke
tempat pastur (pendeta), lalu kita
mengucapkan selamat hari raya
dengan tujuan untuk menjaga
hubungan atau melakukan kunjungan? Beliau rahimahullah menjawab : Tidak diperbolehkan seorang
muslim pergi ke tempat seorang
pun dari orang-orang kafir, lalu
kedatangannya ke sana ingin
mengucapkan selamat hari raya,
walaupun itu dilakukan dengan tujuan agar terjalin hubungan
atau sekedar memberi selamat
(salam) padanya. Karena
terdapat hadits dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, َال اوُءَدْبَت َدوُهَيْلا َالَو ىَراَصَّنلا
ِمَالَّسلاِب “Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashara dalam salam
(ucapan selamat).” (HR. Muslim no. 2167) Adapun dulu Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah berkunjung ke tempat orang
Yahudi yang sedang sakit ketika
itu, ini dilakukan karena dulu
ketika kecil, Yahudi tersebut
pernah menjadi pembantu Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tatkala Yahudi tersebut sakit,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguknya dengan maksud
untuk menawarkannya masuk
Islam. Akhirnya, Yahudi tersebut
pun masuk Islam. Bagaimana mungkin perbuatan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengunjungi seorang
Yahudi untuk mengajaknya
masuk Islam, kita samakan
dengan orang yang bertandang
ke non muslim untuk
menyampaikan selamat hari raya untuk menjaga hubungan?!
Tidaklah mungkin kita kiaskan
seperti ini kecuali hal ini
dilakukan oleh orang yang jahil
dan pengikut hawa nafsu.
Berikut adalah fatwa ulama besar
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al
Utsaimin rahimahullah, dari
kumpulan risalah (tulisan) dan
fatwa beliau (Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu ‘Utsaimin), 3/28-29, no. 404. Beliau rahimahullah pernah
ditanya, “Apa hukum mengucapkan selamat natal (Merry Christmas)
pada orang kafir (Nashrani) dan
bagaimana membalas ucapan
mereka? Bolehkah kami
menghadiri acara perayaan
mereka (perayaan Natal)? Apakah seseorang berdosa jika
dia melakukan hal-hal yang
dimaksudkan tadi, tanpa maksud
apa-apa? Orang tersebut
melakukannya karena ingin
bersikap ramah, karena malu, karena kondisi tertekan, atau
karena berbagai alasan lainnya.
Bolehkah kita tasyabbuh
(menyerupai) mereka dalam
perayaan ini?” Beliau rahimahullah menjawab : Memberi ucapan Selamat Natal
atau mengucapkan selamat
dalam hari raya mereka (dalam
agama) yang lainnya pada orang
kafir adalah sesuatu yang
diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca :
ijma’ kaum muslimin), sebagaimana hal ini
dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim
rahimahullah dalam kitabnya
‘Ahkamu Ahlidz Dzimmah ’. Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi
orang-orang kafir (seperti
mengucapkan selamat natal,
pen) adalah sesuatu yang
diharamkan berdasarkan
ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah
memberi ucapan selamat pada
hari raya dan puasa mereka
seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah
bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka
dan semacamnya.” Kalau memang orang yang
mengucapkan hal ini bisa
selamat dari kekafiran, namun
dia tidak akan lolos dari perkara
yang diharamkan. Ucapan
selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita
mengucapkan selamat atas sujud
yang mereka lakukan pada salib,
bahkan perbuatan seperti ini
lebih besar dosanya di sisi Allah.
Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah
dibanding seseorang memberi
ucapan selamat pada orang yang
minum minuman keras,
membunuh jiwa, berzina, atau
ucapan selamat pada maksiat lainnya. Banyak orang yang kurang
paham agama terjatuh dalam hal
tersebut. Orang-orang semacam
ini tidak mengetahui kejelekan
dari amalan yang mereka
perbuat. Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan
selamat pada seseorang yang
berbuat maksiat, bid ’ah atau kekufuran, maka dia pantas
mendapatkan kebencian dan
murka Allah Ta ’ala.” –Demikian perkataan Ibnul Qoyyim
rahimahullah- Dari penjelasan di atas, maka
dapat kita tangkap bahwa
mengucapkan selamat pada hari
raya orang kafir adalah sesuatu
yang diharamkan. Alasannya,
ketika mengucapkan seperti ini berarti seseorang itu setuju dan
ridho dengan syiar kekufuran
yang mereka perbuat. Meskipun
mungkin seseorang tidak ridho
dengan kekufuran itu sendiri,
namun tetap tidak diperbolehkan bagi seorang
muslim untuk ridho terhadap
syiar kekufuran atau memberi
ucapan selamat pada syiar
kekafiran lainnya karena Allah
Ta’ala sendiri tidaklah meridhoi hal tersebut. Allah Ta ’ala berfirman, ْنِإ اوُرُفْكَت َّنِإَف َهَّللا ٌّيِنَغ ْمُكْنَع اَلَو ىَضْرَي ِهِداَبِعِل َرْفُكْلا ْنِإَو اوُرُكْشَت ُهَضْرَي ْمُكَل “Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak
memerlukan (iman)mu dan Dia
tidak meridhai kekafiran bagi
hamba-Nya; dan jika kamu
bersyukur, niscaya Dia meridhai
bagimu kesyukuranmu itu. ” (QS. Az Zumar [39] : 7) Allah Ta ’ala juga berfirman, َمْوَيْلا ُتْلَمْكَأ ْمُكَل ْمُكَنيِد ُتْمَمْتَأَو ْمُكْيَلَع يِتَمْعِن ُتيِضَرَو ُمُكَل َماَلْسِإْلا اًنيِد “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu ni ’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu.” (QS. Al Maidah [5] : 3) [Apakah Perlu Membalas Ucapan
Selamat Natal?] Memberi ucapan selamat
semacam ini pada mereka adalah
sesuatu yang diharamkan, baik
mereka adalah rekan bisnis
ataukah tidak. Jika mereka
mengucapkan selamat hari raya mereka pada kita, maka tidak
perlu kita jawab karena itu
bukanlah hari raya kita dan hari
raya mereka sama sekali tidak
diridhoi oleh Allah Ta ’ala. Hari raya tersebut boleh jadi hari raya
yang dibuat-buat oleh mereka
(baca : bid’ah). Atau mungkin juga hari raya tersebut
disyariatkan, namun setelah
Islam datang, ajaran mereka
dihapus dengan ajaran Islam
yang dibawa oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ajaran Islam ini adalah ajaran
untuk seluruh makhluk. Mengenai agama Islam yang
mulia ini, Allah Ta ’ala sendiri berfirman, ْنَمَو ِغَتْبَي َرْيَغ ِماَلْسِإْلا اًنيِد ْنَلَف َلَبْقُي ُهْنِم َوُهَو يِف ِةَرِخَآْلا َنِم َنيِرِساَخْلا “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-
kali tidaklah akan diterima
(agama itu)daripadanya, dan dia
di akhirat termasuk orang-orang
yang rugi.” (QS. Ali Imron [3] : 85) [Bagaimana Jika Menghadiri
Perayaan Natal?] Adapun seorang muslim
memenuhi undangan perayaan
hari raya mereka, maka ini
diharamkan. Karena perbuatan
semacam ini tentu saja lebih
parah daripada cuma sekedar memberi ucapan selamat
terhadap hari raya mereka.
Menghadiri perayaan mereka
juga bisa jadi menunjukkan
bahwa kita ikut berserikat dalam
mengadakan perayaan tersebut. [Bagaimana Hukum Menyerupai
Orang Nashrani dalam
Merayakan Natal?] Begitu pula diharamkan bagi
kaum muslimin menyerupai
orang kafir dengan mengadakan
pesta natal, atau saling tukar
kado (hadiah), atau membagi-
bagikan permen atau makanan (yang disimbolkan dengan ‘santa clause’ yang berseragam merah- putih, lalu membagi-bagikan
hadiah, pen) atau sengaja
meliburkan kerja (karena
bertepatan dengan hari natal).
Alasannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ْنَم َهَّبَشَت ٍمْوَقِب َوُهَف ْمُهْنِم ”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk
bagian dari mereka ” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam
dalam Iqtidho’ mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/
bagus) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
dalam kitabnya Iqtidho ’ Ash Shirothil Mustaqim mengatakan, “Menyerupai orang kafir dalam sebagian hari raya mereka bisa
menyebabkan hati mereka
merasa senang atas kebatilan
yang mereka lakukan. Bisa jadi
hal itu akan mendatangkan
keuntungan pada mereka karena ini berarti memberi
kesempatan pada mereka untuk
menghinakan kaum muslimin. ” - Demikian perkataan Syaikhul
Islam- Barangsiapa yang melakukan
sebagian dari hal ini maka dia
berdosa, baik dia melakukannya
karena alasan ingin ramah
dengan mereka, atau supaya
ingin mengikat persahabatan, atau karena malu atau sebab
lainnya. Perbuatan seperti ini
termasuk cari muka (menjilat),
namun agama Allah yang jadi
korban. Ini juga akan
menyebabkan hati orang kafir semakin kuat dan mereka akan
semakin bangga dengan agama
mereka. Allah-lah tempat kita meminta.
Semoga Allah memuliakan kaum
muslimin dengan agama mereka.
Semoga Allah memberikan
keistiqomahan pada kita dalam
agama ini. Semoga Allah menolong kaum muslimin atas
musuh-musuh mereka.
Sesungguhnya Dia-lah Yang
Maha Kuat lagi Maha Mulia. :: Fatwa Kedua :: Berkunjung Ke Tempat Orang
Nashrani untuk Mengucapkan
Selamat Natal pada Mereka Masih dari fatwa Syaikh
Muhammad bin Sholeh Al
Utsaimin rahimahullah dari
Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu ‘Utsaimin, 3/29-30, no. 405. Syaikh rahimahullah ditanya :
Apakah diperbolehkan pergi ke
tempat pastur (pendeta), lalu kita
mengucapkan selamat hari raya
dengan tujuan untuk menjaga
hubungan atau melakukan kunjungan? Beliau rahimahullah menjawab : Tidak diperbolehkan seorang
muslim pergi ke tempat seorang
pun dari orang-orang kafir, lalu
kedatangannya ke sana ingin
mengucapkan selamat hari raya,
walaupun itu dilakukan dengan tujuan agar terjalin hubungan
atau sekedar memberi selamat
(salam) padanya. Karena
terdapat hadits dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, َال اوُءَدْبَت َدوُهَيْلا َالَو ىَراَصَّنلا
ِمَالَّسلاِب “Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashara dalam salam
(ucapan selamat).” (HR. Muslim no. 2167) Adapun dulu Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah berkunjung ke tempat orang
Yahudi yang sedang sakit ketika
itu, ini dilakukan karena dulu
ketika kecil, Yahudi tersebut
pernah menjadi pembantu Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tatkala Yahudi tersebut sakit,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguknya dengan maksud
untuk menawarkannya masuk
Islam. Akhirnya, Yahudi tersebut
pun masuk Islam. Bagaimana mungkin perbuatan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengunjungi seorang
Yahudi untuk mengajaknya
masuk Islam, kita samakan
dengan orang yang bertandang
ke non muslim untuk
menyampaikan selamat hari raya untuk menjaga hubungan?!
Tidaklah mungkin kita kiaskan
seperti ini kecuali hal ini
dilakukan oleh orang yang jahil
dan pengikut hawa nafsu.
JENIS JENIS NAPSU MENURUT ISLAM
Oleh: Muh.Yasin Fii Sabilillah
Nafsu itu adalah keinginan manusia
yang tersirat dalam akal
pikirannya. Nafsu ada yang baik,
yaitu nafsu yang tidak
bertentangan dengan hati nurani
serta perintah-perintah dan larangan-larangan yang Allah
tetapkan. Namun ada pula nafsu
yang buruk, yaitu nafsu yang
hanya untuk memenuhi keinginan
pikirannya saja, tanpa melibatkan
hati nurani dan ketetapan Allah. Berikut ini adalah jenis-jenis nafsu
menurut Islam. Nafsu yang buruk : Nasfu Amarah adalah nafsu yang berbangga apabila membuat sesuatu kemungkaran.
mereka adalah dari golongan yang
bermaksiat di mata dan di hatinya.
mereka adalah golongan ahli
neraka. Nafsu Lawamah adalah nafsu yang menyadari apabila melakukan suatu kemungkaran.
golongan ini beramal tetapi masih
ada riya, hasut, dengki dan
sebagainya.
nafsu mereka tetap dilakukan
walau mereka tahu itu salah. mereka adalah golongan ahli
neraka. Nafsu Marhamah adalah nafsu yang telah dapat
membuang sifat tercela.
walaupun begitu, mereka masih
mengkritik diri sendiri.
mereka adalah golongan ahli
neraka. Kemudian nafsu-nafsu yang baik
adalah : Nafsu Mutmainah adalah nafsu yang lemah lembut.
mereka mendapat ketenangan dan
menghilangkan gelisah di jiwa.
mereka adalah orang yang sholeh.
golongan ini adalah dijamin surga. Nafsu Raudiah adalah nafsu yang berusaha untuk melatih diri untuk mencintai Allah sepenuhnya..
mereka bergaul dengan orang
banyak tetapi hatinya semata-
mata hanya kepada Allah.
mereka bisa juga disebut sebagai
Wali Allah. Nafsu Kamaliah adalah nafsu yang sempurna, nafsu
yang hanya dimiliki oleh para Nabi
dan Rasul. Nafsu Mardiah adalah nafsu yang terbaik dan yang paling dicintai Allah. Nafsu ini adalah nafsu yang paling di ridhai Allah. adalah nafsu yang terbaik dan yang paling dicintai Allah. Nafsu ini adalah nafsu yang paling di ridhai Allah. Keridhaan tersebut terlihat pada anugrah yang diberikan-Nya berupa senantiasa berdzikir, ikhlas, mempunyai karomah, dan memperoleh kemuliaan, sementara kemuliaan yang diberikan Allah SWT itu bersifat universal, artinya jika Allah memuliakannya, siapa pun tidak akan bisa menghinakannya, demikian pula sebaliknya orang yang dihinakan oleh Allah SWT, siapa pun tidak bisa memuliakannya.
Nafsu itu adalah keinginan manusia
yang tersirat dalam akal
pikirannya. Nafsu ada yang baik,
yaitu nafsu yang tidak
bertentangan dengan hati nurani
serta perintah-perintah dan larangan-larangan yang Allah
tetapkan. Namun ada pula nafsu
yang buruk, yaitu nafsu yang
hanya untuk memenuhi keinginan
pikirannya saja, tanpa melibatkan
hati nurani dan ketetapan Allah. Berikut ini adalah jenis-jenis nafsu
menurut Islam. Nafsu yang buruk : Nasfu Amarah adalah nafsu yang berbangga apabila membuat sesuatu kemungkaran.
mereka adalah dari golongan yang
bermaksiat di mata dan di hatinya.
mereka adalah golongan ahli
neraka. Nafsu Lawamah adalah nafsu yang menyadari apabila melakukan suatu kemungkaran.
golongan ini beramal tetapi masih
ada riya, hasut, dengki dan
sebagainya.
nafsu mereka tetap dilakukan
walau mereka tahu itu salah. mereka adalah golongan ahli
neraka. Nafsu Marhamah adalah nafsu yang telah dapat
membuang sifat tercela.
walaupun begitu, mereka masih
mengkritik diri sendiri.
mereka adalah golongan ahli
neraka. Kemudian nafsu-nafsu yang baik
adalah : Nafsu Mutmainah adalah nafsu yang lemah lembut.
mereka mendapat ketenangan dan
menghilangkan gelisah di jiwa.
mereka adalah orang yang sholeh.
golongan ini adalah dijamin surga. Nafsu Raudiah adalah nafsu yang berusaha untuk melatih diri untuk mencintai Allah sepenuhnya..
mereka bergaul dengan orang
banyak tetapi hatinya semata-
mata hanya kepada Allah.
mereka bisa juga disebut sebagai
Wali Allah. Nafsu Kamaliah adalah nafsu yang sempurna, nafsu
yang hanya dimiliki oleh para Nabi
dan Rasul. Nafsu Mardiah adalah nafsu yang terbaik dan yang paling dicintai Allah. Nafsu ini adalah nafsu yang paling di ridhai Allah. adalah nafsu yang terbaik dan yang paling dicintai Allah. Nafsu ini adalah nafsu yang paling di ridhai Allah. Keridhaan tersebut terlihat pada anugrah yang diberikan-Nya berupa senantiasa berdzikir, ikhlas, mempunyai karomah, dan memperoleh kemuliaan, sementara kemuliaan yang diberikan Allah SWT itu bersifat universal, artinya jika Allah memuliakannya, siapa pun tidak akan bisa menghinakannya, demikian pula sebaliknya orang yang dihinakan oleh Allah SWT, siapa pun tidak bisa memuliakannya.
10 GOLONGAN YG TIDAK MASUK SURGA
oleh : muh.yasin fii sabilillah
Ibnu Abas r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Ada sepuluh golongan dari umatku yang tidak akan masuk surga, kecuali bagi yang bertobat. Mereka itu adalah al-qalla’, al-jayyuf, al-qattat, ad- daibub, ad-dayyus, shahibul arthabah,
shahibul qubah, al-’utul, az-zanim, dan al-’aq li walidaih. Selanjutnya Rasulullah saw. ditanya, “Ya Rasulullah, siapakah al-qalla’ itu?” Beliau menjawab, “Orang yang suka mondar-mandir kepada penguasa untuk memberikan laporan batil dan palsu.” Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah al- jayyuf itu?” Beliau menjawab, “Orang yang suka menggali kuburan untuk mencuri kain kafan dan sebagainya. ” Beliau ditanya lagi, “Siapakah al-qattat itu?” Beliau menjawab, “Orang yang suka mengadu domba. ” Beliau ditanya, “Siapakah ad-daibub itu?” Beliau menjawab, “Germo.” Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah ad- dayyus itu?” Beliau menjawab, “Dayyus adalah laki-laki yang tidak punya rasa cemburu terhadap istrinya,
anak perempuannya, dan saudara perempuannya.” Rasulullah saw. ditanya lagi, “Siapakah shahibul arthabah itu?” Beliau menjawab, “Penabuh gendang besar.” Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah shahibul qubah itu?” Beliau menjawab, “Penabuh gendang kecil. ” Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah al-’utul itu?” Beliau menjawab, “Orang yang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf atas dosa yang dilakukannya, dan tidak mau menerima alasan orang lain.” Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah az- zanim itu?” Beliau menjawab, “Orang yang dilahirkan dari hasil perzinaan yang suka duduk-duduk di tepi jalan guna menggunjing orang lain. Adapun al-’aq, kalian sudah tahu semua maksudnya (yakni orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya).” Mu’adz bertanya kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah, bagaimana pandangan engkau tentang ayat ini: yauma yunfakhu fiish-shuuri fata’tuuna afwaajaa, yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala, lalu kalian datang berkelompok- kelompok ?” (An-Naba ’: 18) “Wahai Mu’adz, engkau bertanya tentang sesuatu yang besar,” jawab Rasulullah saw. Kedua mata beliau yang mulia pun mencucurkan air mata. Beliau melanjutkan sabdanya. “Ada sepuluh golongan dari umatku yang akan dikumpulkan pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan yang berbeda-beda. Allah memisahkan mereka dari jama’ah kaum muslimin dan akan menampakkan bentuk rupa mereka (sesuai dengan amaliyahnya di dunia). Di antara mereka ada yang berwujud kera; ada yang berwujud babi; ada yang berjalan berjungkir- balik dengan muka terseret-seret; ada yang buta kedua matanya, ada yang tuli, bisu, lagi tidak tahu apa-apa; ada yang memamah lidahnya sendiri yang menjulur sampai ke dada dan mengalir nanah dari mulutnya sehingga jama’ah kaum muslimin merasa amat jijik terhadapnya; ada yang tangan dan kakinya dalam keadaan terpotong; ada yang disalib di atas batangan besi panas; ada yang aroma tubuhnya lebih busuk daripada
bangkai; dan ada yang berselimutkan kain yang dicelup aspal mendidih. ” “Mereka yang berwajah kera adalah orang-orang yang ketika di dunia suka mengadu domba di antara manusia. Yang berwujud babi adalah mereka yang ketika di dunia gemar memakan barang haram dan bekerja dengan cara yang haram, seperti cukai dan uang suap. ” “Yang berjalan jungkir-balik adalah mereka yang ketika di dunia gemar memakan riba. Yang buta adalah orang-orang yang ketika di dunia suka berbuat zhalim dalam memutuskan hukum. Yang tuli dan bisu adalah orang-orang yang ketika di dunia suka ujub (menyombongkan diri) dengan amalnya.” “Yang memamah lidahnya adalah ulama dan pemberi fatwa yang ucapannya bertolak-belakang dengan amal perbuatannya. Yang terpotong tangan dan kakinya adalah orang-orang yang ketika di dunia suka menyakiti tetangganya. ” “Yang disalib di batangan besi panas adalah orang yang suka mengadukan orang lain kepada penguasa dengan pengaduan batil dan palsu. Yang tubuhnya berbau busuk melebihi bangkai adalah orang yang suka bersenang-senang dengan menuruti semua syahwat dan kemauan mereka tanpa mau menunaikan hak Allah yang ada pada harta mereka. ” “Adapun orang yang berselimutkan kain yang dicelup aspal mendidih adalah orang yang suka takabur dan membanggakan diri. ” (HR. Qurthubi) Saudaraku, adakah kita di antara 10 daftar yang dipaparkan Rasulullah saw. di atas? Bertobatlah, agar selamat!
Ibnu Abas r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Ada sepuluh golongan dari umatku yang tidak akan masuk surga, kecuali bagi yang bertobat. Mereka itu adalah al-qalla’, al-jayyuf, al-qattat, ad- daibub, ad-dayyus, shahibul arthabah,
shahibul qubah, al-’utul, az-zanim, dan al-’aq li walidaih. Selanjutnya Rasulullah saw. ditanya, “Ya Rasulullah, siapakah al-qalla’ itu?” Beliau menjawab, “Orang yang suka mondar-mandir kepada penguasa untuk memberikan laporan batil dan palsu.” Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah al- jayyuf itu?” Beliau menjawab, “Orang yang suka menggali kuburan untuk mencuri kain kafan dan sebagainya. ” Beliau ditanya lagi, “Siapakah al-qattat itu?” Beliau menjawab, “Orang yang suka mengadu domba. ” Beliau ditanya, “Siapakah ad-daibub itu?” Beliau menjawab, “Germo.” Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah ad- dayyus itu?” Beliau menjawab, “Dayyus adalah laki-laki yang tidak punya rasa cemburu terhadap istrinya,
anak perempuannya, dan saudara perempuannya.” Rasulullah saw. ditanya lagi, “Siapakah shahibul arthabah itu?” Beliau menjawab, “Penabuh gendang besar.” Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah shahibul qubah itu?” Beliau menjawab, “Penabuh gendang kecil. ” Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah al-’utul itu?” Beliau menjawab, “Orang yang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf atas dosa yang dilakukannya, dan tidak mau menerima alasan orang lain.” Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah az- zanim itu?” Beliau menjawab, “Orang yang dilahirkan dari hasil perzinaan yang suka duduk-duduk di tepi jalan guna menggunjing orang lain. Adapun al-’aq, kalian sudah tahu semua maksudnya (yakni orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya).” Mu’adz bertanya kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah, bagaimana pandangan engkau tentang ayat ini: yauma yunfakhu fiish-shuuri fata’tuuna afwaajaa, yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala, lalu kalian datang berkelompok- kelompok ?” (An-Naba ’: 18) “Wahai Mu’adz, engkau bertanya tentang sesuatu yang besar,” jawab Rasulullah saw. Kedua mata beliau yang mulia pun mencucurkan air mata. Beliau melanjutkan sabdanya. “Ada sepuluh golongan dari umatku yang akan dikumpulkan pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan yang berbeda-beda. Allah memisahkan mereka dari jama’ah kaum muslimin dan akan menampakkan bentuk rupa mereka (sesuai dengan amaliyahnya di dunia). Di antara mereka ada yang berwujud kera; ada yang berwujud babi; ada yang berjalan berjungkir- balik dengan muka terseret-seret; ada yang buta kedua matanya, ada yang tuli, bisu, lagi tidak tahu apa-apa; ada yang memamah lidahnya sendiri yang menjulur sampai ke dada dan mengalir nanah dari mulutnya sehingga jama’ah kaum muslimin merasa amat jijik terhadapnya; ada yang tangan dan kakinya dalam keadaan terpotong; ada yang disalib di atas batangan besi panas; ada yang aroma tubuhnya lebih busuk daripada
bangkai; dan ada yang berselimutkan kain yang dicelup aspal mendidih. ” “Mereka yang berwajah kera adalah orang-orang yang ketika di dunia suka mengadu domba di antara manusia. Yang berwujud babi adalah mereka yang ketika di dunia gemar memakan barang haram dan bekerja dengan cara yang haram, seperti cukai dan uang suap. ” “Yang berjalan jungkir-balik adalah mereka yang ketika di dunia gemar memakan riba. Yang buta adalah orang-orang yang ketika di dunia suka berbuat zhalim dalam memutuskan hukum. Yang tuli dan bisu adalah orang-orang yang ketika di dunia suka ujub (menyombongkan diri) dengan amalnya.” “Yang memamah lidahnya adalah ulama dan pemberi fatwa yang ucapannya bertolak-belakang dengan amal perbuatannya. Yang terpotong tangan dan kakinya adalah orang-orang yang ketika di dunia suka menyakiti tetangganya. ” “Yang disalib di batangan besi panas adalah orang yang suka mengadukan orang lain kepada penguasa dengan pengaduan batil dan palsu. Yang tubuhnya berbau busuk melebihi bangkai adalah orang yang suka bersenang-senang dengan menuruti semua syahwat dan kemauan mereka tanpa mau menunaikan hak Allah yang ada pada harta mereka. ” “Adapun orang yang berselimutkan kain yang dicelup aspal mendidih adalah orang yang suka takabur dan membanggakan diri. ” (HR. Qurthubi) Saudaraku, adakah kita di antara 10 daftar yang dipaparkan Rasulullah saw. di atas? Bertobatlah, agar selamat!
JANJI IBLIS KEPADA ALLAH SWT
oleh : MUH.YASIN FII SABILILLAH
Assalammu ’alaikum Ikhwah fillah Dalam satu riwayat, ketika iblis
diperintahkan oleh Allah swt
untuk bersujud kepada Nabi
Adam as, dengan sombongnya ia
menolak.
Lalu Allah berfirman dalam QS. Shad; 77-78 : “Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya
kamu adalah orang yang
terkutuk, Sesungguhnya
kutukan-Ku tetap atasmu sampai
hari pembalasan.” Setelah itu iblis benar-benar menjadi makhluk
pembangkang yang terkutuk. Dengan sombongnya Iblis
berkata kepada Allah : “Engkau telah mencipta seorang makhluk
yang lebih rendah dariku,Tetapi
dia justru Engkau muliakan.Dia
akan menentang-Mu,membuat
kerusakan di muka bumi,dan
menumpahkan darah.Engkau Telah menghinaku
dihadapannya, padahal dia
belum pernah menyembah-
Mu.Sementara aku telah
menyembah-Mu dalam bentuk
yang tidak bisa digambarkan oleh siapapun. Mengapa bisa
demikian ?” (Dalam sebuah riwayat,Iblis telah menyembah
(ahli sujud) kepada Allah selama
ratusan ribu tahun sebelum
manusia diciptakan). Protes Iblis itu lalu dijawab oleh
firman Allah dalam QS.AL-
Baqarah:30 :
Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para Malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi. ” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui. ” Lalu Iblis mengajukan
permintaan kepada Allah agar
dapat menggoda manusia
sampai akhir zaman. Percakapan antara Allah dan Iblis
tertulis dalam QS.Shad:79-85 :
Iblis berkata: “Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari
mereka dibangkitkan.
Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang
yang diberi tangguh,sampai
kepada hari yang telah
ditentukan waktunya (hari
Kiamat). ” Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan
menyesatkan mereka
semuanya,kecuali hamba-
hamba-Mu yang mukhlis di
antara mereka.
Allah berfirman: “Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan
hanya kebenaran itulah yang Ku-
katakan,Sesungguhnya Aku
pasti akan memenuhi neraka
Jahannam dengan jenis kamu
dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara
mereka kesemuanya. Janji Iblis kepada Allah bahwa ia
akan berusaha sekuat tenaga
untuk menyesatkan anak
manusia selamanya.Dan demi
mewujudkan keinginannya
itu,Iblis diberikan usia yang sangat panjang,serta
kesempatan untuk berkembang
biak dengan cepat.Iblis
melahirkan anak,setiap manusia
melahirkan anak.Tetapi tidak
demikian halnya jika manusia ada yang mati,maka Iblis dan
keturunannya akan hidup
sampai hari kiamat. Bisa dibayangkan,Iblis sudah
diciptakan ratusan tahun
sebelum manusia di ciptakan,
jumlahnya tidak akan berkurang
bahkan bertambah sampai akhir
zaman.sudah berapa kali lipat jumlahnya dari jumlah manusia
yang ada sekarang …? dengan demikian iblis lebih faham dan
pandai untuk menjerumuskan
manusia kedalam kesesatan …! Sebagai manusia kita patut
khawatir dengan perkiraan
banyaknya jumlah Iblis saat
ini.Jangan-jangan kita tidak akan
mampu menghindar dari
godaannya. Untungnya,Allah Maha Pemurah,Dia memberikan
banyak keringanan kepada kita.
Allah tidak mengutuk kita seperti
Iblis,padahal sujud kita kapada-
Nya hanya baru sedikit saja
(dibandingkan dengan Iblis). Dosa-dosa kita sebanyak apapun
dapat diampuni asalkan kita
tidak menyekutui-Nya dengan
sesuatu apapun,dan bertaubat
dengan sungguh-
sungguh,bukan taubat yang main-main. Iblis dibekali oleh Allah untuk
menggoda kita melalui harta,
kedudukan, wanita dan hal-hal
lain yang membuat kita menjadi
serakah dan melupakan Allah.
Namun Allah juga membekali kita dengan kasih sayang-Nya.
Diberi-Nya kita akal,agar dapat
berpikir mencari kebenaran.
Kemudian diutus-Nya kepada
kita para rasul yang membawa
ajaran kebaikan. Karena itu,jika saat ini kita
menyaksikan diri kita atau
saudara-saudara kita tengah
terjerembab dalam keserakahan,
mengkorupsi uang Negara,
menggunduli hutan alam yang berakibat bencana,memuja
kemaksiatan dan berfoya-foya
diatas penderitaan saudara yang
lain,barangkali Iblis sedang
membuktikan janjinya.Tidak ada
cara lain untuk melawan tipu daya Iblis itu,kecuali bertaubat
dan kembali kepada risalah
Rasulullah saw yang benar. Semoga kita tergolong kedalam
orang2 yang mukhlis, sehingga
iblis enggan menjerumuskan kita
kedalam neraka bersamanya.
Dan kita memohon kepada Allah
agar selalu diberikan kekuatan iman dan islam, serta di jauhkan
dari godaan syaithon
laknatullah …amin. Wassalammu’alaikum
Assalammu ’alaikum Ikhwah fillah Dalam satu riwayat, ketika iblis
diperintahkan oleh Allah swt
untuk bersujud kepada Nabi
Adam as, dengan sombongnya ia
menolak.
Lalu Allah berfirman dalam QS. Shad; 77-78 : “Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya
kamu adalah orang yang
terkutuk, Sesungguhnya
kutukan-Ku tetap atasmu sampai
hari pembalasan.” Setelah itu iblis benar-benar menjadi makhluk
pembangkang yang terkutuk. Dengan sombongnya Iblis
berkata kepada Allah : “Engkau telah mencipta seorang makhluk
yang lebih rendah dariku,Tetapi
dia justru Engkau muliakan.Dia
akan menentang-Mu,membuat
kerusakan di muka bumi,dan
menumpahkan darah.Engkau Telah menghinaku
dihadapannya, padahal dia
belum pernah menyembah-
Mu.Sementara aku telah
menyembah-Mu dalam bentuk
yang tidak bisa digambarkan oleh siapapun. Mengapa bisa
demikian ?” (Dalam sebuah riwayat,Iblis telah menyembah
(ahli sujud) kepada Allah selama
ratusan ribu tahun sebelum
manusia diciptakan). Protes Iblis itu lalu dijawab oleh
firman Allah dalam QS.AL-
Baqarah:30 :
Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para Malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi. ” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui. ” Lalu Iblis mengajukan
permintaan kepada Allah agar
dapat menggoda manusia
sampai akhir zaman. Percakapan antara Allah dan Iblis
tertulis dalam QS.Shad:79-85 :
Iblis berkata: “Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari
mereka dibangkitkan.
Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang
yang diberi tangguh,sampai
kepada hari yang telah
ditentukan waktunya (hari
Kiamat). ” Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan
menyesatkan mereka
semuanya,kecuali hamba-
hamba-Mu yang mukhlis di
antara mereka.
Allah berfirman: “Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan
hanya kebenaran itulah yang Ku-
katakan,Sesungguhnya Aku
pasti akan memenuhi neraka
Jahannam dengan jenis kamu
dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara
mereka kesemuanya. Janji Iblis kepada Allah bahwa ia
akan berusaha sekuat tenaga
untuk menyesatkan anak
manusia selamanya.Dan demi
mewujudkan keinginannya
itu,Iblis diberikan usia yang sangat panjang,serta
kesempatan untuk berkembang
biak dengan cepat.Iblis
melahirkan anak,setiap manusia
melahirkan anak.Tetapi tidak
demikian halnya jika manusia ada yang mati,maka Iblis dan
keturunannya akan hidup
sampai hari kiamat. Bisa dibayangkan,Iblis sudah
diciptakan ratusan tahun
sebelum manusia di ciptakan,
jumlahnya tidak akan berkurang
bahkan bertambah sampai akhir
zaman.sudah berapa kali lipat jumlahnya dari jumlah manusia
yang ada sekarang …? dengan demikian iblis lebih faham dan
pandai untuk menjerumuskan
manusia kedalam kesesatan …! Sebagai manusia kita patut
khawatir dengan perkiraan
banyaknya jumlah Iblis saat
ini.Jangan-jangan kita tidak akan
mampu menghindar dari
godaannya. Untungnya,Allah Maha Pemurah,Dia memberikan
banyak keringanan kepada kita.
Allah tidak mengutuk kita seperti
Iblis,padahal sujud kita kapada-
Nya hanya baru sedikit saja
(dibandingkan dengan Iblis). Dosa-dosa kita sebanyak apapun
dapat diampuni asalkan kita
tidak menyekutui-Nya dengan
sesuatu apapun,dan bertaubat
dengan sungguh-
sungguh,bukan taubat yang main-main. Iblis dibekali oleh Allah untuk
menggoda kita melalui harta,
kedudukan, wanita dan hal-hal
lain yang membuat kita menjadi
serakah dan melupakan Allah.
Namun Allah juga membekali kita dengan kasih sayang-Nya.
Diberi-Nya kita akal,agar dapat
berpikir mencari kebenaran.
Kemudian diutus-Nya kepada
kita para rasul yang membawa
ajaran kebaikan. Karena itu,jika saat ini kita
menyaksikan diri kita atau
saudara-saudara kita tengah
terjerembab dalam keserakahan,
mengkorupsi uang Negara,
menggunduli hutan alam yang berakibat bencana,memuja
kemaksiatan dan berfoya-foya
diatas penderitaan saudara yang
lain,barangkali Iblis sedang
membuktikan janjinya.Tidak ada
cara lain untuk melawan tipu daya Iblis itu,kecuali bertaubat
dan kembali kepada risalah
Rasulullah saw yang benar. Semoga kita tergolong kedalam
orang2 yang mukhlis, sehingga
iblis enggan menjerumuskan kita
kedalam neraka bersamanya.
Dan kita memohon kepada Allah
agar selalu diberikan kekuatan iman dan islam, serta di jauhkan
dari godaan syaithon
laknatullah …amin. Wassalammu’alaikum
WATAK-WATAK SETAN
oleh : MUH.YASIN FII SABILILLAH
1.Cubaan merosakkan aqidah
tauhid yang benar. Inilah
tujuan utama syaitan agar
manusia sesat daripada
kebenaran. Sebagai contoh sebagaimana
yang diceritakan dalam hadis
bahawa syaitan agar
menimbulkan persoalan dalam
diri setiap orang tentang
siapakah yang membuat benda ini dan siapa pula yang
menjadikannya? Akhirnya sampai kepada
kesimpulan bahawa setiap
benda ada penciptanya. Ketika
itu syaitan agar menimbulkan
soalan tentang siapakah yang
menjadikan tuhanmu? Oleh itu, Nabi s.a.w.
menasihatkan agar memohon
perlindungan kepada Allah.
(Mafhum hadis riwayat
Bukhari). 2. Syaitan akan mengikat
setiap manusia ketika tidur
dengan tiga ikatan. Inilah
antara sebab yang
menyebabkan manusia rasa
malas dan letih untuk bangun pagi bersolat Subuh. Apabila jaga dan menyebut
Allah, maka akan terputuslah
satu tali. Apabila berwudhuk
maka putuslah tali kedua.
Apabila bersolat maka
putuslah tali ketiga. Ketika itu barulah manusia berasa
bersemangat dan segar.
(Mafhum hadis riwayat
Bukhari). Oleh itu, apabila bangun
bacalah doa bangun tidur atau
sekurang-kurangnya sebutlah
nama Allah. Kemudian segera
berwudhuk dan bersolat. 3. Tujuan syaitan mengikat
dengan tiga ikatan agar
manusia tidak dapat bangun
malam untuk bertahajud dan
solat Subuh pada waktunya.
Oleh itu, beberapa perkara boleh dibuat bagi
menghalangnya iaitu : - Berwudhuk sebelum tidur
kerana sabda Nabi s.a.w.: اَذِإ َتْيَتَأ ىَلِإ َكِعَجْضَم ْأَّضَوَتَف َكَءْوُضُو ِةَالَّصلِل
“Apabila engkau datang ke tempat tidurmu maka
berwudhuklah seperti wudhuk
solat”. - Membaca dua ayat terakhir
daripada surah al-Baqarah
kerana sabda Nabi s.a.w. : ِناَتَيآلا ْنِم ِرِخآ ِةَرْوُس ِةِرَقَبْلا ْنَم اَمُهَأَرَق ىِف ٍةَلْيَل ُهاَتَفَك
“Dua ayat daripada akhir surah al-Baqarah, sesiapa
membacanya pada malam
nescaya memadailah
baginya ”. (Riwayat Bukhari). - Membaca ayat Kursi. - Boleh juga bertasbih,
bertahmid dan bertakbir 33
kali setiap satu. 4. Orang yang tidak dapat
bangun malam adalah rugi
kerana sabda Nabi s.a.w. : َكاَذ ٌلُجَر َلاَب ُناَطْيَّشلا ىِف
ِهْيَنُذُأ
“Itulah orang yang mana syaitan telah kencing dalam
telinganya ”. (Riwayat Muslim). Makna kencing boleh difahami
secara zahir. Boleh juga
difahami bahawa syaitan
berjaya menghalangnya
daripada mendengar azan dan
zikir. 5. Syaitan juga membawa
mimpi-mimpi ngeri bagi
menjadikan manusia berada
dalam sedih. Seorang lelaki
menceritakan kepada Nabi
s.a.w. bahawa dia melihat dalam mimpi bahawa kepala
telah dipukul. Nabi s.a.w.
menasihatkannya dengan
sabdanya : َال ِثِّدَحُت َساَّنلا ِبُّعَلَتِب ِناَطْيَّشلا َكِب ىِف َكِماَنَم
“Jangan kamu ceritakan kepada manusia dengan
permainan syaitan kepadamu
dalam tidurmu”. (Riwayat Muslim). 6. Syaitan ketawa apabila
seseorang menguap kerana ia
tanda kemalasan. Sabda Nabi
s.a.w. : اَّمَأَو ُبُؤاَثَّتلا َوُهَف َنِم ِناَطْيَّشلا ُهَّدُرَيْلَف اَم َعاَطَتْسا
“Adapun menguap maka ia dari syaitan maka tolaklah ia
semampunya ”. (Riwayat Muslim). Sebenarnya syaitan mungkin
masuk ke dalam badan
manusia ketika menguap
apabila mulut tidak di tutup.
Sabda Nabi s.a.w. : اَذِإ َبَءاَثَت ْمُكُدَحَأ ْكِسْمُيْلَف ِهِدَيِب ىَلَع ِهْيِف َّنِإَف َناَطْيَّشلا
ُلُخْدَي
“Apabila seseorang kamu menguap maka letakkanlah
tangannya atas mulutnya
kerana syaitan akan masuk ”. (Riwayat Muslim). 7. Syaitan juga bertenggek
atas batang hidung setiap
manusia. Sebab itu digalakkan
membersihkan hidung kerana
diriwayatkan sabda Nabi
s.a.w. : اَذِإ َظَقْيَتْسا ْمُكُدَحَأ ْنِم ِهِماَنَم ْرِثْنَتْسَيْلَف َثَالَث ٍتاَّرَم َّنِإَف َناَطْيَّشلا ُتْيِبَي ىَلَع
ِهِمْيِشاَيَخ
“Apabila seseorang kamu bangun daripada tidur maka
bersihkanlah hidungnya tiga
kali kerana syaitan bermalam
di atas hidungnya ”. 8. Syaitan mewas-waskan
manusia. Asalnya syaitan ingin
merosakkan manusia tetapi
jika manusia itu seorang
mukmin, maka syaitan hanya
mampu menimbulkan was was dalam hatinya. Pun begitu penyakit was was
perlu diubati kerana ia
berpunca daripada syaitan. 9. Was was yang paling utama
ialah ketika solat. Seorang
sahabat mengadu masalah ini
ketika solat kepada Nabi
s.a.w.
Sabda Nabi s.a.w. : َكاَذ ٌناَطْيَش ُلاَقُي ُهَل بَزْنَخ اَذِإَف ُهَتْسَسْحَأ ْذَّوَعَتَف ِهللاِب ُهْنِم ْلُفْتاَو ىَلَع َكِراَسَي اًثَالَث
“Itulah syaitan yang dipanggil Khanzab. Apabila kamu
merasainya maka
berlindunglah kepada Allah
dan ludahlah di sebelah kirimu
sebanyak tiga kali ”. (Riwayat Muslim). Biasa juga syaitan akan
mengkhayalkan seseorang
yang bersolat. Misalnya dia
mencari sesuatu benda seperti
kunci tetapi tidak dijumpai. Apabila bersolat barulah dia
teringat di mana kunci itu
berada. Oleh itu dia akan
terfikir macam mana kunci itu
berada di situ. Akhirnya dia
tidak khusyuk dalam solat. Sabda Nabi s.a.w. : َّنِإ ْمُكَدَحَأ اَذِإ َماَق يِّلَصُي ُهَءاَج ُناَطْيَّشلا َسَّبَلَف ِهْيَلَع ىَّتَح َال يِرْدَي ْمَك ىَّلَص ، اَذِإَف َدَجَو َكِلَذ ْمُكُدَحَأ ْدُجْسَيْلَف ِنْيَتَدْجَس َوُهَو
ٌسِلاَج
“Sesungguhnya apabila seseorang kamu bangun untuk
bersolat, syaitan akan datang
kepadanya lalu
mewaswaskannya hingga dia
tidak sedari berapa rakaat
yang dia telah tunaikan. Maka apabila kamu mendapati
berlaku yang demikian maka
sujudlah dua kali sujud dalam
keadaan duduk ”. (Riwayat Muslim). 10. Lupa juga berpunca
daripada syaitan.
Firman Allah menceritakan
kalam sahabat Nabi Musa a.s. : اَمَو ُهْيِناَسْنَأ َّالِإ ُناَطْيَّشلا
“Dan tidaklah membuat aku lupa melainkan syaitan ”. (Surah al-Kahfi : 63). Begitu juga ingatan Nabi Yusuf
kepada teman penjaranya
agar menyebut kisahnya
kepada raja namun dia
terlupa. Firman Allah : َلاَقَو يِذَّلِل َّنَظ ُهَّنَأ ٍجاَن اَمُهْنِم يِنْرُكْذا َدْنِع َكِّبَر ُهاَسْنَأَف
ُناَطْيَّشلا
“Dan Yusuf berkata kepada salah seorang temannya yang
disangkanya akan keluar dari
penjara agar menyebutnya
kepada rajanya lalu syaitan
telah melupakannya ”. (Surah Yusuf : 42). Akhirnya tujuan utama ialah
agar lupa kepada Allah.
Firman Allah : َذَوْحَتْسا ُمِهْيَلَع ُناَطْيَّشلا ْمُهاَسْنَأَف َرْكِذ ِهللا
“Syaitan menguasai atas mereka lalu syaitan
melupakan mereka daripada
mengingati Allah”. (Surah al- Mujadalah : 19). 11. Syaitan juga akan
berusaha agar umat Islam
sentiasa berada dalam
permusuhan dan
persengketaan sesama sendiri.
Sabda Nabi s.a.w. : َّنِإ َناَطْيَّشلا ْدَق َسِيَأ ْنَأ ُهَدُبْعَي َنْوُّلَصُمْلا ىِف ِةَرْيِزَج ِبَرَعْلا ْنِكَلَو ىِف ِشْيِرْحَّتلا ْمُهَنْيَب
“Sesungguhnya syaitan telah putus asa agar manusia
beriman menyembahnya di
tanah Arab tetapi masih
mampu mewujudkan
persengketaan sesama
mereka ”. (Riwayat Muslim). Oleh kerana itu, setiap muslim
dilarang membuat apa-apa
tindakan yang boleh
menyalakan api permusuhan
seperti mengacukan senjata
kepada muslim yang lain. Sabda Nabi s.a.w. : َال َّنَرْيِشُي ْمُكُدَحَأ ىَلِإ ِهْيِخَأ ِحَالِّسلاِب ُهَّنِإَف َال يِرْدَي َّلَعَل َناَطْيَّشلا ْنَأ َغِزْنَي ىِف ِهِدَي عَقَيَف ىِف ٍةَرْفَح َنِم ِراَّنلا
“Janganlah seseorang kamu mengacukan kepada
saudaranya dengan senjata.
Kemungkinan dia tidak
menyedari bahawa syaitan
akan menarik tangannya lalu
dia terjatuh dalam lubang neraka ”. (Riwayat Bukhari). 12. Akhir sekali, syaitan
sentiasa bekerja bagi
menyesatkan manusia.
Apa yang disebutkan sebelum
ini hanya sekadar beberapa
peranan syaitan sahaja. Lebih umum apa yang digambarkan
dalam satu hadis : اَذِإ َحَبْصَأ ُسْيِلْبِإ َّثَب ُهَدْوُنُج ىِف ِضْرَألْا ُلْوُقَيَف : ْنَم َّلَضَأ اًمِلْسُم ُهُتْسَبْلَأ َجاَّتلا . ُلْوُقَيَف ُهَل ُلِئاَقْلا : ْمَل ْلَزَأ ٍنَالُفِب ىَّتَح َقَّلَط ُهَتَأَرْما … ْمَل ْلَزَأ ٍنَالُفِب ىَّتَح ىَنَز … ْمَل ْلَزَأ ٍنَالُفِب ىَّتَح َبِرَش َرْمَخْلا … . ْمَل ْلَزَأ ٍنَالُفِب ىَّتَح َلَتَق … “Apabila pagi menjelma, Iblis akan menghantar tenteranya
di bumi lalu bertitah : “Sesiapa yang berjaya menyesatkan
seorang muslim, aku akan
pakaikan kepadanya
mahkota ”. Selepas itu ada yang berkata :
“Aku sentiasa bersama fulan hinggalah dia menceraikan
isterinya ”. Ada yang berkata : “Aku sentiasa bersama fulan
hinggalah dia berzina”. Ada yang berkata : “Aku sentiasa bersama fulan
hinggalah dia minum arak”. Ada yang berkata : “Aku sentiasa bersama fulan
hinggalah dia membunuh” (Riwayat Ahmad).
1.Cubaan merosakkan aqidah
tauhid yang benar. Inilah
tujuan utama syaitan agar
manusia sesat daripada
kebenaran. Sebagai contoh sebagaimana
yang diceritakan dalam hadis
bahawa syaitan agar
menimbulkan persoalan dalam
diri setiap orang tentang
siapakah yang membuat benda ini dan siapa pula yang
menjadikannya? Akhirnya sampai kepada
kesimpulan bahawa setiap
benda ada penciptanya. Ketika
itu syaitan agar menimbulkan
soalan tentang siapakah yang
menjadikan tuhanmu? Oleh itu, Nabi s.a.w.
menasihatkan agar memohon
perlindungan kepada Allah.
(Mafhum hadis riwayat
Bukhari). 2. Syaitan akan mengikat
setiap manusia ketika tidur
dengan tiga ikatan. Inilah
antara sebab yang
menyebabkan manusia rasa
malas dan letih untuk bangun pagi bersolat Subuh. Apabila jaga dan menyebut
Allah, maka akan terputuslah
satu tali. Apabila berwudhuk
maka putuslah tali kedua.
Apabila bersolat maka
putuslah tali ketiga. Ketika itu barulah manusia berasa
bersemangat dan segar.
(Mafhum hadis riwayat
Bukhari). Oleh itu, apabila bangun
bacalah doa bangun tidur atau
sekurang-kurangnya sebutlah
nama Allah. Kemudian segera
berwudhuk dan bersolat. 3. Tujuan syaitan mengikat
dengan tiga ikatan agar
manusia tidak dapat bangun
malam untuk bertahajud dan
solat Subuh pada waktunya.
Oleh itu, beberapa perkara boleh dibuat bagi
menghalangnya iaitu : - Berwudhuk sebelum tidur
kerana sabda Nabi s.a.w.: اَذِإ َتْيَتَأ ىَلِإ َكِعَجْضَم ْأَّضَوَتَف َكَءْوُضُو ِةَالَّصلِل
“Apabila engkau datang ke tempat tidurmu maka
berwudhuklah seperti wudhuk
solat”. - Membaca dua ayat terakhir
daripada surah al-Baqarah
kerana sabda Nabi s.a.w. : ِناَتَيآلا ْنِم ِرِخآ ِةَرْوُس ِةِرَقَبْلا ْنَم اَمُهَأَرَق ىِف ٍةَلْيَل ُهاَتَفَك
“Dua ayat daripada akhir surah al-Baqarah, sesiapa
membacanya pada malam
nescaya memadailah
baginya ”. (Riwayat Bukhari). - Membaca ayat Kursi. - Boleh juga bertasbih,
bertahmid dan bertakbir 33
kali setiap satu. 4. Orang yang tidak dapat
bangun malam adalah rugi
kerana sabda Nabi s.a.w. : َكاَذ ٌلُجَر َلاَب ُناَطْيَّشلا ىِف
ِهْيَنُذُأ
“Itulah orang yang mana syaitan telah kencing dalam
telinganya ”. (Riwayat Muslim). Makna kencing boleh difahami
secara zahir. Boleh juga
difahami bahawa syaitan
berjaya menghalangnya
daripada mendengar azan dan
zikir. 5. Syaitan juga membawa
mimpi-mimpi ngeri bagi
menjadikan manusia berada
dalam sedih. Seorang lelaki
menceritakan kepada Nabi
s.a.w. bahawa dia melihat dalam mimpi bahawa kepala
telah dipukul. Nabi s.a.w.
menasihatkannya dengan
sabdanya : َال ِثِّدَحُت َساَّنلا ِبُّعَلَتِب ِناَطْيَّشلا َكِب ىِف َكِماَنَم
“Jangan kamu ceritakan kepada manusia dengan
permainan syaitan kepadamu
dalam tidurmu”. (Riwayat Muslim). 6. Syaitan ketawa apabila
seseorang menguap kerana ia
tanda kemalasan. Sabda Nabi
s.a.w. : اَّمَأَو ُبُؤاَثَّتلا َوُهَف َنِم ِناَطْيَّشلا ُهَّدُرَيْلَف اَم َعاَطَتْسا
“Adapun menguap maka ia dari syaitan maka tolaklah ia
semampunya ”. (Riwayat Muslim). Sebenarnya syaitan mungkin
masuk ke dalam badan
manusia ketika menguap
apabila mulut tidak di tutup.
Sabda Nabi s.a.w. : اَذِإ َبَءاَثَت ْمُكُدَحَأ ْكِسْمُيْلَف ِهِدَيِب ىَلَع ِهْيِف َّنِإَف َناَطْيَّشلا
ُلُخْدَي
“Apabila seseorang kamu menguap maka letakkanlah
tangannya atas mulutnya
kerana syaitan akan masuk ”. (Riwayat Muslim). 7. Syaitan juga bertenggek
atas batang hidung setiap
manusia. Sebab itu digalakkan
membersihkan hidung kerana
diriwayatkan sabda Nabi
s.a.w. : اَذِإ َظَقْيَتْسا ْمُكُدَحَأ ْنِم ِهِماَنَم ْرِثْنَتْسَيْلَف َثَالَث ٍتاَّرَم َّنِإَف َناَطْيَّشلا ُتْيِبَي ىَلَع
ِهِمْيِشاَيَخ
“Apabila seseorang kamu bangun daripada tidur maka
bersihkanlah hidungnya tiga
kali kerana syaitan bermalam
di atas hidungnya ”. 8. Syaitan mewas-waskan
manusia. Asalnya syaitan ingin
merosakkan manusia tetapi
jika manusia itu seorang
mukmin, maka syaitan hanya
mampu menimbulkan was was dalam hatinya. Pun begitu penyakit was was
perlu diubati kerana ia
berpunca daripada syaitan. 9. Was was yang paling utama
ialah ketika solat. Seorang
sahabat mengadu masalah ini
ketika solat kepada Nabi
s.a.w.
Sabda Nabi s.a.w. : َكاَذ ٌناَطْيَش ُلاَقُي ُهَل بَزْنَخ اَذِإَف ُهَتْسَسْحَأ ْذَّوَعَتَف ِهللاِب ُهْنِم ْلُفْتاَو ىَلَع َكِراَسَي اًثَالَث
“Itulah syaitan yang dipanggil Khanzab. Apabila kamu
merasainya maka
berlindunglah kepada Allah
dan ludahlah di sebelah kirimu
sebanyak tiga kali ”. (Riwayat Muslim). Biasa juga syaitan akan
mengkhayalkan seseorang
yang bersolat. Misalnya dia
mencari sesuatu benda seperti
kunci tetapi tidak dijumpai. Apabila bersolat barulah dia
teringat di mana kunci itu
berada. Oleh itu dia akan
terfikir macam mana kunci itu
berada di situ. Akhirnya dia
tidak khusyuk dalam solat. Sabda Nabi s.a.w. : َّنِإ ْمُكَدَحَأ اَذِإ َماَق يِّلَصُي ُهَءاَج ُناَطْيَّشلا َسَّبَلَف ِهْيَلَع ىَّتَح َال يِرْدَي ْمَك ىَّلَص ، اَذِإَف َدَجَو َكِلَذ ْمُكُدَحَأ ْدُجْسَيْلَف ِنْيَتَدْجَس َوُهَو
ٌسِلاَج
“Sesungguhnya apabila seseorang kamu bangun untuk
bersolat, syaitan akan datang
kepadanya lalu
mewaswaskannya hingga dia
tidak sedari berapa rakaat
yang dia telah tunaikan. Maka apabila kamu mendapati
berlaku yang demikian maka
sujudlah dua kali sujud dalam
keadaan duduk ”. (Riwayat Muslim). 10. Lupa juga berpunca
daripada syaitan.
Firman Allah menceritakan
kalam sahabat Nabi Musa a.s. : اَمَو ُهْيِناَسْنَأ َّالِإ ُناَطْيَّشلا
“Dan tidaklah membuat aku lupa melainkan syaitan ”. (Surah al-Kahfi : 63). Begitu juga ingatan Nabi Yusuf
kepada teman penjaranya
agar menyebut kisahnya
kepada raja namun dia
terlupa. Firman Allah : َلاَقَو يِذَّلِل َّنَظ ُهَّنَأ ٍجاَن اَمُهْنِم يِنْرُكْذا َدْنِع َكِّبَر ُهاَسْنَأَف
ُناَطْيَّشلا
“Dan Yusuf berkata kepada salah seorang temannya yang
disangkanya akan keluar dari
penjara agar menyebutnya
kepada rajanya lalu syaitan
telah melupakannya ”. (Surah Yusuf : 42). Akhirnya tujuan utama ialah
agar lupa kepada Allah.
Firman Allah : َذَوْحَتْسا ُمِهْيَلَع ُناَطْيَّشلا ْمُهاَسْنَأَف َرْكِذ ِهللا
“Syaitan menguasai atas mereka lalu syaitan
melupakan mereka daripada
mengingati Allah”. (Surah al- Mujadalah : 19). 11. Syaitan juga akan
berusaha agar umat Islam
sentiasa berada dalam
permusuhan dan
persengketaan sesama sendiri.
Sabda Nabi s.a.w. : َّنِإ َناَطْيَّشلا ْدَق َسِيَأ ْنَأ ُهَدُبْعَي َنْوُّلَصُمْلا ىِف ِةَرْيِزَج ِبَرَعْلا ْنِكَلَو ىِف ِشْيِرْحَّتلا ْمُهَنْيَب
“Sesungguhnya syaitan telah putus asa agar manusia
beriman menyembahnya di
tanah Arab tetapi masih
mampu mewujudkan
persengketaan sesama
mereka ”. (Riwayat Muslim). Oleh kerana itu, setiap muslim
dilarang membuat apa-apa
tindakan yang boleh
menyalakan api permusuhan
seperti mengacukan senjata
kepada muslim yang lain. Sabda Nabi s.a.w. : َال َّنَرْيِشُي ْمُكُدَحَأ ىَلِإ ِهْيِخَأ ِحَالِّسلاِب ُهَّنِإَف َال يِرْدَي َّلَعَل َناَطْيَّشلا ْنَأ َغِزْنَي ىِف ِهِدَي عَقَيَف ىِف ٍةَرْفَح َنِم ِراَّنلا
“Janganlah seseorang kamu mengacukan kepada
saudaranya dengan senjata.
Kemungkinan dia tidak
menyedari bahawa syaitan
akan menarik tangannya lalu
dia terjatuh dalam lubang neraka ”. (Riwayat Bukhari). 12. Akhir sekali, syaitan
sentiasa bekerja bagi
menyesatkan manusia.
Apa yang disebutkan sebelum
ini hanya sekadar beberapa
peranan syaitan sahaja. Lebih umum apa yang digambarkan
dalam satu hadis : اَذِإ َحَبْصَأ ُسْيِلْبِإ َّثَب ُهَدْوُنُج ىِف ِضْرَألْا ُلْوُقَيَف : ْنَم َّلَضَأ اًمِلْسُم ُهُتْسَبْلَأ َجاَّتلا . ُلْوُقَيَف ُهَل ُلِئاَقْلا : ْمَل ْلَزَأ ٍنَالُفِب ىَّتَح َقَّلَط ُهَتَأَرْما … ْمَل ْلَزَأ ٍنَالُفِب ىَّتَح ىَنَز … ْمَل ْلَزَأ ٍنَالُفِب ىَّتَح َبِرَش َرْمَخْلا … . ْمَل ْلَزَأ ٍنَالُفِب ىَّتَح َلَتَق … “Apabila pagi menjelma, Iblis akan menghantar tenteranya
di bumi lalu bertitah : “Sesiapa yang berjaya menyesatkan
seorang muslim, aku akan
pakaikan kepadanya
mahkota ”. Selepas itu ada yang berkata :
“Aku sentiasa bersama fulan hinggalah dia menceraikan
isterinya ”. Ada yang berkata : “Aku sentiasa bersama fulan
hinggalah dia berzina”. Ada yang berkata : “Aku sentiasa bersama fulan
hinggalah dia minum arak”. Ada yang berkata : “Aku sentiasa bersama fulan
hinggalah dia membunuh” (Riwayat Ahmad).
Sabtu, 29 Januari 2011
SELEMBAR BULU MATA
oleh : Muh.yasin fii sabilillah
Konon di Hari Pembalasan
kelak, ada seorang hamba
Allah sedang di adili. Ia
dituduh bersalah, menyia-
nyiakan umurnya di dunia
untuk berbuat maksiat. Tetapi ia bersikeras
membantah. "Tidak. Demi
langit dan bumi sungguh tidak
benar. Saya tidak melakukan
semua itu ". "Tetapi saksi-saksi
mengatakan engkau betul- betul telah menjerumuskan
dirimu sendiri ke dalam dosa,"
jawab malaikat. Orang itu
menoleh ke kiri dan ke kanan,
lalu ke segenap penjuru. Tetapi anehnya, ia tidak
menjumpai seorang saksi pun
yg sedang berdiri. Di situ
hanya ada dia sendirian.
Makanya ia pun menyanggah,
"Manakah saksi-saksi yg kau maksudkan? Di sini tdk ada
siapa kecuali aku dan
suaramu". "Inilah saksi-saksi
itu," ujar malaikat. Tiba-tiba
mata angkat bicara, "Saya yg
memandangi." Disusul oleh telinga, "Saya yg
mendengarkan." Hidung pun
tidak ketinggalan, "Saya yang
mencium." Bibir mengaku,
"Saya yang merayu." Lidah
menambah, "Saya yang mengisap." Tangan
meneruskan, "Saya yang
meraba dan meremas." Kaki
menyusul, "Saya yang dipakai
lari ketika ketahuan." "Nah
kalau kubiarkan, seluruh anggota tubuhmu akan
memberikan kesaksian
tentang perbuatan aibmu itu",
ucap malaikat. Orang tersebut tidak dapat
membuka sanggahannya lagi.
Ia putus asa dan amat
berduka, sebab sebentar lagi
bakal dijebloskan ke dalam
jahanam. Padahal, rasa- rasanya ia telah terbebas dari
tuduhan dosa itu. Tatkala ia
sedang dilanda kesedihan itu,
sekonyong-konyong terdengar
suara yg amat lembut dari
selembar bulu matanya: "Saya pun ingin juga mengangkat
sumpah sebagai saksi."
"Silakan", kata malaikat.
"Terus terang saja, menjelang
ajalnya, pada suatu tengah
malam yg lengang, aku pernah dibasahinya dengan air mata
ketika ia sedang menangis
menyesali perbuatan
buruknya. Bukankah nabinya
pernah berjanji, bahwa
apabila ada seorang hamba kemudian bertobat, walaupun
selembar bulu matanya saja yg
terbasahi air matanya, namun
sudah diharamkan dirinya dari
ancaman api neraka? Maka
saya, selembar bulu matanya, berani tampil sebagai saksi
bahwa ia telah melakukan
tobat sampai membasahi saya
dengan air mata penyesalan." Konon, dengan kesaksian
selembar bulu mata itu, orang
tersebut di bebaskan dari
neraka dan diantarkan ke
surga. Sampai terdengar suara
bergaung kepada para penghuni surga: "Lihatlah,
Hamba Tuhan ini masuk surga
karena pertolongan selembar
bulu mata."
Konon di Hari Pembalasan
kelak, ada seorang hamba
Allah sedang di adili. Ia
dituduh bersalah, menyia-
nyiakan umurnya di dunia
untuk berbuat maksiat. Tetapi ia bersikeras
membantah. "Tidak. Demi
langit dan bumi sungguh tidak
benar. Saya tidak melakukan
semua itu ". "Tetapi saksi-saksi
mengatakan engkau betul- betul telah menjerumuskan
dirimu sendiri ke dalam dosa,"
jawab malaikat. Orang itu
menoleh ke kiri dan ke kanan,
lalu ke segenap penjuru. Tetapi anehnya, ia tidak
menjumpai seorang saksi pun
yg sedang berdiri. Di situ
hanya ada dia sendirian.
Makanya ia pun menyanggah,
"Manakah saksi-saksi yg kau maksudkan? Di sini tdk ada
siapa kecuali aku dan
suaramu". "Inilah saksi-saksi
itu," ujar malaikat. Tiba-tiba
mata angkat bicara, "Saya yg
memandangi." Disusul oleh telinga, "Saya yg
mendengarkan." Hidung pun
tidak ketinggalan, "Saya yang
mencium." Bibir mengaku,
"Saya yang merayu." Lidah
menambah, "Saya yang mengisap." Tangan
meneruskan, "Saya yang
meraba dan meremas." Kaki
menyusul, "Saya yang dipakai
lari ketika ketahuan." "Nah
kalau kubiarkan, seluruh anggota tubuhmu akan
memberikan kesaksian
tentang perbuatan aibmu itu",
ucap malaikat. Orang tersebut tidak dapat
membuka sanggahannya lagi.
Ia putus asa dan amat
berduka, sebab sebentar lagi
bakal dijebloskan ke dalam
jahanam. Padahal, rasa- rasanya ia telah terbebas dari
tuduhan dosa itu. Tatkala ia
sedang dilanda kesedihan itu,
sekonyong-konyong terdengar
suara yg amat lembut dari
selembar bulu matanya: "Saya pun ingin juga mengangkat
sumpah sebagai saksi."
"Silakan", kata malaikat.
"Terus terang saja, menjelang
ajalnya, pada suatu tengah
malam yg lengang, aku pernah dibasahinya dengan air mata
ketika ia sedang menangis
menyesali perbuatan
buruknya. Bukankah nabinya
pernah berjanji, bahwa
apabila ada seorang hamba kemudian bertobat, walaupun
selembar bulu matanya saja yg
terbasahi air matanya, namun
sudah diharamkan dirinya dari
ancaman api neraka? Maka
saya, selembar bulu matanya, berani tampil sebagai saksi
bahwa ia telah melakukan
tobat sampai membasahi saya
dengan air mata penyesalan." Konon, dengan kesaksian
selembar bulu mata itu, orang
tersebut di bebaskan dari
neraka dan diantarkan ke
surga. Sampai terdengar suara
bergaung kepada para penghuni surga: "Lihatlah,
Hamba Tuhan ini masuk surga
karena pertolongan selembar
bulu mata."
SENYUM DAN SALAM RASULULLAH SAW
oleh : Muh.yasin fiisabilillah
Pagi itu Rasulullah
menyambutnya dgn sebuah
kerutan di dahi. Baju satu-
satunya yg ia punyai sudah
sangat usang-jika tidak mau
dikatakan tidak layak pakai. Pakaian yang selama ini setia
setiap hari menemani dan
menutupi auratnya memang
perlu segera istirahat. Segera
perlu diganti. Yg jadi
persoalan, hari itu Rasul hanya mempunyai uang sebanyak
delapan dirham saja. Kalau
hanya untuk sekedar dibelikan
sebuah kain penutup badan,
uang sejumlah itu mungkin
cukup. Tapi masalahnya, bagaimana nanti dgn
kebutuhan makan minum
keluarganya hari itu ?
Akhirnya dengan masih
pelbagai pikiran mengendap di
kepalanya, pergilah beliau ke pasar. Selalu seperti biasanya,
Rasul masih tetap menyebar
senyumterhadap semua orang
yg dijumpainya. Sebuah
senyum itu cukup memupus
kekhawatiran orang, bahwa Rasul pagi itu tidak
mempunyai masalah yg
berarti. Belum sampai ke pasar,
langkah Rasulullah terhenti
ketikadisebuah sudut, ia
menemukan seseorg
perempuan dgn isak tangis
lirihnya. Bergegas ia menghampirinya, "Ada apa?" Perempuan itu menghentikan
tangisnyasejenak. Ia
mendongak, dan alangkah
cukup leganya ia, ketika
didapatinya adalah wajah
Rasulullah. "Saya kehilangan uang, ya Rasulullah..." "Berapa?" Perempuan itu menyebut
sejumlah angka. Tanpa pikir
panjang, Rasulullah segera
memberikan dua-dari delapan-
dirham yg dimilikinya. Setelah
itu, ia meninggalkan perempuan yg keadaanya jauh
lebih baik sebelum ditegurnya
tadi. Dalam pikiran Rasulullah
masih berputar dgn jumlah
uangnya yg makin berkurang.
Tapi sekali-kali pengurangan itu sama sekali tidak
memberatkan hatinya. Org2 yg
menegur beliau dg sebuah
salam masih ia jawab dg
mesra dan penuh cinta. Sampai di pasar, Rasulullah
bergegas mencari kios2 yg
menjual apa yg sangat
dibutuhkannya. Akhirnya ia
menepi pd sebuah toko baju yg
dihargai satu pasangnya empat dirham. Tidak bagus
memang. Cuma jauh lebih
layak dg yg dipakainya saat
itu. Setelah tawar-menawar,
akhirnya jadilah Rasulullah
membungkus baju itu. Di perjalanan pulang,
Rasulullah mendapati seorang
tua yg nyaris telanjang. Ia
tertegun, "Kenapa kamu?" "Aku tidak mempunyai baju
utk kupakai, bahkan yg sdh
usang sekalipun.Sudilah
engkau membantuku.... Rasulullah termenung lagi.
Bergantian ia menatap baju yg
baru dibelinya dg org tua
dihadapannya. Keadaan org
tua itu memang pantas
dikasihani. Shg Rasulullah berkata, "Ini, baru saja aku
beli. Pakailah" "Ini untukku ya Rasulullah?" Rasul mengangguk. Satu
senyumnya menghias
wajahnya. Tak terkira betapa
gembiranya org itu. Ia
berterimakasih. Rasul sendiri
bergegas ke pasar kembali. Dgn dua dirham sisanya ia beli
baju.Tentu saja pakaian ini
lebih kasar dan jelek
kualitasnya.
Namun dg gembira, beliau
pulang membawa baju barunya. Disudut dimana ia
tadi berjumpa dg perempuan
yg diberinya 2 dirham,
langkahnya kembali terhenti.
Wanita itu masih disana.
Wajahnya melukiskan resah. Sengatan matahari makin
menambahkan kebingungan
yg telah dirasanya. Wanita itu berujar,"Saya takut
pulang, Rasulullah, dan saya
khawatir majikan saya akan
memarahi saya." "Kalau begitu aku antar:.
"Rasulullah menyatakan
kesediaannya. Padahal hari
akan segera beranjak malam.
Dan, jika begitu kemungkinan
besar ia akan terjebak gelap di perjalanan pulang nanti.
Sebaliknya wanita itu sangat
senang dan lega. Dia yakin
majikannya akan memaafkan,
karena kepulangannya
diantarkan oleh manusia paling mulia. Bahkan
kemudian ia akan dianugerahi
terimakasih karena pulang-
walau telat-dg kedatangan
nabi dan rasul mereka. Sampai di perkampungan
Anshar, mereka berhenti.
Sekelompok ibu2 memandang
mereka dg tatapan yg sulit
diartikan. "Assalamu'alaikum
warahmatullah," Rasulullah menyapa keras. Tak ada jawaban. Tatapan
para ibu itu makin keras.
Sebaliknya, wanita di
belakang Rasulullah masih
khawatir. Ia berpikir bahwa
usahanya membawa Rasulullah tidak begitu manjur. Rasulullah memberi salam lagi.
Masih tak ada jawaban. Muka2
itu cukup tajam memandangi
Rasulullah. Utk ketiga kalinya
beliau mengucapkan salam,
Assalamu'alaikum warahmatullah..." Barulah kali
ini ibu2 itu menjawab
serempak, dg keras dan
lantang. Rasulullah
mengernyitkan dahi, "Apa yg
menyebabkan kedua salam pertamaku tdk kalian jawab?" Mereka mengatakan, "Kami
sebenarnya sdh mendengarnya
ya, Rasul. Kami sengaja, kami
ingin mendptkan salam lebih
banyak. Jika kami
menjawabnya sejak awal, tentulah kami tdk mendptkan
yg kedua dan ketiga." "Ini," Rasulullah berkata
sambil menunjuk wanita yg
diantarnya, " Pembantu kalian
ini tdk berani pulang sendirian.
Sekiranya dia harus menerima
hukuman, akulah yg akan menerimanya..." Ucapan ini sangat
mengejutkan mereka. Kasih
sayang Rasul begitu murni.
beliau menempuh perjalanan
begitu panjang dan jauh hanya
utk mengantarkan seorang budak yg takut dimarahi
majikannya. Lagipula hanya
krn terlambat pulang. Dgn rasa
haru mereka berkata, " Kami
memaafkannya, ya Rasulullah.
Kami dg ini pula membebaskannya" Wanita yg diantar Rasulullah
tak terhingga gembiranya. Ia
bersyukur atas karunia yg
telah diberikan Allah. Dalam perjalanan pulang
Rasulullah bergumam pelan,
"Belum pernah kutemui berkah
angka delapan spt hari ini.
Delapan dirham yg mampu
mengamankan seseorg dari ketakutan, dua org yg
membutuhkan, serta
memerdekan seorg budak." Sementara, debu dan angin
menyentuh lembut tubuhnya.
Angin berhembus dingin
Pagi itu Rasulullah
menyambutnya dgn sebuah
kerutan di dahi. Baju satu-
satunya yg ia punyai sudah
sangat usang-jika tidak mau
dikatakan tidak layak pakai. Pakaian yang selama ini setia
setiap hari menemani dan
menutupi auratnya memang
perlu segera istirahat. Segera
perlu diganti. Yg jadi
persoalan, hari itu Rasul hanya mempunyai uang sebanyak
delapan dirham saja. Kalau
hanya untuk sekedar dibelikan
sebuah kain penutup badan,
uang sejumlah itu mungkin
cukup. Tapi masalahnya, bagaimana nanti dgn
kebutuhan makan minum
keluarganya hari itu ?
Akhirnya dengan masih
pelbagai pikiran mengendap di
kepalanya, pergilah beliau ke pasar. Selalu seperti biasanya,
Rasul masih tetap menyebar
senyumterhadap semua orang
yg dijumpainya. Sebuah
senyum itu cukup memupus
kekhawatiran orang, bahwa Rasul pagi itu tidak
mempunyai masalah yg
berarti. Belum sampai ke pasar,
langkah Rasulullah terhenti
ketikadisebuah sudut, ia
menemukan seseorg
perempuan dgn isak tangis
lirihnya. Bergegas ia menghampirinya, "Ada apa?" Perempuan itu menghentikan
tangisnyasejenak. Ia
mendongak, dan alangkah
cukup leganya ia, ketika
didapatinya adalah wajah
Rasulullah. "Saya kehilangan uang, ya Rasulullah..." "Berapa?" Perempuan itu menyebut
sejumlah angka. Tanpa pikir
panjang, Rasulullah segera
memberikan dua-dari delapan-
dirham yg dimilikinya. Setelah
itu, ia meninggalkan perempuan yg keadaanya jauh
lebih baik sebelum ditegurnya
tadi. Dalam pikiran Rasulullah
masih berputar dgn jumlah
uangnya yg makin berkurang.
Tapi sekali-kali pengurangan itu sama sekali tidak
memberatkan hatinya. Org2 yg
menegur beliau dg sebuah
salam masih ia jawab dg
mesra dan penuh cinta. Sampai di pasar, Rasulullah
bergegas mencari kios2 yg
menjual apa yg sangat
dibutuhkannya. Akhirnya ia
menepi pd sebuah toko baju yg
dihargai satu pasangnya empat dirham. Tidak bagus
memang. Cuma jauh lebih
layak dg yg dipakainya saat
itu. Setelah tawar-menawar,
akhirnya jadilah Rasulullah
membungkus baju itu. Di perjalanan pulang,
Rasulullah mendapati seorang
tua yg nyaris telanjang. Ia
tertegun, "Kenapa kamu?" "Aku tidak mempunyai baju
utk kupakai, bahkan yg sdh
usang sekalipun.Sudilah
engkau membantuku.... Rasulullah termenung lagi.
Bergantian ia menatap baju yg
baru dibelinya dg org tua
dihadapannya. Keadaan org
tua itu memang pantas
dikasihani. Shg Rasulullah berkata, "Ini, baru saja aku
beli. Pakailah" "Ini untukku ya Rasulullah?" Rasul mengangguk. Satu
senyumnya menghias
wajahnya. Tak terkira betapa
gembiranya org itu. Ia
berterimakasih. Rasul sendiri
bergegas ke pasar kembali. Dgn dua dirham sisanya ia beli
baju.Tentu saja pakaian ini
lebih kasar dan jelek
kualitasnya.
Namun dg gembira, beliau
pulang membawa baju barunya. Disudut dimana ia
tadi berjumpa dg perempuan
yg diberinya 2 dirham,
langkahnya kembali terhenti.
Wanita itu masih disana.
Wajahnya melukiskan resah. Sengatan matahari makin
menambahkan kebingungan
yg telah dirasanya. Wanita itu berujar,"Saya takut
pulang, Rasulullah, dan saya
khawatir majikan saya akan
memarahi saya." "Kalau begitu aku antar:.
"Rasulullah menyatakan
kesediaannya. Padahal hari
akan segera beranjak malam.
Dan, jika begitu kemungkinan
besar ia akan terjebak gelap di perjalanan pulang nanti.
Sebaliknya wanita itu sangat
senang dan lega. Dia yakin
majikannya akan memaafkan,
karena kepulangannya
diantarkan oleh manusia paling mulia. Bahkan
kemudian ia akan dianugerahi
terimakasih karena pulang-
walau telat-dg kedatangan
nabi dan rasul mereka. Sampai di perkampungan
Anshar, mereka berhenti.
Sekelompok ibu2 memandang
mereka dg tatapan yg sulit
diartikan. "Assalamu'alaikum
warahmatullah," Rasulullah menyapa keras. Tak ada jawaban. Tatapan
para ibu itu makin keras.
Sebaliknya, wanita di
belakang Rasulullah masih
khawatir. Ia berpikir bahwa
usahanya membawa Rasulullah tidak begitu manjur. Rasulullah memberi salam lagi.
Masih tak ada jawaban. Muka2
itu cukup tajam memandangi
Rasulullah. Utk ketiga kalinya
beliau mengucapkan salam,
Assalamu'alaikum warahmatullah..." Barulah kali
ini ibu2 itu menjawab
serempak, dg keras dan
lantang. Rasulullah
mengernyitkan dahi, "Apa yg
menyebabkan kedua salam pertamaku tdk kalian jawab?" Mereka mengatakan, "Kami
sebenarnya sdh mendengarnya
ya, Rasul. Kami sengaja, kami
ingin mendptkan salam lebih
banyak. Jika kami
menjawabnya sejak awal, tentulah kami tdk mendptkan
yg kedua dan ketiga." "Ini," Rasulullah berkata
sambil menunjuk wanita yg
diantarnya, " Pembantu kalian
ini tdk berani pulang sendirian.
Sekiranya dia harus menerima
hukuman, akulah yg akan menerimanya..." Ucapan ini sangat
mengejutkan mereka. Kasih
sayang Rasul begitu murni.
beliau menempuh perjalanan
begitu panjang dan jauh hanya
utk mengantarkan seorang budak yg takut dimarahi
majikannya. Lagipula hanya
krn terlambat pulang. Dgn rasa
haru mereka berkata, " Kami
memaafkannya, ya Rasulullah.
Kami dg ini pula membebaskannya" Wanita yg diantar Rasulullah
tak terhingga gembiranya. Ia
bersyukur atas karunia yg
telah diberikan Allah. Dalam perjalanan pulang
Rasulullah bergumam pelan,
"Belum pernah kutemui berkah
angka delapan spt hari ini.
Delapan dirham yg mampu
mengamankan seseorg dari ketakutan, dua org yg
membutuhkan, serta
memerdekan seorg budak." Sementara, debu dan angin
menyentuh lembut tubuhnya.
Angin berhembus dingin
WANITA YANG MENARIK LELAKI MASUK NERAKA
Oleh : Muh.yasin fiisabililah
Wasiat Rasulullah SAW kepada
Saidina Ali r.a Wahai Ali,
Bagi orang mukmin ada 3 tanda-
tandanya:
Tidak terpaut hatinya pada harta
benda dunia
Tidak terpesona dengan bujuk rayu wanita
Benci terhadap perbualan dan
perkataan sia-sia Wahai Ali,
Bagi orang alim itu ada 3 tanda-
tandanya:
Jujur dalam berkata-kata
Menjauhi segala yang haram
Merendahkan diri Wahai Ali,
Bagi orang yang takwa itu ada 3
tanda-tandanya:
Takut berlaku dusta dan keji
Menjauhi kejahatan
Memohon yang halal karena takut jatuh dalam keharaman Seorang wanita, pada hari
akhirat akan menarik empat
golongan lelaki bersamanya ke
dalam neraka. Pertama:-ayahnya Apabila seseorang yang bergelar
ayah tidak memperdulikan anak-
anak perempuannya di dunia.
Dia tidak memberikan segala
keperluan agama seperti
mengajar sholat, mengaji & sebagainya.
Dia membiarkan anak-anak
perempuannya tidak menutup
aurat….. Dia hanya memberi kemewahan
dunia saja
maka dia akan ditarik oleh
anaknya. Kedua:-suaminya Apabila sang suami tidak
memperdulikan tindak tanduk
isterinya.
Bergaul bebas,
menghias diri bukan untuk
suami tapi untuk pandangan kaum lelaki yang bukan
mahram…, apabila suami mendiam diri…… walaupun dia seorang alim yang
sholatnya tidak ditangguhkan,
puasa tidak tinggal maka dia
akan ditarik oleh isterinya. Ketiga:- abang-abangnya Apabila ayahnya sudah tiada,
tanggungjawab menjaga
martabat wanita jatuh ke pundak
abang-abangnya….. jikalau mereka hanya
mementingkan keluarganya saja
sedangkan adik perempuannya
dibiarkan melenceng dari ajaran
ISLAM …. tunggulah tarikan adiknya di
akhirat Keempat:-anak lelakinya Apabila seorang anak tidak
menasihati seorang ibu perihal
kelakuan yang haram dari Islam,
maka anak itu akan disoal dan
dipertangungjawabkan di
akhirat kelak ……. nantikan tarikan ibunya Maka kita lihat betapa hebatnya
tarikan wanita bukan saja di
dunia malah di akhirat pun
tarikannya begitu hebat …. maka kaum lelaki yang bergelar
ayah/suami/abang atau anak
harus memainkan peranan
mereka yang sebenarnya. Firman
ALLAH SWT:- “HAI ANAK ADAM PELIHARALAH DIRI MU SERTA KELUARGA MU DARI API NERAKA YANG BAHAN BAKARNYA ADALAH MANUSIA DAN BATU-BATU …”
Wasiat Rasulullah SAW kepada
Saidina Ali r.a Wahai Ali,
Bagi orang mukmin ada 3 tanda-
tandanya:
Tidak terpaut hatinya pada harta
benda dunia
Tidak terpesona dengan bujuk rayu wanita
Benci terhadap perbualan dan
perkataan sia-sia Wahai Ali,
Bagi orang alim itu ada 3 tanda-
tandanya:
Jujur dalam berkata-kata
Menjauhi segala yang haram
Merendahkan diri Wahai Ali,
Bagi orang yang takwa itu ada 3
tanda-tandanya:
Takut berlaku dusta dan keji
Menjauhi kejahatan
Memohon yang halal karena takut jatuh dalam keharaman Seorang wanita, pada hari
akhirat akan menarik empat
golongan lelaki bersamanya ke
dalam neraka. Pertama:-ayahnya Apabila seseorang yang bergelar
ayah tidak memperdulikan anak-
anak perempuannya di dunia.
Dia tidak memberikan segala
keperluan agama seperti
mengajar sholat, mengaji & sebagainya.
Dia membiarkan anak-anak
perempuannya tidak menutup
aurat….. Dia hanya memberi kemewahan
dunia saja
maka dia akan ditarik oleh
anaknya. Kedua:-suaminya Apabila sang suami tidak
memperdulikan tindak tanduk
isterinya.
Bergaul bebas,
menghias diri bukan untuk
suami tapi untuk pandangan kaum lelaki yang bukan
mahram…, apabila suami mendiam diri…… walaupun dia seorang alim yang
sholatnya tidak ditangguhkan,
puasa tidak tinggal maka dia
akan ditarik oleh isterinya. Ketiga:- abang-abangnya Apabila ayahnya sudah tiada,
tanggungjawab menjaga
martabat wanita jatuh ke pundak
abang-abangnya….. jikalau mereka hanya
mementingkan keluarganya saja
sedangkan adik perempuannya
dibiarkan melenceng dari ajaran
ISLAM …. tunggulah tarikan adiknya di
akhirat Keempat:-anak lelakinya Apabila seorang anak tidak
menasihati seorang ibu perihal
kelakuan yang haram dari Islam,
maka anak itu akan disoal dan
dipertangungjawabkan di
akhirat kelak ……. nantikan tarikan ibunya Maka kita lihat betapa hebatnya
tarikan wanita bukan saja di
dunia malah di akhirat pun
tarikannya begitu hebat …. maka kaum lelaki yang bergelar
ayah/suami/abang atau anak
harus memainkan peranan
mereka yang sebenarnya. Firman
ALLAH SWT:- “HAI ANAK ADAM PELIHARALAH DIRI MU SERTA KELUARGA MU DARI API NERAKA YANG BAHAN BAKARNYA ADALAH MANUSIA DAN BATU-BATU …”
PINTU PINTU SURGA
Ibnu Abbas ra. berkata: Surga
mempunyai 8 pintu yang terbuat dari
emas, yang dihiasi dengan jauhar
(sejenis mutiara) dan pada pintu yang pertama tertulis kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH MUHAMMADUR
RASUULULLAH, yaitu pintu bagi para
Nabi dan Rasul, syuhada’ dan juga pintunya orang-orang yang
dermawan. Pintu yang kedua yaitu pintu bagi orang-orang yang
mendirikan shalat, orang yang
menyempurnakan wudhunya dan
orang yang menyempurnakan rukun-
rukun shalatnya. Pintu yang ketiga yaitu pintu bagi orang-orang yang
memberikan zakatnya dengan senang
hati dan ikhlas. Pintu yang keempat yaitu pintu bagi orang-orang yang
memerintahkan kepada kebajikan
dan mencegah terhadap perbuatan
munkar. Pintu yang kelima yaitu pintu bagi orang-orang yang dapat
memelihara syahwatnya dan
mencegah dari nafsu yang buruk.
Pintu yang keenam yaitu pintu bagi orang-orang yang melaksanakan haji
dan umrah. Pintu yang ketujuh yaitu pintu bagi orang-orang yang berjihad
(dijalan Allah). Dan pintu yang kedelapan yaitu pintu bagi orang- orang yang bertaqwa, yaitu orang
yang memejamkan matanya dari
perbuatan dan sesuatu yang haram,
orang-orang yang melakukan
kebaikan, diantaranya: berbuat baik
kepada orang tua, mempererat tali persaudaraan (silaturrahim) dan lain
sebagainya. Surga ada 8 (delapan)macam: 1. Darul Jalal yaitu surga yang terbuat dari mutiara putih. 2. Darus Salam yaitu surga yang terbuat dari yaqut merah. 3. Jannatul Ma’wa yaitu surga yang terbuat dari zabarjud hijau. 4. Jannatul Khuldi yaitu surga yang terbuat dari marjan yang berwarna
merah dan kuning. 5. Jannatun Na’im yaitu surga yang terbuat dari perak putih. 6. Jannatul Firdaus yaitu surga yang terbuat dari emas merah. 7. Jannatul ‘Adn yaitu surga yang terbuat dari intan putih. 8. Darul Qarar yaitu surga yang terbuat dari emas merah. Darul Qarar adalah surga yang paling utama dibandingkan dengan surga
yang lain. Surga ini mempunyai dua
pintu dan dua daun pintu, satu daun
pintu terbuat dari emas, dan yang
satunya terbuat dari perak. Jarak
setiap pintu adalah sebagaimana jarak antara bumi dan langit. Adapun
bangunan yang ada didalamnya
terbuat dari bata emas dan bata perak,
tanahnya dari misik, debunya dari
anbar, rumputnya dari za’faran, istana-istananya terbuat dari mutiara,
punggungnya dari yaqut dan
pintunya dari jauhar. Didalam surga ini terdapat sungai
yang namanya sungai Rahmat yaitu
sungai yang mengalir keseluruh
surga, kerikil-kerikilnya dari mutiara
yang sangat putih, lebih putih dari
embun dan lebih manis dari madu. Didalam surga terdapat sungai yang
bernama Sungai Kautsar yaitu sungai
Nabi kita Muhammad Saw. pohon-
poinnya terbuat dari intan dan yaqut.
Didalam surga juga terdapat sungai
Kafur, sungai Tasnim, sungai Salsabil, sungai Rahiqul Makhtum dan
dibelakang sungai-sungai ini terdapat
sungai-sungai lain yang tidak
terhitung jumlahnya. Diriwayat Nabi Saw. beliau bersabda:
“Pada malam aku dijalankan (isra ’) ke langit, telah diperlihatkan kepadaku
seluruh surga, maka aku melihat
empat sungai, yang pertama sungai
dari air yang tidak berubah warnanya,
kedua sungai dari susu yang tidak
pernah berubah rasanya, dan ketiga sungai dari arak dan yang keempat
sungai dari madu yang sangat
bening.” Sebagaimana firman Allah Swt.: “Yang didalamnya terdapat sungai- sungai dari air yang tidak berubah
rasa dan baunya, sungai-sungai dari
air susu yang tidak berubah rasanya,
sungai-sungai dari khamer yang lezat
rasanya bagi orang yang
meminumnya dan sungai-sungai dari madu yang bersih dan jernih.” (Qs. muhammad: 15). Maka aku tanyakan keada Malaikat
Jibril as.: “Darimanakah datangnya sungai-sungai ini dan kemana
mengalirnya? ” Maka Malaikat Jibril as. menjawab: “Sungai itu mengalir ke telaga kautsar dan aku tidak tau dari
mana asalnya, maka tanyakanlah
kepada Allah agar Dia memberi tau
dan memperlihatkan kepadamu. ” Maka berdoalah Nabi Muhammad
kepada Allah Swt. Kemudian
datanglah seorang malaikat kepada
beliau dan memberi salam, seraya
berkata: ”Wahai Muhammad, pejamkanlah kedua matamu ” Maka aku pejamkan mataku, lalu ia
berkata: ”Bukalah kedua matamu ” maka aku buka kedua mataku, tiba-
tiba aku berada dibawah pohon dan
aku melihat kubah dari intan putih
yang memiliki pintu-pintu dari yaqut
hijau dan kunci-kuncinya dari emas
merah. Andaikata semua makhluk yang ada didunia baik jin atau
manusia berhenti diatas kubah itu,
sungguh mereka hanya seperti
burung yang hinggap diatas gunung.
Maka aku melihat empat sungai itu
mengalir dari kubah itu. Ketika aku ingin kembali malaikat tadi berkata
kepadaku: “Kenapa engkau tidak masuk kedalam kubah itu ?” aku menjawab:”Bagaimana aku bisa memasukinya, sedangkan pintu-
pintunya tertutup.” Dia berkata: ”Bukalah dia ” Aku bertanya:”Bagaimana aku harus membukanya ?” Lalu dia berkata: ”Kuncinya berada ditanganmu” Aku berkata: ”Apa kuncinya ?” Dia menjawab:”Yaitu lafazh BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIM ” maka terbukalah pintu itu lalu aku
masuk kedalamnya. Maka aku melihat
sungai-sungai itu mengalir dari empat
tiang kubah. Ketika aku hendak
keluar, maka malaikat itu berkata
kepadaku: ”Apakah engkau telah melihat dan mengetahuinya? ” Aku menjawab:”Ya” Malaikat itu berkata kepadaku: “Lihatlah sekali lagi. ” Ketika aku melihatnya, maka tertulis diatas
empat kubah tersebut lafazh
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIM
Aku melihat sungai air itu keluar dari
huruf Mim-nya lafazh BISMI, sungai
susu keluar dari huruf Ha ’-nya lafazh Allah, sungai arak (khamer) keluar
dari Mim-nya lafazh RAHMAN, dan
sungai madu keluar dari Mim-nya
lafazh RAHIM. Maka aku baru mengerti
bahwa asalnya sungai-sungai
tersebut adalah dari lafazh Basmalah. Kemudian Allah Swt. berfirman:
“Wahai Muhammad, barang siapa yang mengingat-Ku dengan nama ini
dari golongan umatmu dengan hati
tulus (ikhlas) lafazh BISMILLAAHIR
RAHMAANIR RAHIIM maka aku beri
dia minum dari empat sungai ini.” Kemudian Allah memberi minum
kepada ahli-ahli surga itu dengan air
surga pada hari sabtu, memberi
minum dengan madu surga pada hari
ahad, memberi minum dengan susu
surga pada hari senin, dan memberi minum dengan arak pada hari selasa.
Disaat mereka minum, mabuklah
mereka lalu terbanglah ahli surga itu
selama seribu tahun hingga mereka
berhenti pada suatu gunung yang
besar yang terbuat dari kasturi yang harum semerbak baunya dan sungai
Salsabil mengalir dibawahnya. Maka
minumlah mereka pada sungai itu
tepat pada hari rabu. Kemudian terbanglah mereka selama
seribu tahun hingga berhenti pada
suatu istana yang indah, didalamnya
terdapat ranjang-ranjang yang tinggi,
dan beberapa gelas yang sudah
disediakan sebagaimana yang sudah diterangkan dalam Al-Quran. Maka
duduklah setiap orang dari mereka
diatas ranjang, lalu datanglah pada
mereka minuman Zanzabil kemudian
mereka meminumnya tepat pada hari
kamis. Setelah itu mereka dihujani oleh awan
yang putih selama seribu tahun,
sehingga mereka sampai ketempat
duduknya orang yang benar, pada
hari itu tepat pada hari jumat, mereka
duduk diatas hidangan yang kekal abadi dan turunlah pada mereka
minuman Rahiqul Makhtum, yang
ditutupi dengan misik. Kemudian
mereka membuka tutup tersebut dan
mereka meminumnya. Nabi Saw. bersabda: “Mereka itulah orang-orang yang melakukan
kebaikan dan menjauhi perbuatan
maksiat ” FASAL: Pepohonan Di Surga Ka ’ab ra.: Aku bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang pohon-
pohonan di surga. Maka beliau
menjawab: “Tidak pernah kering dahan-dahannya dan daun-daunnya
tidak pernah berguguran dan tidak
rusak buahnya. Sesungguhnya pohon
yang paling besar di surga adalah
pohon Thuba, yang akarnya terbuat
dari intan, batangnya dari yaqut, dahannya dari zabarjud dan daun-
daunnya dari sutra yang halus. Pohon
ini memiliki 70.000 cabang, setiap
cabang itu menyentuh Arasy dan lebih
rendah-rendahnya cabang itu berada
di langit dunia.” Tidak ada didalam surga sebuah
kamar, tidak ada sebuah kubah dan
tidak ada bilik kecuali didalamnya
terdapat cabang pohon itu, yang bisa
mengayomi diatas surga. Pada pohon
itu mengeluarkan buah-buahan menurut apa yang dikehendaki oleh
hati. Bandingan dari pohon itu di
dunia adalah matahari, asalnya
matahari berada di langit tetapi
sinarnya sampai kesegala tempat. Ali ra. berkata: “Aku menyatakan dari beberapa hadits, sesungguhnya
pohon-pohon di surga itu berasal dari
perak, sedangkan daun-daunnya
sebagian dari perak dan sebagian
(yang lain) dari emas. Kalau sekiranya
batang pohon itu dari perak, maka akar-akarnya dari emas. Pohon-
pohon didunia akarnya di bumi dan
cabang-cabangnya berada di udara,
karena sesungguhnya dunia itu
tempat yang fana (rusak). Akan tetapi
pohon-pohonan yang terdapat di surga tidaklah demikian halnya,
akarnya di udara dan cabang-
cabangnya di bumi. Sebagaimana
firman Allah Swt.: “Buah-buahnya dekat. Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan
amal yang telah kamu kerjakan pada
hari-hari yang telah lalu.” (Qs. Al- Haqqah: 23-24). Dan debu-debu di surga itu dari misik,
anbar dan kafur, dan sungai-
sungainya terdiri dari susu, madu,
arak dan air yang sangat jernih.
Apabila angin bertiup menerpa
dedaunan, maka bersentuhlah antara daun yang satu dengan daun yang
lainnya hingga menimbulkan suara
yang sangat indah (merdu), dan suara
seindah itu belum pernah didengar. Dengan sanad dari Ali ra.
Sesungguhnya ia berkata:
Sesungguhnya Rasulullah Saw.
bersabda: “Sesungguhnya didalam surga terdapat suatu pohon , yang
dibagian atasnya keluar perhiasan
dan pada bagian bawahnya keluar
kuda yang memiliki sayap yang diberi
pelana, yang dikendalikan, yang
ditaburi dengan intan dan yaqut. Kuda tersebut tidak pernah mengeluarkan
kotoran dan tidak pernah buang air
kecil. Adapun yang menaiki kuda itu
adalah para wali Allah Swt. dan kuda
ini akan membawa terbang para wali
Allah tersebut ke surga. Lalu berkatalah orang-orang yang berada
dibawah mereka: ”Wahai Tuhanku, lantaran apa hamba-hamba- Mu itu
mencapai kemulian semcam itu ?” Maka Allah Swt. berfirman kepada
mereka: “Mereka itulah orang-orang yang mengerjakan shalat ketika
kalian semua masih tidur, mereka
melakukan puasa sedangkan kalian
tidak, mereka berjihad membela
agama Allah sedangkan kalian semua
duduk disisi istri kalian, dan mereka bersedekah dengan harta mereka
dijalan Allah, sedangkan kalian semua
bakhil (kikir). ” Dari Abu Hurairah ra. beliau berkata:
Sesungguhnya didalam surga itu
terdapat sebuah pohon, orang yang
menaiki bisa berjalan dibawah
naungannya selama 100 tahun dan
naungan itu tidak akan putus. Sebagaimana firman Allah Swt.: “Dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-
buahan yang banyak. Yang buah-
buahnya tidak berhenti dan tidak
terlarang mengambilnya.” (Qs. Al- Waqi’ah: 30-33). Diibaratkan waktu didunia adalah
waktu sebelum matahari terbit dan
sudah terbenamnya matahari, sampai
hilangnya mega dan gelap malam
yang menutupi di dunia. Maka
sesungguhnya waktu itu adalah naungan yang terbentang luas.
Sebagaimana firman Allah Swt.: “Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana
Dia memanjangkan bayang-bayang.
“ (Qs. Al-Furqan: 45). Maksudnya adalah waktu sebelum
terbitnya matahari dan sesudah
terbenamnya, sampai masuk pada
kegelapan malam. Diriwayatkan dari Nabi Saw.
sesungguhnya beliau bersabda:
“Apakah aku tidak pernah menceritakan kepadamu tentang
waktu(saat), yaitu waktu yang serupa
dengan waktu yang ada di surga. Dia
adalah waktu dimana sebelum
matahari terbit, bayang-bayangnya itu
memanjang, rahmatnya saat itu merata dan berkahnya saat itu
banyak. ”
mempunyai 8 pintu yang terbuat dari
emas, yang dihiasi dengan jauhar
(sejenis mutiara) dan pada pintu yang pertama tertulis kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH MUHAMMADUR
RASUULULLAH, yaitu pintu bagi para
Nabi dan Rasul, syuhada’ dan juga pintunya orang-orang yang
dermawan. Pintu yang kedua yaitu pintu bagi orang-orang yang
mendirikan shalat, orang yang
menyempurnakan wudhunya dan
orang yang menyempurnakan rukun-
rukun shalatnya. Pintu yang ketiga yaitu pintu bagi orang-orang yang
memberikan zakatnya dengan senang
hati dan ikhlas. Pintu yang keempat yaitu pintu bagi orang-orang yang
memerintahkan kepada kebajikan
dan mencegah terhadap perbuatan
munkar. Pintu yang kelima yaitu pintu bagi orang-orang yang dapat
memelihara syahwatnya dan
mencegah dari nafsu yang buruk.
Pintu yang keenam yaitu pintu bagi orang-orang yang melaksanakan haji
dan umrah. Pintu yang ketujuh yaitu pintu bagi orang-orang yang berjihad
(dijalan Allah). Dan pintu yang kedelapan yaitu pintu bagi orang- orang yang bertaqwa, yaitu orang
yang memejamkan matanya dari
perbuatan dan sesuatu yang haram,
orang-orang yang melakukan
kebaikan, diantaranya: berbuat baik
kepada orang tua, mempererat tali persaudaraan (silaturrahim) dan lain
sebagainya. Surga ada 8 (delapan)macam: 1. Darul Jalal yaitu surga yang terbuat dari mutiara putih. 2. Darus Salam yaitu surga yang terbuat dari yaqut merah. 3. Jannatul Ma’wa yaitu surga yang terbuat dari zabarjud hijau. 4. Jannatul Khuldi yaitu surga yang terbuat dari marjan yang berwarna
merah dan kuning. 5. Jannatun Na’im yaitu surga yang terbuat dari perak putih. 6. Jannatul Firdaus yaitu surga yang terbuat dari emas merah. 7. Jannatul ‘Adn yaitu surga yang terbuat dari intan putih. 8. Darul Qarar yaitu surga yang terbuat dari emas merah. Darul Qarar adalah surga yang paling utama dibandingkan dengan surga
yang lain. Surga ini mempunyai dua
pintu dan dua daun pintu, satu daun
pintu terbuat dari emas, dan yang
satunya terbuat dari perak. Jarak
setiap pintu adalah sebagaimana jarak antara bumi dan langit. Adapun
bangunan yang ada didalamnya
terbuat dari bata emas dan bata perak,
tanahnya dari misik, debunya dari
anbar, rumputnya dari za’faran, istana-istananya terbuat dari mutiara,
punggungnya dari yaqut dan
pintunya dari jauhar. Didalam surga ini terdapat sungai
yang namanya sungai Rahmat yaitu
sungai yang mengalir keseluruh
surga, kerikil-kerikilnya dari mutiara
yang sangat putih, lebih putih dari
embun dan lebih manis dari madu. Didalam surga terdapat sungai yang
bernama Sungai Kautsar yaitu sungai
Nabi kita Muhammad Saw. pohon-
poinnya terbuat dari intan dan yaqut.
Didalam surga juga terdapat sungai
Kafur, sungai Tasnim, sungai Salsabil, sungai Rahiqul Makhtum dan
dibelakang sungai-sungai ini terdapat
sungai-sungai lain yang tidak
terhitung jumlahnya. Diriwayat Nabi Saw. beliau bersabda:
“Pada malam aku dijalankan (isra ’) ke langit, telah diperlihatkan kepadaku
seluruh surga, maka aku melihat
empat sungai, yang pertama sungai
dari air yang tidak berubah warnanya,
kedua sungai dari susu yang tidak
pernah berubah rasanya, dan ketiga sungai dari arak dan yang keempat
sungai dari madu yang sangat
bening.” Sebagaimana firman Allah Swt.: “Yang didalamnya terdapat sungai- sungai dari air yang tidak berubah
rasa dan baunya, sungai-sungai dari
air susu yang tidak berubah rasanya,
sungai-sungai dari khamer yang lezat
rasanya bagi orang yang
meminumnya dan sungai-sungai dari madu yang bersih dan jernih.” (Qs. muhammad: 15). Maka aku tanyakan keada Malaikat
Jibril as.: “Darimanakah datangnya sungai-sungai ini dan kemana
mengalirnya? ” Maka Malaikat Jibril as. menjawab: “Sungai itu mengalir ke telaga kautsar dan aku tidak tau dari
mana asalnya, maka tanyakanlah
kepada Allah agar Dia memberi tau
dan memperlihatkan kepadamu. ” Maka berdoalah Nabi Muhammad
kepada Allah Swt. Kemudian
datanglah seorang malaikat kepada
beliau dan memberi salam, seraya
berkata: ”Wahai Muhammad, pejamkanlah kedua matamu ” Maka aku pejamkan mataku, lalu ia
berkata: ”Bukalah kedua matamu ” maka aku buka kedua mataku, tiba-
tiba aku berada dibawah pohon dan
aku melihat kubah dari intan putih
yang memiliki pintu-pintu dari yaqut
hijau dan kunci-kuncinya dari emas
merah. Andaikata semua makhluk yang ada didunia baik jin atau
manusia berhenti diatas kubah itu,
sungguh mereka hanya seperti
burung yang hinggap diatas gunung.
Maka aku melihat empat sungai itu
mengalir dari kubah itu. Ketika aku ingin kembali malaikat tadi berkata
kepadaku: “Kenapa engkau tidak masuk kedalam kubah itu ?” aku menjawab:”Bagaimana aku bisa memasukinya, sedangkan pintu-
pintunya tertutup.” Dia berkata: ”Bukalah dia ” Aku bertanya:”Bagaimana aku harus membukanya ?” Lalu dia berkata: ”Kuncinya berada ditanganmu” Aku berkata: ”Apa kuncinya ?” Dia menjawab:”Yaitu lafazh BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIM ” maka terbukalah pintu itu lalu aku
masuk kedalamnya. Maka aku melihat
sungai-sungai itu mengalir dari empat
tiang kubah. Ketika aku hendak
keluar, maka malaikat itu berkata
kepadaku: ”Apakah engkau telah melihat dan mengetahuinya? ” Aku menjawab:”Ya” Malaikat itu berkata kepadaku: “Lihatlah sekali lagi. ” Ketika aku melihatnya, maka tertulis diatas
empat kubah tersebut lafazh
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIM
Aku melihat sungai air itu keluar dari
huruf Mim-nya lafazh BISMI, sungai
susu keluar dari huruf Ha ’-nya lafazh Allah, sungai arak (khamer) keluar
dari Mim-nya lafazh RAHMAN, dan
sungai madu keluar dari Mim-nya
lafazh RAHIM. Maka aku baru mengerti
bahwa asalnya sungai-sungai
tersebut adalah dari lafazh Basmalah. Kemudian Allah Swt. berfirman:
“Wahai Muhammad, barang siapa yang mengingat-Ku dengan nama ini
dari golongan umatmu dengan hati
tulus (ikhlas) lafazh BISMILLAAHIR
RAHMAANIR RAHIIM maka aku beri
dia minum dari empat sungai ini.” Kemudian Allah memberi minum
kepada ahli-ahli surga itu dengan air
surga pada hari sabtu, memberi
minum dengan madu surga pada hari
ahad, memberi minum dengan susu
surga pada hari senin, dan memberi minum dengan arak pada hari selasa.
Disaat mereka minum, mabuklah
mereka lalu terbanglah ahli surga itu
selama seribu tahun hingga mereka
berhenti pada suatu gunung yang
besar yang terbuat dari kasturi yang harum semerbak baunya dan sungai
Salsabil mengalir dibawahnya. Maka
minumlah mereka pada sungai itu
tepat pada hari rabu. Kemudian terbanglah mereka selama
seribu tahun hingga berhenti pada
suatu istana yang indah, didalamnya
terdapat ranjang-ranjang yang tinggi,
dan beberapa gelas yang sudah
disediakan sebagaimana yang sudah diterangkan dalam Al-Quran. Maka
duduklah setiap orang dari mereka
diatas ranjang, lalu datanglah pada
mereka minuman Zanzabil kemudian
mereka meminumnya tepat pada hari
kamis. Setelah itu mereka dihujani oleh awan
yang putih selama seribu tahun,
sehingga mereka sampai ketempat
duduknya orang yang benar, pada
hari itu tepat pada hari jumat, mereka
duduk diatas hidangan yang kekal abadi dan turunlah pada mereka
minuman Rahiqul Makhtum, yang
ditutupi dengan misik. Kemudian
mereka membuka tutup tersebut dan
mereka meminumnya. Nabi Saw. bersabda: “Mereka itulah orang-orang yang melakukan
kebaikan dan menjauhi perbuatan
maksiat ” FASAL: Pepohonan Di Surga Ka ’ab ra.: Aku bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang pohon-
pohonan di surga. Maka beliau
menjawab: “Tidak pernah kering dahan-dahannya dan daun-daunnya
tidak pernah berguguran dan tidak
rusak buahnya. Sesungguhnya pohon
yang paling besar di surga adalah
pohon Thuba, yang akarnya terbuat
dari intan, batangnya dari yaqut, dahannya dari zabarjud dan daun-
daunnya dari sutra yang halus. Pohon
ini memiliki 70.000 cabang, setiap
cabang itu menyentuh Arasy dan lebih
rendah-rendahnya cabang itu berada
di langit dunia.” Tidak ada didalam surga sebuah
kamar, tidak ada sebuah kubah dan
tidak ada bilik kecuali didalamnya
terdapat cabang pohon itu, yang bisa
mengayomi diatas surga. Pada pohon
itu mengeluarkan buah-buahan menurut apa yang dikehendaki oleh
hati. Bandingan dari pohon itu di
dunia adalah matahari, asalnya
matahari berada di langit tetapi
sinarnya sampai kesegala tempat. Ali ra. berkata: “Aku menyatakan dari beberapa hadits, sesungguhnya
pohon-pohon di surga itu berasal dari
perak, sedangkan daun-daunnya
sebagian dari perak dan sebagian
(yang lain) dari emas. Kalau sekiranya
batang pohon itu dari perak, maka akar-akarnya dari emas. Pohon-
pohon didunia akarnya di bumi dan
cabang-cabangnya berada di udara,
karena sesungguhnya dunia itu
tempat yang fana (rusak). Akan tetapi
pohon-pohonan yang terdapat di surga tidaklah demikian halnya,
akarnya di udara dan cabang-
cabangnya di bumi. Sebagaimana
firman Allah Swt.: “Buah-buahnya dekat. Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan
amal yang telah kamu kerjakan pada
hari-hari yang telah lalu.” (Qs. Al- Haqqah: 23-24). Dan debu-debu di surga itu dari misik,
anbar dan kafur, dan sungai-
sungainya terdiri dari susu, madu,
arak dan air yang sangat jernih.
Apabila angin bertiup menerpa
dedaunan, maka bersentuhlah antara daun yang satu dengan daun yang
lainnya hingga menimbulkan suara
yang sangat indah (merdu), dan suara
seindah itu belum pernah didengar. Dengan sanad dari Ali ra.
Sesungguhnya ia berkata:
Sesungguhnya Rasulullah Saw.
bersabda: “Sesungguhnya didalam surga terdapat suatu pohon , yang
dibagian atasnya keluar perhiasan
dan pada bagian bawahnya keluar
kuda yang memiliki sayap yang diberi
pelana, yang dikendalikan, yang
ditaburi dengan intan dan yaqut. Kuda tersebut tidak pernah mengeluarkan
kotoran dan tidak pernah buang air
kecil. Adapun yang menaiki kuda itu
adalah para wali Allah Swt. dan kuda
ini akan membawa terbang para wali
Allah tersebut ke surga. Lalu berkatalah orang-orang yang berada
dibawah mereka: ”Wahai Tuhanku, lantaran apa hamba-hamba- Mu itu
mencapai kemulian semcam itu ?” Maka Allah Swt. berfirman kepada
mereka: “Mereka itulah orang-orang yang mengerjakan shalat ketika
kalian semua masih tidur, mereka
melakukan puasa sedangkan kalian
tidak, mereka berjihad membela
agama Allah sedangkan kalian semua
duduk disisi istri kalian, dan mereka bersedekah dengan harta mereka
dijalan Allah, sedangkan kalian semua
bakhil (kikir). ” Dari Abu Hurairah ra. beliau berkata:
Sesungguhnya didalam surga itu
terdapat sebuah pohon, orang yang
menaiki bisa berjalan dibawah
naungannya selama 100 tahun dan
naungan itu tidak akan putus. Sebagaimana firman Allah Swt.: “Dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-
buahan yang banyak. Yang buah-
buahnya tidak berhenti dan tidak
terlarang mengambilnya.” (Qs. Al- Waqi’ah: 30-33). Diibaratkan waktu didunia adalah
waktu sebelum matahari terbit dan
sudah terbenamnya matahari, sampai
hilangnya mega dan gelap malam
yang menutupi di dunia. Maka
sesungguhnya waktu itu adalah naungan yang terbentang luas.
Sebagaimana firman Allah Swt.: “Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana
Dia memanjangkan bayang-bayang.
“ (Qs. Al-Furqan: 45). Maksudnya adalah waktu sebelum
terbitnya matahari dan sesudah
terbenamnya, sampai masuk pada
kegelapan malam. Diriwayatkan dari Nabi Saw.
sesungguhnya beliau bersabda:
“Apakah aku tidak pernah menceritakan kepadamu tentang
waktu(saat), yaitu waktu yang serupa
dengan waktu yang ada di surga. Dia
adalah waktu dimana sebelum
matahari terbit, bayang-bayangnya itu
memanjang, rahmatnya saat itu merata dan berkahnya saat itu
banyak. ”
Langganan:
Postingan (Atom)