Senin, 28 Februari 2011

KITAP INJIL

Injil yang asli (sebelum dirubah
sebagian isinya)
adalah kitab yang berisi firman-firman
Allah SWT yang
diwahyukan kepada Nabi Isa as.
(orang Barat menyebutnya Yesus Kristus), putra
dari Maryam. Kata
Injil semula dari bahasa Yunani
evangelion (berarti
kabar gembira) kemudian masuk
kedalam bahasa Arab menjadi injil. Makna dari kabar
gembira yang dimaksud
adalah karena Nabi Isa as
menggembirakan para umatnya
dengan berita akan kedatangan
Muhammad saw sebagai utusan Allah swt yang terakhir untuk
seluruh alam.
Nabi Isa as mengajarkan Injil kepada
para pengikutnya
hanya selama tiga tahun, sejak usia 30
sampai usia 33 tahun saat diangkat/ diselamatkan
oleh Allah swt dari
pengejaran kaum Yahudi yang ingin
menyalibnya. Dalam berdakwah Isa almasih dibantu
oleh dua belas
orang muridnya yang dalam Islam
dikenal dengan
Hawariyyun (murid-murid Nabi Isa
yang sangat setia). Mereka ialah: 1. Andreas
2. Simon Petrus
3. Barnabas
4. Matius
5. Yahya bin Zabdi
6. Ya'kub bin Zabdi 7. Thadeus
8. Yahuda
9. Bartholomeus
10. Pilipus
11. Ya'kub bin Alpius
12. Yahuda Iskariot Isi yang terkandung dalam injil ini
berbeda dengan
kitab-kitab terdahulu. Kitab Taurat
mengajarkan
tentang Tauhid (ke-Esa-an Allah swt),
dan kitab Zabur mengajarkan pujian (zikir dan do'a)
kepada Allah swt,
sedangkan Injil mengajarkan tentang
pembersihan
jiwa-raga dari kekotoran (nafsu
duniawi). Dengan kata lain, Injil mengajak manusia untuk
hidup zuhud, yakni
pola hidup yang tidak mengutamakan
hal-hal yang
bersifat duniawi. Seperti halnya Nabi Daud as yang
tidak berniat
mengubah hukum dalam kitab taurat,
Nabi Isa as pun
tidak mengubahnya. Firman Allah swt:
"Dan Kami utus Isa ibnu Maryam mengikuti jejak
mereka (para nabi bani
Israil), demi membenarkan kitab yang
sebelumnya,
yakni: Taurat. Dan Kami telah
memberikan kepadanya kitab Injil, yang mengandung
petunjuk dan cahaya, dan
membenarkan kitab sebelumnya, dan
sebagai petunjuk
orang-orang yang bertakwa," (QS Al-
Maidah:46). Sebagaimana diterangkan dalam Surat
Al-Maidah ayat 46
tersebut diatas, ummat Islam
mempercayai sepenuhnya
bahwa Injil merupakan kitab dari
Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Isa as. Akan
tetapi umat
Kristen berpendapat, Injil adalah kisah
atau laporan
yang disusun oleh para pengikut Isa
Almasih, termasuk tentang pengajarannya kepada Bani
Israil atau Bangsa
Yahudi agar mereka beragama secara
benar. Injil-injil yang ada sekarang ini adalah
karya
pengarang Injil beberapa waktu
lamanya setelah Nabi
Isa as wafat. Pada mulanya beredar
puluhan injil, namun dalam Synodes (muktamar
gereja-gereja) di Nicaea
- suatu tempat di Asia Kecil, dekat
Konstantinopel -
pada tahun 325 Masehi yang
diadakan oleh Kaisar Constantinus diputuskan hanya empat
injil yang sah. 1. Injil Matius karya Santo Matius yang
disebut juga
Lewi anak Alpius, seorang Yahudi
yang mula-mula
bekerja sebagai pegawai pemungut
pajak. 2. Injil Markus karya Markus bin
Maryam. Sesungguhnya
Markus adalah nama gelar, sedangkan
namanya sendiri
adalah Yohana atau Yahya. Semula ia
seorang beragama Yahudi, kemudian masuk Kristen
ditangan Petrus.
Riwayat lain mengatakan bahwa
penulis Injil Markus
adalah guru Markus, ialah Petrus. Markus adalah kemenakan dari
Barnabas, yang juga
penulis Injil. Berdua mereka
mengembara (untuk
berdakwah) mengabarkan Injil ke
Roma, Afrika Utara dan akhirnya menetap di Mesir. Ia
meninggal dunia karena
dibunuh oleh para penyembah
berhala pada tahun 62 M. Markus, menurut Ibnu Batrik yang
juga penulis Masehi,
tidak mengakui ketuhanan Yesus.
Pahamnya ini diikuti
oleh pemeluk agama Nasrani di
daerah dakwahnya seperti Afrika Utara, Mesir dan Habsyi. Itulah
sebabnya
Najasi, Raja Habsyi pada masa Nabi
Muhammad saw juga
percaya sepenuhnya bahwa Isa anak
Maryam bukanlah Tuhan, melainkan Rasul sebagaimana
Nabi-Nabi dan
Rasul-Rasul Tuhan yang lain. 3. Injil Lukas dikarang oleh Lukas,
seorang tabib
kelahiran Antiokia, Yunani. Sumber
lain mengatakan,
bahwa ia seorang tukang gambar. Ia
murid Paulus, dan keduanya tidak pernah bertemu
dengan Yesus. Dengan
demikian baik Yahya maupun Paulus
bukanlah murid
Yesus. 4. Injil Yahya. Menurut Encyclopedia
Britannica Injil
Yahya ditulis pada tahun 100 M dan
kitab wahyunya
tahun 96 M oleh seorang ketua Gereja
bernama Yahya atau John the Presbyter yang tinggal
di Episus.
Jelaslah bahwa Injil Yahya bukan
karya Yahya bin Zabdi
- murid Yesus, sebab ia terbunuh pada
tahun 70 M. Prof. Stadlein menegaskan bahwa Injil
Yahya dikarang
oleh seorang mahasiswa dari
perguruan Iskandariyah
pada abad kedua masehi. Pendapat
inilah yang cukup beralasan. Mengapa? Injil Yahya
mengajarkan ketuhanan
Yesus, dimana ajaran tersebut mula-
mula datang dari
mazhab Iskandariyah yang kemudian
disahkan oleh Kongres Nicea pada tahun 325 M
semasa Kaisar
Constantinus. Yang jelas Injil Yahya sengaja ditulis
untuk
menegaskan tentang ketuhanan
Yesus. Tentang sejarah
penulisan Injil Yahya ini lebih lengkap
dan jelas diterangkan oleh dalam buku Kuliah
Aqidah lengkap
karya Drs. Humaidi Tatapangarsa
(terbitan Bina Ilmu,
Surabaya). Bahwa Injil Yahya mengajarkan
ketuhanan Yesus memang
dapat dimaklumi, sebab ia ditulis oleh
pengarangnya
memang untuk tujuan itu atas
desakan dari orang-orang di sekitarnya. Seorang penulis Masehi dari Libanon,
Jerjis Zuwen
mengatakan: "Sesungguhnya
Syirbantus dan Abisu beserta
pengikut mereka diwaktu
mengajarkan agama Masehi berpendapat bahwa Al-Masih tidak
lain dan adalah
seorang manusia dan tidak ada
sebelum ibunya Maryam.
Oleh karena itu pada tahun 96
berkumpullah semua pendeta Asia dan lain-lain di tempat
Yahya. Mereka
mengharapkan agar Yahya menulis
tentang Al-Masih dan
menyerukan sebuah Injil yang belum
ditulis oleh ahli-ahli Injil yang lain serta ditulisnya
dengan cara
tersendiri tentang ketuhanan Al-
Masih." Penulis Masehi lainnya, Yusuf Al-Dubai
Al-Khauri
menerangkan pula. "Sesungguhnya
Yahya mengarang
Injilnya pada penghabisan hidupnya
atas permohonan pendeta-pendeta Asia. Sebabnya
adalah karena disana
terdapat beberapa golongan yang
mengingkari ketuhanan
Al-Masih. Mereka meminta kepadanya
agar ditegaskan ketuhanan Al-Masih itu dan
disebutkan apa-apa yang
ditinggalkan oleh Matius, Markus dan
Lukas dalam
Injil-injil mereka." Jadilah Injil Yahya adalah satu-satunya
injil -
diantara keempat injil - yang diakui
sah oleh kalangan
gereja, yang secara tegas
mengajarkan ketuhanan Yesus. Injil-injil selain yang keempat itu
dinyatakan sebagai
Injil Apocrypha (Injil-injil yang tidak
sah, yang
dilarang terbit dan harus
dimusnahkan). Injil-injil yang dinyatakan tidak sah tersebut,
antara lain: 1. Injil Andreas
2. Injil Apeles
3. Injil Barnabas
4. Injil Duabelas
5. Injil Ebionea
6. Injil Ibrani 7. Injil Marcion
8. Injil Maria
9. Injil Mathias
10. Injil Nicodemus
11. Injil Orang-orang Mesir
12. Injil Philip 13. Injil Thomas
14. Injil Yakobus
15. Injil Yudas Iskariot Sebagai umat Islam, bagaimanakah
seharusnya kita
menyikapi keempat Injil (karya Matius,
Markus, Lukas,
dan Yahya) yang ada sekarang ini?
Umat Islam cukuplah mempercayai bahwa Allah swt pernah
menurunkan kitab
Injil kepada Nabi Isa as. Akan tetapi
Injil yang murni
atau benar-benar berisi kumpulan
firman Allah swt kini sudah tak ada lagi. Maka kita sebagai
umat Islam
dilarang mempercayai isi keempat Injil
tersebut. Ditegaskan dalam Ensiklopedi Islam
Indonesia karya Tim
penulis IAIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta: Djambatan,
1992. Berdasarkan keterangan Al-Quran
dan dengan
menganalogikan Injil dengan Al-
Quran, maka umat Islam
memandang bahwa Injil yang
seharusnya menjadi pegangan umat Kristen haruslah satu versi
seperti Al-Quran; ia
haruslah merupakan himpunan murni
firman-firman Tuhan
yang diwahyukan kepada Nabi Isa
Almasih dan kemudian ia sampaikan kepada para
pengikutnya. Injil itu
seharusnya berbahasa Aramea,
karena Nabi Isa Almasih
dan kaumnya berbahasa Aramea. di antara semua Injil yang tersebut
diatas -baik yang
sah maupun tidak- sesungguhnya
Injil Barnabas yang
menarik perhatian, terutama bagi
umat Islam. Isi Injil Barnabas banyak persamaannya
dengan yang diberitakan
dalam Al-Quran. Sebab dalam kitab
tersebut, antara
lain, diterangkan juga: 1. Yesus tidak disalib, yang disalib
sebenarnya Yudas
Iskariot yang telah diserupakan oleh
Tuhan -rupa dan
suaranya- dengan rupa dan suara
Yesus. Sedang Yesus sendiri loncat bersama Malaikat dan
terus diangkat
kehadirat Allah swt (Pasal 215,216,
dan 217). 2. Yesus bukan anak Allah, bukan
pula Tuhan, tetapi
seorang Rasul (utusan) Allah. 3. Bahwa putra Nabi Ibrahim as yang
akan disembelih
karena perintah Allah swt adalah
Ismail, bukan Ishaq
seperti yang tersebut dalam Perjanjian
Lama yang ada sekarang ini. 4. Mesias (yang dimaksudkan disini
"pembebas dunia"
atau "juru selamat") atau Almasih
yang
dinanti-nantikan itu bukan Yesus,
akan tetapi Muhammad -nabi dan Rasul Allah yang terakhir. Hanya saja, yang patut disesalkan, Injil
Barnabas oleh
Pihak Gereja digolongkan sebagai Injil
yang tidak sah,
sehingga ditarik dari peredaran dan
dimusnahkan. Tetapi pada tahun 1709, Cremer
Toland, seorang
penasihat Raja Prusia menemukan
naskah tertua Injil
Barnabas dalam bahasa Italia yang
semula tersimpan rapi di perpustakaan seorang
terkemuka di Amsterdam.
Dari naskah berbahasa Itali itulah
dibuat
terjemahannya ke bahasa lain seperti
bahasa Inggris, Spanyol dan Arab. Penerjemahan Injil Barnabas dari
bahasa Itali ke
bahasa Arab dilakukan oleh Dr. Khalil
Saadah pada
tahun 1908, dan dimuat dalam
majalah Al Manar Mesir. Dari Injil Barnabas berbahasa Arab
itulah, Husein
Abubakar dan Abubakar Basymeleh
menerjemahkannya ke
dalam bahasa Indonesia

KEKAGUMAN CENDIKIAWAN DUNIA PADA NABI MUHAMMAD SAW

Keagungan pribadi Muhammad dan
kebenaran ajarannya
tidak hanya diakui oleh umat Islam,
melainkan juga
oleh ribuan cendekiawan barat baik
dari kalangan Nasrani maupun Yahudi. Berikut
pernyataan beberapa
cendekiawan barat terhadap figure
Muhammad saw: 1. KARL MARX (1817-1883), ahli
politik, filsafat, dan
ahli kemasyarakatan kelahiran
Jerman. Dalam bukunya,
Al-Hayat ia menulis: "Lelaki Arab yang
telah menemukan kesalahan agama Nasrani dan agama
Yahudi itu,
melakukan pekerjaan yang sangat
berbahaya di
tengah-tengah kaum musyrik
penyembah berhala, mendakwahkan mereka pada agama
tauhid dan menanamkan
keyakinan tentang keabadian roh.
Maka layak bagi kita
untuk mengakui kenabiannya, dan
dia adalah rasul (pesuruh) langit dan bumi." Dalam bukunya yang lain, Ra'sul Marx,
Karl Marx
menulis antara lain: "Nabi ini yang
dengan risalahnya
telah membuka zaman baru untuk
ilmu, cahaya dan pengetahuan, layak dicatat kata-kata
dan perbuatannya
dalam pola khusus operasional. Oleh
karena pelajaran
yang diberikannya adalah wahyu
Allah yang diturunkan dan merupakan risalahnya juga, maka
menjadi tugas
kewajibannya untuk membersihkan
kotoran-kotoran yang
telah menimbuni risalah-risalah yang
lalu akibat ulah orang yang bodoh yang
mengandalkan ajarannya tanpa
dukungan orang yang berakal." 2. SIR HERBERT SPENCER (1820-1903),
seorang filsuf
kelahiran Cardiff, Inggris (Wales?).
dalam bukunya
yang diterjemahkan ke bahasa Arab,
Ushulul Ijtima antara lain menulis: "Hendaklah kalian
menjadikan
Muhammad sebagai sebagai
perlambang politik agama yang
tepat, dan seorang yang paling jujur
dalam menerapkan sistemnya yang kudus ditengah-
tengah umat manusia
seluruhnya. Muhammad merupakan
suatu sosok amanat yang
dijelmakan dalam kejujuran yang
murni, siang dan malam selalu tekun menghidupi umatnya." 3. SYDOE (1817-1893), adalah
seorang orientalis dan
sejarahwan besar Prancis, tentang
Muhammad, anggota
persatuan cendekiawan Prancis ini
menulis dalam bukunya, Khulasatu Tarikhil Arab,
antara lain sebagai
berikut: "Muhammad saw telah
menjadikan
kabilah-kabilah Arab itu satu tatanan
umat menuju satu tujuan. Sehingga semua orang melihat
penjelmaannya
sebagai suatu umat besar yang satu
sisi sayap
kerajaannya mencapai Spanyol dan
sisi yang satu lagi mencapai India. Maka berkibarlah
dimana-mana panji
peradaban, ketika itu Eropa sedang
dirundung kegelapan
jahiliyah (kebodohan) pada abad-
abad pertengahan." 4. DR. WILE (1818-1889), seorang
orientalis
berkebangsaan Prancis yang bekerja
di Aljazair sebagai
guru dan penerjemah. Dalam
karyanya, Tarikhul Khulafa, ia menulis antara lain: "Muhammad
layak mendapat
kekaguman dan penghargaan kita
sebagai reformis agung,
bahkan dia patut juga diberi gelar
nabi. Kita tak usah mendengarkan cerita orang-orang
yang bermaksud jahat
dan pendapat orang-orang ekstrem.
Sungguh Muhammad itu
seorang besar dalam agama dan
pribadinya. Barangsiapa yang menyerangnya, jelas dia tidak
mengerti dan
melecehkan jasa-jasanya". 5. CONTE HENRY DE CASTRI
(1853-1915), adalah seorang
orientalis. Dalam karyanya, Al-Islam, ia
menulis
antara lain: "Muhammad tidak
membaca dan tidak menulis. Seperti yang pernah
dikatakan dirinya
sendiri, ia seorang nabi yang ummi.
Dengan demikian ia
tidak pernah membaca kitab suci,
tidak pernah agamanya itu mengutip agama-agama yang
terdahulu seperti yang
dituduhkan orang dengan
kebodohan. Sejarah Muhammad
penuh mengandung pujian dan
pengagungan kepadanya yang sudah tentu tidak diketahui oleh
orang-orang yang
tidak mengenalnya." 6. PASTOR ISAAQ TILES, seorang
agamawan kelahiran
Bordeauz (Boedeaux?) (1810-1897),
menulis dalam
bukunya Haqaiqut Tarikh, antara lain:
"Kalau kita mau meneliti dengan seksama karya-karya
Muhammad dan
kenabiannya, kita tidak akan
menemukan sesuatupun yang
mencela atau mengecam Nasrani,
bahkan kita akan melihat garis pemisah antara kau
Yahudi dan kaum
Nasrani. Islam dating menciptakan
kebahagiaan dan peradaban.
Muhammad sama halnya dengan Musa
membolehkan poligami
dan perbudakan, walau perbudakan
itu sendiri tidak diajarkan dalam akidah Islam.
Muhammad membolehkan
perbudakan karena dalam keadaan
darurat. Sedangkan
poligami, Musa malah tidak
mengharamkan dalam Tauratnya, dan Daud juga tidak
mengharamkan dalam
Zaburnya. Kami wajib memahami
akhlak Islam lebih luhur
dari akhlak Nasrani". 7. MONSIEUR DEITET VANNAN
(1823-1879), adalah seorang
orientalis Prancis yang pada tahun
1875 mengembara ke
Timur. Dalam karyanya Asyi'ah
Khashah bin Nuril Islam menulis, antara lain: "Sesungguhnya
Al-Quran yang
dibawa Muhammad itu telah mencatat
adanya Kitab-kitab
suci yang lain, dan ia merupakan satu-
satunya kitab yang menyeru orang untuk bersikap
lemah-lembut dan
baik hati. Telah mengadu kepada Rasulullah
Muhammad, salah
seorang dari Bani Salim bin Auf yang
bernama Al-Husen:
"Ya Rasulullah saya mempunyai orang
tua yang masih beragama Masehi dan keduanya
enggan masuk agama Allah.
Saya akan bermaksud memaksa
keduanya." Rasulullah
Muhammad menjawab, "Tidak ada
paksaan dalam menganut agama, seperti yang tercantum dalam
surat Al-Kafirun
(6): Untukmu agamamu, dan untukku
agamaku, dan seperti
yang tercantum dalam sural Al-
Ankabut (46): Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli
Kitab, melainkan
dengan cara yang lebih baik. 8. LEV NIKOLAEVICH TOLSTOY, adalah
seorang filosof dan
sastrawan besar Rusia menulis dalam
bukunya, Siapakah
Muhammad. Antara lain: "Tahun
pertama gerakan dakwahnya membawa Muhammad
untuk menghadapi berbagai
tantangan sebagaimana keadaan Nabi
yang diutus
sebelumnya yang mengajak umatnya
kepada kebenaran. Tetapi tantangan-tantangan ini tidak
mematahkan
semangatnya. Bahkan Muhammad
terus berdakwah, padahal
ketika itu ia belum menyatakan
bahwa dirinya sebagai Nabi yang satu. Tetapi dating sebagai
penyempurna
risalah-risalah sebelumnya dan
mengajak kaumnya pada
keyakinan seperti Nabi-nabi
sebelumnya." 9. EDWARD ADAMS, seorang orientalis
dari Amerika dalam
salah satu karyanya, antara lain:
"Negara Arab dulu,
sebelum kenabian Muhammad, adalah
negara yang tenggelam dalam kerusakan moral.
Sulit bagi kita
mencirikan kekacauan yang terjadi di
setiap tempat.
Kerusakan besar yang
menyengsarakan rakyat pada masa itu dan kejahatan pada anak-anak
(anak perempuan yang
lahir dikubur hidup-hidup karena
takut membawa
petaka), pengorbanan manusia yang
dilakukan nama agama, perang yang berkelanjutan
antarsuku, serta
penduduk negeri yang selalu hidup
kekurangan, serta
tidak adanya tatanan hokum yang
kuat. Semua itu mengakibatkan penghambaan dan
perbudakan di antara
manusia, bertambahnya kejahatan,
pelecehan seksual dan
kehormatan diantara manusia. Ketika itulah datang Muhammad saw.
Sebagai juru
penerang risalah yang Maha Esa dan
Maha Perkasa bagi
seluruh alam, yang ditangannya
membawa petunjuk dan pembeda, yakni Al-Quran, dan di
tangan kirinya membawa
cahaya. Sesungguhnya, semua ini
untuk mengeluarkan
manusia dari kegelapan menuju
cahaya dengan izin Tuhan Yang Maha Mulia. 10. ALBORNOS CATIAN adalah seorang
orientalis
berkebangsaan Italia. Ia menulis
tentang Muhammad
dalam bukunya, Adyanul Arab, antara
lain: "Sesungguhnya keistimewaan
Muhammad terletak pada
kemampuannya yang menakjubkan
sebagai seorang
politikus yang bijak-bestari, lebih dari
sekedar Nabi yang mendapat wahyu. Kiranya tidak
seorangpun yang
mengenal Muhammad, akan
menjatuhkan kehormatannya, dan
siapa yang melakukannya maka ia
telah berbuat aniaya terhadap dirinya dan juga terhadap
Muhammad.

ENSTEIN..MENGAKUI KEHEBATAN ALQUR'AN DAN HADIST

Oleh : Muh.yasin fii sabilillah


Albert Einstein, ilmuan fisika terbesar
sepanjang masa dalam sebuah risalah
terakhirnya menulis, Islam lebih
utama, lebih sempurna dan lebih logis dibanding agama-agama dunia yang
ada. Risalah ilmiahnya itu berjudul “Die Erklarung ” yang ditulis dalam bahasa Jerman pada tahun 1954 di Amerika. Risalah ini pada hakikatnya sama
dengan surat rahasia yang ditulisnya
kepada Ayatullah Al-Uzhma
Boroujerdi. Dalam risalah ini, Einstein
membuktikan teori relativitasnya
dengan ayat-ayat Al-Quran dan hadis- hadis dari buku Nahjul Balaghah dan
Bihar Al-Anwar. Ia mengatakan,
hadis-hadis punya muatan seperti ini
tidak bakal di mazhab lain. Hanya
mazhab Syiah yang memiliki hadis dari
para Imam mereka yang memuat teori kompleks seperti Relativitas.
Sayangnya, kebanyakan ilmuannya
tidak mengetahui hal itu. Salah satu hadis yang menjadi
sandarannya adalah hadis yang
diriwayatkan oleh Allamah Majlisi
tentang Mi’raj jasmani Rasulullah saw. Disebutkan, “Ketika terangkat dari tanah, pakaian atau kaki Nabi
menyentuh sebuah bejana berisi air
yang menyebabkan air tumpah.
Setelah Nabi kembali dari Mi ’raj jasmani, setelah melalui berbagai
zaman, beliau melihat air masih dalam
keadaan tumpah di atas tanah. ” Einstein melihat hadis ini sebagai
khazanah keilmuan yang mahal
harganya, karena menjelaskan
kemampuan keilmuan para Imam
Syiah dalam relativitas waktu. Menurut
Einstein, formula matematika kebangkitan jasmani berbanding
terbalik dengan formula terkenal
“relativitas materi dan energi”.

E = M.C2 >> M = E :C2
Artinya, sekalipun badan kita
berubah
menjadi energi, ia dapat kembali
berujud semula, hidup kembali. Dalam suratnya kepada Ayatullah Al-Uzhma Boroujerdi, sebagai
penghormatan ia selalu
menggunakan kata panggilan
“Boroujerdi Senior”, dan untuk menggembirakan roh Prof. Hesabi, ia
menggunakan kata “Hesabi yang mulia”. Naskah asli risalah ini masih tersimpan
dalam Safety Box rahasia London (di
bagian tempat penyimpanan Prof.
Ibrahim Mahdavi), dengan alasan
keamanan. Risalah ini dibeli oleh Prof. Ibrahim Mahdavi (tinggal di London) dengan bantuan salah satu anggota
perusahaan pembuat mobil Benz
seharga 3 juta dolar dari seorang
penjual barang antik Yahudi. Tulisan tangan Einstein di semua
halaman buku kecil itu telah dicek
lewat komputer dan dibuktikan oleh
para pakar manuskrip

Minggu, 27 Februari 2011

SEJARAH MAULID NABI

Peringatan Maulid Nabi pertama kali
dilakukan oleh raja Irbil (wilayah Irak
sekarang), bernama Muzhaffaruddin
al-Kaukabri, pada awal abad ke 7
hijriyah. Ibn Katsir dalam kitab Tarikh
berkata: “Raja Muzhaffar mengadakan peringatan maulid Nabi pada bulan
Rabi’ul Awwal. Beliau merayakannya secara besar-besaran. Beliau adalah
seorang pemberani, pahlawan, alim
dan seorang yang adil -semoga Allah
merahmatinya-”. Dijelaskan oleh Sibth (cucu) Ibn al-
Jauzi bahwa dalam peringatan
tersebut raja al-Muzhaffar
mengundang seluruh rakyatnya dan
seluruh para ulama dari berbagai
disiplin ilmu, baik ulama fiqh, ulama hadits, ulama kalam, ulama ushul, para
ahli tasawwuf dan lainnya. Sejak tiga
hari sebelum hari pelaksanaan beliau
telah melakukan berbagai persiapan.
Ribuan kambing dan unta disembelih
untuk hidangan para tamu yang akan hadir dalam perayaan Maulid Nabi
tersebut. Segenap para ulama saat itu
membenarkan dan menyetujui apa
yang dilakukan oleh raja al-Muzhaffar
tersebut. Mereka semua
mengapresiasi dan menganggap baik perayaan maulid Nabi yang digelar
untuk pertama kalinya itu. Ibn
Khallikan dalam kitab Wafayat al-
A’yan menceritakan bahwa al-Imam al-Hafizh Ibn Dihyah datang dari
Maroko menuju Syam untuk
selanjutnya menuju Irak, ketika
melintasi daerah Irbil pada tahun 604
H, beliau mendapati Raja al-Muzhaffar,
raja Irbil tersebut sangat besar perhatiannya terhadap perayaan
Maulid Nabi. Oleh karenanya al-Hafzih
Ibn Dihyah kemudian menulis sebuah
buku tentang Maulid Nabi yang diberi
judul “at-Tanwir Fi Maulid al-Basyir an- Nadzir”. Karya ini kemudian beliau hadiahkan kepada raja al-Muzhaffar. Para ulama, semenjak masa raja al-
Muzhaffar dan masa sesudahnya
hingga sampai sekarang ini
menganggap bahwa perayaan maulid
Nabi adalah sesuatu yang baik.
Jajaran para ulama terkemuka dan Huffazh al-Hadits telah menyatakan
demikian. Di antara mereka seperti al-
Hafizh Ibn Dihyah (abad 7 H), al-Hafizh
al-'Iraqi (W 806 H), Al-Hafizh Ibn Hajar
al-'Asqalani (W 852 H), al-Hafizh as-
Suyuthi (W 911 H), al-Hafizh as- Sakhawi (W 902 H), Syekh Ibn Hajar
al-Haitami (W 974 H), al-Imam an-
Nawawi (W 676 H), al-Imam al-‘Izz ibn 'Abd as-Salam (W 660 H), mantan
mufti Mesir; Syekh Muhammad Bakhit
al-Muthi'i (W 1354 H), Mantan Mufti
Bairut Lebanon; Syekh Mushthafa Naja
(W 1351 H) dan masih banyak lagi
para ulama besar yang lainnya. Bahkan al-Imam as-Suyuthi menulis
karya khusus tentang maulid yang
berjudul “Husn al-Maqsid Fi ‘Amal al- Maulid”. Karena itu perayaan maulid Nabi, yang biasa dirayakan di bulan
Rabi’ul Awwal menjadi tradisi ummat Islam di seluruh belahan dunia, dari
masa ke masa dan dalam setiap
generasi ke generasi. Hukum Peringatan Maulid Nabi Peringatan Maulid Nabi Muhammad
yang dirayakan dengan membaca
sebagian ayat-ayat al-Qur’an dan menyebutkan sebagian sifat-sifat nabi
yang mulia, ini adalah perkara yang
penuh dengan berkah dan kebaikan
kebaikan yang agung. Tentu jika
perayaan tersebut terhindar dari
bid’ah-bid’ah sayyi-ah yang dicela oleh syara’. Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa perayaan Maulid Nabi
mulai dilakukan pada permulaan abad
ke 7 H. Ini berarti kegiatan ini tidak
pernah dilakukan oleh Rasulullah,
para sahabat dan generasi Salaf.
Namun demikian tidak berarti hukum perayaan Maulid Nabi dilarang atau
sesuatu yang haram. Karena segala
sesuatu yang tidak pernah dilakukan
oleh Rasulullah atau tidak pernah
dilakukan oleh para sahabatnya
belum tentu bertentangan dengan ajaran Rasulullah sendiri. Para ulama
menggolongkan perayaan Maulid
Nabi sebagai bagian dari bid’ah hasanah. Artinya bahwa perayaan
Maulid Nabi ini merupakan perkara
baru yang sejalan dengan ajaran-
ajaran al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi dan sama sekali tidak
bertentangan dengan keduanya. Dalil-Dalil Peringatan Maulid Nabi Peringatan Maulid Nabi masuk dalam
anjuran hadits nabi untuk membuat
sesuatu yang baru yang baik dan
tidak menyalahi syari ’at Islam. Rasulullah bersabda: ْﻦَﻣ َّﻦَﺳ ِﻲﻓ ِﻡَﻼـْﺳِﻹْﺍ ًﺔَّﻨُﺳ ًﺔَـﻨَﺴَﺣ ُﻪَﻠَﻓ ﺎَﻫُﺮْﺟَﺃ ُﺮْﺟَﺃَﻭ ْﻦَﻣ َﻞِﻤَﻋ ﺎَﻬِﺑ ُﻩَﺪْﻌَﺑ ْﻦِﻣ ِﺮْﻴَﻏ ْﻥَﺃ َﺺُﻘْﻨَﻳ ْﻦِﻣ ْﻢِﻫِﺭْﻮُﺟُﺃ ٌﺀْﻰَﺷ ) ﻩﺍﻭﺭ ﻢﻠﺴﻣ ﻲﻓ
ﻪﺤﻴﺤﺻ ) “Barang siapa yang memulai (merintis) dalam Islam sebuah perkara
baik maka ia akan mendapatkan
pahala dari perbuatan baiknya
tersebut, dan ia juga mendapatkan
pahala dari orang yang mengikutinya
setelahnya, tanpa berkurang pahala mereka sedikitpun ”. (HR. Muslim dalam kitab Shahihnya). Faedah Hadits: Hadits ini memberikan keleluasaan
kepada ulama ummat Nabi
Muhammad untuk merintis perkara-
perkara baru yang baik yang tidak
bertentangan dengan al-Qur’an, Sunnah, Atsar maupun Ijma ’. Peringatan maulid Nabi adalah
perkara baru yang baik dan sama
sekali tidak menyalahi satu-pun di
antara dalil-dalil tersebut. Dengan
demikian berarti hukumnya boleh,
bahkan salah satu jalan untuk mendapatkan pahala. Jika ada orang
yang mengharamkan peringatan
Maulid Nabi, berarti telah
mempersempit keleluasaan yang telah
Allah berikan kepada hamba-Nya
untuk melakukan perbuatan- perbuatan baik yang belum pernah
ada pada masa Nabi. 2. Dalil-dalil tentang adanya Bid’ah Hasanah yang telah disebutkan dalam
pembahasan mengenai Bid’ah. 3. Hadits riwayat Imam al-Bukhari dan
Imam Muslim dalam kedua kitab
Shahih-nya. Diriwayatkan bahwa
ketika Rasulullah tiba di Madinah,
beliau mendapati orang-orang Yahudi
berpuasa pada hari ‘Asyura ’ (10 Muharram). Rasulullah bertanya
kepada mereka: “Untuk apa mereka berpuasa?” Mereka menjawab: “Hari ini adalah hari ditenggelamkan Fir'aun
dan diselamatkan Nabi Musa, dan
kami berpuasa di hari ini adalah
karena bersyukur kepada Allah ”. Kemudian Rasulullah bersabda: ﺎَﻧَﺃ ُّﻖَﺣَﺃ ﻰَﺳْﻮُﻤِﺑ ْﻢُﻜْﻨِﻣ “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian ”. Lalu Rasulullah berpuasa dan
memerintahkan para sahabatnya
untuk berpuasa. Faedah Hadits: Pelajaran penting yang dapat diambil
dari hadits ini ialah bahwa sangat
dianjurkan untuk melakukan
perbuatan syukur kepada Allah pada
hari-hari tertentu atas nikmat yang
Allah berikan pada hari-hari tersebut. Baik melakukan perbuatan syukur
karena memperoleh nikmat atau
karena diselamatkan dari
marabahaya. Kemudian perbuatan
syukur tersebut diulang pada hari
yang sama di setiap tahunnya. Bersyukur kepada Allah dapat
dilakukan dengan melaksanakan
berbagai bentuk ibadah, seperti sujud
syukur, berpuasa, sedekah, membaca
al-Qur’an dan semacamnya. Bukankah kelahiran Rasulullah adalah nikmat
yang paling besar bagi umat ini?!
Adakah nikmat yang lebih agung dari
dilahirkannya Rasulullah pada bulan
Rabi’ul Awwal ini?! Adakah nikmat dan karunia yang lebih agung dari
pada kelahiran Rasulullah yang
menyelamatkan kita dari jalan
kesesatan?! Demikian inilah yang telah
dijelaskan oleh al-Hafizh Ibn Hajar
al-‘Asqalani. 4. Hadits riwayat Imam Muslim dalam
kitab Shahih. Bahwa Rasulullah ketika
ditanya mengapa beliau puasa pada
hari Senin, beliau menjawab: َﻚِﻟﺫ ٌﻡْﻮَﻳ ُﺕْﺪِﻟُﻭ ِﻪْﻴِﻓ “Hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan ”. (HR Muslim) Faedah Hadits: Hadits ini menunjukkan bahwa
Rasulullah melakukan puasa pada
hari senin karena bersyukur kepada
Allah, bahwa pada hari itu beliau
dilahirkan. Ini adalah isyarat dari
Rasulullah, artinya jika beliau berpuasa pada hari senin karena
bersyukur kepada Allah atas
kelahiran beliau sendiri pada hari itu,
maka demikian pula bagi kita sudah
selayaknya pada tanggal kelahiran
Rasulullah tersebut untuk melakukan perbuatan syukur, misalkan dengan
membaca al-Qur’an, membaca kisah kelahirannya, bersedekah, atau
perbuatan baik lainnya. Kemudian,
oleh karena puasa pada hari senin
diulang setiap minggunya, maka
berarti peringatan maulid juga diulang
setiap tahunnya. Dan karena hari kelahiran Rasulullah masih
diperselisihkan oleh para ulama
mengenai tanggalnya, -bukan pada
harinya-, maka sah-sah saja jika
dilakukan pada tanggal 12, 2, 8, atau
10 Rabi'ul Awwal atau pada tanggal lainnya. Bahkan tidak masalah bila
perayaan ini dilaksanakan dalam
sebulan penuh sekalipun,
sebagaimana ditegaskan oleh al-
Hafizh as-Sakhawi seperti yang akan
dikutip di bawah ini. Fatwa Beberapa Ulama Ahlussunnah 1. Fatwa Syaikh al-Islam Khatimah al-
Huffazh Amir al-Mu ’minin Fi al-Hadits al-Imam Ahmad Ibn Hajar al- ‘Asqalani. Beliau menuliskan menuliskan
sebagai berikut: ُﻞْﺻَﺃ ِﻞَﻤَﻋ ِﺪِﻟْﻮَﻤْﻟﺍ ٌﺔَﻋْﺪِﺑ ْﻢَﻟ ْﻞَﻘْﻨُﺗ ِﻦَﻋ ِﻒَﻠَّﺴﻟﺍ ِﺢِﻟﺎَّﺼﻟﺍ َﻦِﻣ ِﻥْﻭُﺮُُﻘْﻟﺍ ِﺔَﺛَﻼَّﺜﻟﺍ ، ﺎَﻬَّﻨِﻜﻟَﻭ َﻊَﻣ َﻚِﻟﺫ ْﺪَﻗ ْﺖَﻠَﻤَﺘْﺷﺍ ﻰَﻠَﻋ َﻦِﺳﺎَﺤَﻣ ﺎَﻫِّﺪِﺿَﻭ ، ْﻦَﻤَﻓ ﻯَّﺮَﺤَﺗ ْﻲِﻓ ﺎَﻬِﻠَﻤَﻋ َﻦِﺳﺎَﺤَﻤْﻟﺍ َﺐَّﻨَﺠَﺗَﻭ ﺎَﻫَّﺪِﺿ ْﺖَﻧﺎَﻛ ًﺔَﻋْﺪِﺑ ًﺔَﻨَﺴَﺣ " َﻝﺎَﻗَﻭ : " ْﺪَﻗَﻭ َﺮَﻬَﻇ ْﻲِﻟ ﺎَﻬُﺠْﻳِﺮْﺨَﺗ ﻰَﻠَﻋ ٍﻞْﺻَﺃ ٍﺖِﺑﺎَﺛ . “Asal peringatan maulid adalah bid ’ah yang belum pernah dinukil dari kaum
Salaf saleh yang hidup pada tiga abad
pertama, tetapi demikian peringatan
maulid mengandung kebaikan dan
lawannya, jadi barangsiapa dalam
peringatan maulid berusaha melakukan hal-hal yang baik saja dan
menjauhi lawannya (hal-hal yang
buruk), maka itu adalah bid ’ah hasanah”. Al-Hafizh Ibn Hajar juga mengatakan: “Dan telah nyata bagiku dasar pengambilan peringatan Maulid
di atas dalil yang tsabit (Shahih)”. 2. Fatwa al-Imam al-Hafizh as-Suyuthi.
Beliau mengatakan dalam risalahnya
Husn al-Maqshid Fi ‘Amal al-Maulid: Beliau menuliskan sebagai berikut: ْﻱِﺪْﻨِﻋ َّﻥَﺃ َﻞْﺻَﺃ ِﻞَﻤَﻋ ِﺪِﻟِﻮَﻤْﻟﺍ ْﻱِﺬَّﻟﺍ َﻮُﻫ ُﻉﺎَﻤِﺘْﺟﺍ ِﺱﺎَّﻨﻟﺍ ُﺓَﺀﺍَﺮِﻗَﻭ ﺎَﻣ َﺮَّﺴَﻴَﺗ َﻦِﻣ ِﻥﺍَﺀْﺮُﻘﻟﺍ ُﺔَﻳﺍَﻭِﺭَﻭ ِﺭﺎَﺒْﺧَﻷﺍ ِﺓَﺩِﺭﺍَﻮْﻟﺍ ْﻲِﻓ ِﺇَﺪْﺒَﻣ ِﺮْﻣَﺃ ِّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ ﺎَﻣَﻭ َﻊَﻗَﻭ ْﻲِﻓ ِﻩِﺪِﻟْﻮَﻣ َﻦِﻣ ِﺕﺎَﻳﻵﺍ ، َّﻢُﺛ ُّﺪَﻤُﻳ ْﻢُﻬَﻟ ٌﻁﺎَﻤِﺳ ُﻪَﻧْﻮُﻠُﻛْﺄَﻳ َﻥْﻮُﻓِﺮَﺼْﻨَﻳَﻭ ْﻦِﻣ ِﺮْﻴَﻏ ٍﺓَﺩﺎَﻳِﺯ ﻰَﻠَﻋ َﻚِﻟﺫ َﻮُﻫ َﻦِﻣ ِﻉَﺪِﺒْﻟﺍ ِﺔَﻨَﺴَﺤْﻟﺍ ْﻲِﺘَّﻟﺍ ُﺏﺎَﺜُﻳ ﺎَﻬْﻴَﻠَﻋ ﺎَﻬُﺒِﺣﺎَﺻ ﺎَﻤِﻟ ِﻪْﻴِﻓ ْﻦِﻣ ِﻢْﻴِﻈْﻌَﺗ ِﺭْﺪَﻗ ِّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ ِﺭﺎَﻬْﻇِﺇَﻭ ِﺡَﺮَﻔْﻟﺍ ِﺭﺎَﺸْﺒِﺘْﺳﻻﺍَﻭ ِﻩِﺪِﻟْﻮَﻤِﺑ ِﻒْﻳِﺮَّﺸﻟﺍ . ُﻝَّﻭَﺃَﻭ ْﻦَﻣ َﺙَﺪْﺣَﺃ َﻚِﻟﺫ ُﺐِﺣﺎَﺻ ﻞِﺑْﺭِﺇ ُﻚِﻠَﻤْﻟﺍ ُﺮَّﻔَﻈُﻤْﻟﺍ ْﻮُﺑَﺃ ٍﺪْﻴِﻌَﺳ ْﻱِﺮْﺒَﻛْﻮَﻛ ُﻦْﺑ ِﻦْﻳَﺯ ِﻦْﻳِّﺪﻟﺍ ِﻦْﺑﺍ ﻦْﻴِﻜُﺘْﻜُﺑ ُﺪَﺣَﺃ ِﻙْﻮُﻠُﻤْﻟﺍ ِﺩﺎَﺠْﻣَﻷﺍ ِﺀﺍَﺮَﺒُﻜْﻟﺍَﻭ ِﺩﺍَﻮْﺟَﻷﺍَﻭ ، َﻥﺎَﻛَﻭ ُﻪَﻟ ٌﺭَﺎﺛﺁ ٌﺔَﻨَﺴَﺣ َﻮُﻫَﻭ ْﻱِﺬَّﻟﺍ َﺮَّﻤَﻋ َﻊِﻣﺎَﺠْﻟﺍ َّﻱِﺮَّﻔَﻈُﻤْﻟﺍ ِﺢْﻔَﺴِﺑ َﻥْﻮُﻴِﺳﺎَﻗ . “Menurutku: pada dasarnya peringatan maulid, berupa kumpulan
orang-orang, berisi bacaan beberapa
ayat al-Qur’an, meriwayatkan hadits- hadits tentang permulaan sejarah
Rasulullah dan tanda-tanda yang
mengiringi kelahirannya, kemudian
disajikan hidangan lalu dimakan oleh
orang-orang tersebut dan kemudian
mereka bubar setelahnya tanpa ada tambahan-tambahan lain, adalah
termasuk bid ’ah hasanah yang pelakunya akan memperoleh pahala.
Karena perkara semacam itu
merupakan perbuatan
mengagungkan terhadap kedudukan
Rasulullah dan merupakan
penampakan akan rasa gembira dan suka cita dengan kelahirannya yang
mulia. Orang yang pertama kali
merintis peringatan maulid ini adalah
penguasa Irbil, Raja al-Muzhaffar Abu
Sa'id Kaukabri Ibn Zainuddin Ibn
Buktukin, salah seorang raja yang mulia, agung dan dermawan. Beliau
memiliki peninggalan dan jasa-jasa
yang baik, dan dialah yang
membangun al-Jami’ al-Muzhaffari di lereng gunung Qasiyun”. 3. Fatwa al-Imam al-Hafizh as-Sakhawi
seperti disebutkan dalam al-Ajwibah
al-Mardliyyah, sebagai berikut: ْﻢَﻟ ْﻞَﻘْﻨُﻳ ْﻦَﻋ ٍﺪَﺣَﺃ َﻦِﻣ ِﻒَﻠَّﺴﻟﺍ ِﺢِﻟﺎَّﺼﻟﺍ ْﻲِﻓ ِﻥْﻭُﺮُﻘْﻟﺍ ِﺔَﺛَﻼَّﺜﻟﺍ ِﺔَﻠِﺿﺎَﻔْﻟﺍ ، ﺎَﻤَّﻧِﺇَﻭ َﺙَﺪَﺣ ُﺪْﻌَﺑ ، َّﻢُﺛ ﺎَﻣ َﻝﺍَﺯ ُﻞـْﻫَﺃ ِﻡَﻼْﺳِﻹﺍ ْﻲِﻓ ِﺮِﺋﺎَﺳ ِﺭﺎَﻄْﻗَﻷﺍ ِﻥُﺪـُﻤْﻟﺍَﻭ ِﻡﺎَﻈِﻌْﻟﺍ َﻥْﻮُﻠِﻔَﺘْﺤَﻳ ْﻲِﻓ ِﺮْﻬَﺷ ِﻩِﺪِﻟْﻮَﻣ - ﻰَّﻠَﺻ ُﻪﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ َﻑَّﺮَﺷَﻭ َﻡَّﺮَﻛَﻭ - َﻥْﻮُﻠَﻤْﻌَﻳ َﻢِﺋَﻻَﻮْﻟﺍ َﺔَﻌْﻳِﺪَﺒْﻟﺍ َﺔَﻠِﻤَﺘْﺸُﻤْﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ ِﺭْﻮُﻣُﻷﺍ ِﺔَﺠِﻬَﺒﻟﺍ ِﺔَﻌْﻴِﻓَّﺮﻟﺍ ، َﻥْﻮُﻗَّﺪَﺼَﺘَﻳَﻭ ْﻲِﻓ ِﻪْﻴِﻟﺎَﻴَﻟ ِﻉﺍَﻮْﻧَﺄِﺑ ِﺕﺎَﻗَﺪَّﺼﻟﺍ ، َﻥْﻭُﺮِﻬْﻈُﻳَﻭ َﺭْﻭُﺮُّﺴﻟﺍ ، َﻥْﻭُﺪْﻳِﺰَﻳَﻭ ْﻲِﻓ ِﺕﺍَّﺮَﺒَﻤْﻟﺍ ، ْﻞَﺑ َﻥْﻮُﻨَﺘْﻌَﻳ ِﺓَﺀﺍَﺮِﻘِﺑ ِﻩِﺪِﻟْﻮَﻣ ِﻢْﻳِﺮَﻜْﻟﺍ ، ُﺮَﻬْﻈَﺗَﻭ ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ ْﻦِﻣ ِﻪِﺗﺎَﻛَﺮَﺑ ُّﻞُﻛ ٍﻞْﻀَﻓ ٍﻢْﻴِﻤَﻋ ُﺚْﻴَﺤِﺑ َﻥﺎَﻛ ﺎَّﻤِﻣ َﺏِّﺮُﺟ " . َّﻢُﺛ َﻝﺎَﻗ : " ُﺖْﻠُﻗ : َﻥﺎَﻛ ُﻩُﺪِﻟْﻮَﻣ ُﻒْﻳِﺮَّﺸﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ ِّﺢَﺻَﻷﺍ َﺔَﻠْﻴَﻟ ِﻦْﻴَﻨْﺛِﻹﺍ َﻲِﻧﺎَّﺜﻟﺍ َﺮَﺸَﻋ ْﻦِﻣ ِﺮْﻬَﺷ ﻊْﻴِﺑَﺭ ِﻝَّﻭَﻷﺍ ، َﻞْﻴِﻗَﻭ : ِﻦْﻴَﺘَﻠْﻴَﻠِﻟ ﺎَﺘَﻠَﺧ ُﻪْﻨِﻣ ، َﻞْﻴِﻗَﻭ : ٍﻥﺎَﻤَﺜِﻟ ، َﻞْﻴِﻗَﻭ : ٍﺮْﺸَﻌِﻟ َﻞْﻴِﻗَﻭ ُﺮْﻴَﻏ َﻚِﻟَﺫ ، ٍﺬِﺌَﻨْﻴِﺣَﻭ َﻼَﻓ َﺱْﺄَﺑ ِﻞْﻌِﻔِﺑ ِﺮْﻴَﺨْﻟﺍ ْﻲِﻓ ِﻩِﺬﻫ ِﻡﺎَّﻳَﻷﺍ ْﻲِﻟﺎَﻴَّﻠﻟﺍَﻭ ﻰَﻠَﻋ ِﺐَﺴَﺣ ِﺔَﻋﺎَﻄِﺘْﺳﻻﺍ ْﻞَﺑ ُﻦُﺴْﺤَﻳ ْﻲِﻓ ِﻡﺎَّﻳَﺃ ِﺮْﻬَّﺸﻟﺍ ﺎَﻬِّﻠُﻛ
ِﻪْﻴِﻟﺎَﻴَﻟَﻭ . “Peringatan Maulid Nabi belum pernah dilakukan oleh seorang-pun dari
kaum Salaf Saleh yang hidup pada tiga
abad pertama yang mulia, melainkan
baru ada setelah itu di kemudian. Dan
ummat Islam di semua daerah dan
kota-kota besar senantiasa mengadakan peringatan Maulid Nabi
pada bulan kelahiran Rasulullah.
Mereka mengadakan jamuan-jamuan
makan yang luar biasa dan diisi
dengan hal-hal yang
menggembirakan dan baik. Pada malam harinya, mereka mengeluarkan
berbagai macam sedekah, mereka
menampakkan kegembiraan dan
suka cita. Mereka melakukan
kebaikan-kebaikan lebih dari
biasanya. Mereka bahkan meramaikan dengan membaca buku-buku maulid.
Dan nampaklah keberkahan Nabi dan
Maulid secara merata. Dan ini semua
telah teruji”. Kemudian as-Sakhawi berkata: “Aku Katakan: “Tanggal kelahiran Nabi menurut pendapat
yang paling shahih adalah malam
Senin, tanggal 12 bulan Rabi’ul Awwal. Menurut pendapat lain malam
tanggal 2, 8, 10 dan masih ada
pendapat-pendapat lain. Oleh
karenanya tidak mengapa melakukan
kebaikan kapanpun pada hari-hari
dan malam-malam ini sesuai dengan kesiapan yang ada, bahkan baik jika
dilakukan pada hari-hari dan malam-
malam bulan Rabi'ul Awwal
seluruhnya” . Jika kita membaca fatwa-fatwa para
ulama terkemuka ini dan
merenungkannya dengan hati yang
jernih, kita akan mengetahui bahwa
sebenarnya sikap “sinis” yang timbul dari sebagian orang yang
mengharamkan Maulid Nabi tidak lain
hanya didasarakan kepada hawa
nafsu belaka. Orang-orang semacam
itu sama sekali tidak peduli dengan
fatwa-fatwa para ulama saleh terdahulu. Di antara pernyataan
mereka yang sangat merisihkan ialah
bahwa mereka seringkali
menyamakan peringatan maulid Nabi
ini dengan perayaan Natal yang
dilakukan oleh orang-orang Nasrani. Bahkan salah seorang dari mereka,
karena sangat benci terhadap
perayaan Maulid Nabi ini, dengan
tanpa malu dan tanpa risih sama sekali
berkata: َّﻥِﺇ َﺔَﺤْﻴِﺑَّﺬﻟﺍ ْﻲِﺘَّﻟﺍ ُﺢَﺑْﺬُﺗ ِﻡﺎَﻌْﻃِﻹ ِﺱﺎَّﻨﻟﺍ ْﻲِﻓ ِﺪِﻟْﻮَﻤْﻟﺍ ُﻡَﺮْﺣَﺃ َﻦِﻣ ِﺮْﻳِﺰْﻨِﺨْﻟﺍ . “Sesungguhnya binatang sembelihan yang disembelih untuk menjamu
orang dalam peringatan maulid lebih
haram dari daging babi”. Orang-orang anti maulid ini
menganggap bahwa perbuatan
bid’ah semcam Maulid Nabi ini adalah perbuatan yang mendekati syirik.
Dengan demikian, -menurut mereka-,
lebih besar dosanya dari pada
memakan daging babi yang hanya
haram saja dan tidak mengandung
unsur syirik. Jawab: Na’udzu Billah. Sungguh sangat kotor dan buruk perkataan orang semacam
ini. Bagaimana ia berani dan tidak
punya rasa malu sama sekali
mengatakan peringatan Maulid Nabi, -
yang telah disetujui oleh para ulama
dan orang-orang saleh dan telah dianggap sebagai perkara baik oleh
para ahli hadits dan lainnya-, dengan
perkataan seburuk seperti ini?! Orang
seperti ini benar-benar tidak tahu diri.
Apakah dia merasa telah menjadi
seperti al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalani, al-Hafzih as-Suyuthi atau al-Hafizh as-
Sakhawi atau bahkan merasa lebih
alim dari mereka?! Bagaimana ia
membandingkan makan daging babi
yang telah nyata dan tegas hukum
haramnya di dalam al-Qur’an, lalu ia samakan dengan peringatan Maulid
Nabi yang sama sekali tidak ada
pengharamannya dari nash-nash
syari’at?! Ini artinya, bahwa orang- orang semacam dia yang
mengharamkan maulid ini tidak
mengetahui Maratib al-Ahkam;
tingkatan-tingkatan hukum. Mereka
tidak mengetahui mana yang haram
dan mana yang mubah, mana yang haram dengan nash dan mana yang
haram dengan istinbath. Tentunya
orang-orang ”tolol” semacam ini sama sekali tidak layak untuk diikuti dan
dijadikan panutan atau ikutan dalam
mengamalkan ajaran agama Allah ini. Pembacaan Buku-Buku Maulid Di antara rangkaian acara peringatan
Maulid Nabi adalah membaca kisah-
kisah tentang kelahiran Rasulullah. Al-
Hafizh as-Sakhawi menuliskan sebagai
berikut: ﺎَّﻣَﺃَﻭ ُﺓَﺀﺍَﺮِﻗ ِﺪِﻟْﻮَﻤْﻟﺍ ْﻲِﻐَﺒْﻨَﻴَﻓ ْﻥَﺃ َﺮَﺼَﺘْﻘُﻳ ُﻪْﻨِﻣ ﻰَﻠَﻋ ﺎَﻣ ُﻩَﺩَﺭْﻭَﺃ ُﺔَّﻤِﺋَﺃ ِﺚْﻳِﺪَﺤْﻟﺍ ْﻲِﻓ ْﻢِﻬِﻔْﻴِﻧﺎَﺼَﺗ ِﺔَّﺼَﺘْﺨُﻤْﻟﺍ ِﻪِﺑ ِﺩِﺭْﻮَﻤْﻟﺎَﻛ ِّﻲِﻨَﻬْﻟﺍ ِّﻲِﻗﺍَﺮِﻌْﻠِﻟ – ْﺪَﻗَﻭ ُﺖْﺛَّﺪَﺣ ِﻪِﺑ ْﻲِﻓ ِّﻞَﺤَﻤْﻟﺍ ِﺭﺎَﺸُﻤْﻟﺍ ِﻪْﻴَﻟِﺇ َﺔَّﻜَﻤِﺑ - ، ِﺮْﻴَﻏَﻭ ِﺔَّﺼَﺘْﺨُﻤْﻟﺍ ِﻪِﺑ ْﻞَﺑ َﺮِﻛُﺫ ﺎًﻨْﻤِﺿ ِﻞِﺋَﻻَﺪَﻛ ِﺓَّﻮُﺒـُّﻨﻟﺍ ِّﻲِﻘَﻬْﻴَﺒْﻠِﻟ ، ْﺪَﻗَﻭ َﻢِﺘُﺧ َّﻲَﻠَﻋ ِﺔَﺿْﻭَّﺮﻟﺎِﺑ ِﺔَّﻳِﻮَﺒـَّﻨﻟﺍ ، َّﻥَﻷ َﺮَﺜْﻛَﺃ ﺎَﻣ ْﻱِﺪْﻳَﺄِﺑ ِﻅﺎَّﻋُﻮْﻟﺍ ُﻪْﻨِﻣ ٌﺏِﺬَﻛ ٌﻕَﻼِﺘْﺧﺍَﻭ ، ْﻞَﺑ ْﻢَﻟ ﺍْﻮُﻟﺍَﺰَﻳ َﻥْﻭُﺪِّﻟَﻮُﻳ ِﻪْﻴِﻓ ﺎَﻣ َﻮُﻫ ُﺢَﺒْﻗَﺃ ُﺞَﻤْﺳَﺃَﻭ ﺎَّﻤِﻣ َﻻ ُّﻞِﺤَﺗ ُﻪُﺘَﻳﺍَﻭِﺭ َﻻَﻭ ُﻪُﻋﺎَﻤَﺳ ، ْﻞَﺑ ُﺐِﺠَﻳ ﻰَﻠَﻋ ْﻦَﻣ َﻢِﻠَﻋ ُﻪُﻧَﻼْﻄُﺑ ُﻩُﺭﺎَﻜْﻧِﺇ ، ُﺮْﻣَﻷﺍَﻭ ِﻙْﺮَﺘِﺑ ِﻪِﺘِﺋﺍَﺮِﻗ ، ﻰَﻠَﻋ ُﻪَّﻧَﺃ َﻻ َﺓَﺭْﻭُﺮَﺿ ﻰَﻟِﺇ ِﻕﺎَﻴِﺳ ِﺮْﻛِﺫ ِﺪِﻟْﻮَﻤْﻟﺍ ، ْﻞَﺑ ﻰَﻔَﺘْﻜُﻳ ِﺓَﻭَﻼِّﺘﻟﺎِﺑ ِﻡﺎَﻌْﻃِﻹﺍَﻭ ِﺔَﻗَﺪَّﺼﻟﺍَﻭ ، ِﺩﺎَﺸْﻧِﺇَﻭ ٍﺀْﻰَﺷ َﻦِﻣ ِﺢِﺋﺍَﺪَﻤْﻟﺍ ِﺔَّﻳِﻮَﺒـَّﻨﻟﺍ ِﺔَّﻳِﺪْﻫُّﺰﻟﺍَﻭ ِﺔَﻛِّﺮَﺤُﻤْﻟﺍ ِﺏْﻮُﻠُﻘْﻠِﻟ ﻰَﻟِﺇ ِﻞْﻌِﻓ ِﺮْﻴَﺨْﻟﺍ ِﻞَﻤَﻌْﻟﺍَﻭ ِﺓَﺮِﺧﻶِﻟ ُﻪﻠﻟﺍَﻭ ْﻱِﺪْﻬَﻳ ْﻦَﻣ ُﺀﺎَﺸَﻳ . “Adapun pembacaan kisah kelahiran Nabi maka seyogyanya yang dibaca
hanya yang disebutkan oleh para
ulama ahli hadits dalam karangan-
karangan mereka yang khusus
berbicara tentang kisah kelahiran
Nabi, seperti al-Maurid al-Haniyy karya al-‘Iraqi (Aku juga telah mengajarkan dan membacakannya di Makkah),
atau tidak khusus -dengan karya-
karya tentang maulid saja- tetapi juga
dengan menyebutkan riwayat-riwayat
yang mengandung tentang kelahiran
Nabi, seperti kitab Dala-il an- Nubuwwah karya al-Baihaqi. Kitab ini
juga telah dibacakan kepadaku
hingga selesai di Raudlah Nabi. Karena
kebanyakan kisah maulid yang ada di
tangan para penceramah adalah
riwayat-riwayat bohong dan palsu, bahkan hingga kini mereka masih
terus memunculkan riwayat-riwayat
dan kisah-kisah yang lebih buruk dan
tidak layak didengar, yang tidak boleh
diriwayatkan dan didengarkan, justru
sebaliknya orang yang mengetahui kebatilannya wajib mengingkari dan
melarang untuk dibaca. Padahal
sebetulnya tidak mesti ada
pembacaan kisah-kisah maulid dalam
peringatan maulid Nabi, melainkan
cukup membaca beberapa ayat al- Qur’an, memberi makan dan sedekah, didendangkan bait-bait Mada-ih
Nabawiyyah (pujian-pujian terhadap
Nabi) dan syair-syair yang mengajak
kepada hidup zuhud, mendorong hati
untuk berbuat baik dan beramal
untuk akhirat. Dan Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia
kehendaki ”. Kerancuan Faham Kalangan Anti
Maulid 1. Kalangan yang mengharamkan
peringatan Maulid Nabi berkata:
“Peringatan Maulid Nabi tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah, juga tidak
pernah dilakukan oleh para
sahabatnya. Seandainya hal itu
merupakan perkara baik niscaya
mereka telah mendahului kita dalam
melakukannya ”. Jawab: Baik, Rasulullah tidak melakukannya,
apakah beliau melarangnya? Perkara
yang tidak dilakukan oleh Rasulullah
tidak sertamerta sebagai sesuatu yang
haram. Tapi sesuatu yang haram itu
adalah sesuatu yang telah nyata dilarang dan diharamkan oleh
Rasulullah. Karena itu Allah berfirman: ﺎَﻣَﻭ ُﻢُﻛﺎَﺗَﺁ ُﻝﻮُﺳَّﺮﻟﺍ ُﻩﻭُﺬُﺨَﻓ ﺎَﻣَﻭ ْﻢُﻛﺎَﻬَﻧ ُﻪْﻨَﻋ ﺍﻮُﻬَﺘْﻧﺎَﻓ ) ﺮﺸﺤﻟﺍ : 7 ) “Apa yang diberikan oleh Rasulullah kepadamu maka terimalah dan apa
yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah ”. (QS. al-Hasyr: 7) Dalam firman Allah di atas disebutkan
“Apa yang dilarang ole Rasulullah atas kalian maka tinggalkanlah ”, tidak mengatakan “Apa yang ditinggalkan oleh Rasulullah maka tinggalkanlah ”. Ini artinya bahwa perkara haram
adalah sesuatu yang dilarang dan
diharamkan oleh Rasulullah, bukan
sesuatu yang ditinggalkannya. Suatu
perkara itu tidak haram hukumnya
hanya dengan alasan tidak dilakukan oleh Rasulullah. Melainkan ia menjadi
haram ketika ada dalil yang melarang
dan mengharamkannya. Lalu kita katakan kepada mereka:
Apakah untuk mengetahui bahwa
sesuatu itu boleh atau sunnah harus
ada nash dari Rasulullah langsung
yang secara khusus menjelaskannya?!
Apakah untuk mengetahui boleh atau sunnahnya perkara maulid harus ada
nash khusus dari Rasulullah yang
berbicara tentang maulid itu sendiri?!
Bagaimana mungkin Rasulullah
berbicara atau melakukan segala
sesuatu secara khusus dalam umurnya yang sangat singkat?!
Bukankah jumlah nash-nash syari ’at, baik ayat-ayat al-Qur ’an maupun hadits-hadits nabi, itu semua terbatas,
artinya tidak membicarakan setiap
peristiwa, padahal peristiwa-peristiwa
baru akan terus bermunculan dan
selalu bertambah?! Jika setiap perkara
harus dibicarakan oleh Rasulullah langsung, lalu dimanakah posisi
ijtihad dan apa fungsi ayat-ayat atau
hadits-hadits yang memberikan
pemahaman umum?! Misalkan firman
Allah: ﺍﻮُﻠَﻌْﻓﺍَﻭ َﺮْﻴَﺨْﻟﺍ ْﻢُﻜَّﻠَﻌَﻟ َﻥﻮُﺤِﻠْﻔُﺗ ) ﺞﺤﻟﺍ : 77 ) “Dan lakukan kebaikan oleh kalian supaya kalian beruntung ” (QS. al Hajj: 77) Apakah kemudian setiap bentuk
kebaikan harus dikerjakan terlebih
dahulu oleh Rasulullah supaya
dihukumi bahwa kebaikan tersebut
boleh dilakukan?! Tentunya tidak
demikian. Dalam masalah ini Rasulullah hanya memberikan
kaedah-kaedah atau garis besarnya
saja. Karena itulah dalam setiap
pernyataan Rasulullah terdapat apa
yang disebut dengan Jawami’ al- Kalim. Artinya bahwa dalam setiap
ungkapan Rasulullah terdapat
kandungan makna yang sangat luas.
Dalam sebuah hadits shahih
Rasulullah bersabda: ْﻦَﻣ َّﻦَﺳ ِﻲﻓ ِﻡَﻼـْﺳِﻹْﺍ ًﺔَّﻨُﺳ ًﺔَـﻨَﺴَﺣ ُﻪَﻠَﻓ ﺎَﻫُﺮْﺟَﺃ ُﺮْﺟَﺃَﻭ ْﻦَﻣ َﻞِﻤَﻋ ﺎَﻬِﺑ ُﻩَﺪْﻌَﺑ ْﻦِﻣ ِﺮْﻴَﻏ ْﻥَﺃ َﺺُﻘْﻨَﻳ ْﻦِﻣ ْﻢِﻫِﺭْﻮُﺟُﺃ ٌﺀْﻰَﺷ ) ﻩﺍﻭﺭ ﻡﺎﻣﻹﺍ ﻢﻠﺴﻣ ﻲﻓ ﻪﺤﻴﺤﺻ ) “Barang siapa yang memulai (merintis perkara baru) dalam Islam sebuah
perkara yang baik maka ia akan
mendapatkan pahala dari
perbuatannya tersebut dan pahala
dari orang-orang yang mengikutinya
sesudah dia, tanpa berkurang pahala mereka sedikitpun ”. (HR. Muslim dalam Shahih-nya). Dalam hadits shahih lainnya,
Rasulullah bersabda: ْﻦَﻣ َﺙَﺪْﺣَﺃ ْﻲِﻓ ﺎَﻧِﺮْﻣَﺃ ﺍَﺬﻫ ﺎَﻣ َﺲْﻴَﻟ ُﻪْﻨِﻣ َﻮُﻬَﻓ ٌّﺩَﺭ ) ﻩﺍﻭﺭ ﻢﻠﺴﻣ ) “Barang siapa merintis sesuatu yang baru dalam agama kita ini yang bukan
berasal darinya maka ia tertolak ”. (HR. Muslim) Dalam hadits ini Rasulullah
menegaskan bahwa sesuatu yang
baru dan tertolak adalah sesuatu yang
“bukan bagian dari syari ’atnya”. Artinya, sesuatu yang baru yang
tertolak adalah yang menyalahi
syari’at Islam itu sendiri. Inilah yang dimaksud dengan pernyataan
Rasulullah dalam hadits di atas: “Ma Laisa Minhu”. Karena, seandainya semua perkara yang belum pernah
dilakukan oleh Rasulullah atau oleh
para sahabatnya adalah perkara yang
pasti haram dan sesat dengan tanpa
terkecuali, maka Rasulullah tidak akan
mengatakan “Ma Laisa Minhu”, tapi mungkin akan berkata: “Man Ahdatsa Fi Amrina Hadza Syai ’an Fa Huwa Mardud” (Siapapun yang merintis perkara baru dalam agama kita ini
maka ia pasti tertolak). Dan bila
maknanya seperti ini maka berarti hal
ini bertentangan dengan hadits
riwayat Imam Muslim di atas
sebelumnya. Yaitu hadits: “Man Sanna Fi al-Islam Sunnatan Hasanatan....”. Padalah hadits riwayat Imam Muslim
ini megandung isyarat anjuran bagi
kita untuk membuat suatu yang baru,
yang baik, dan yang sejalan dengan
syari’at Islam. Dengan demikian tidak semua perkara baru adalah sesat dan
tertolak. Namun setiap perkara baru
harus dicari hukumnya dengan dilihat
persesuaiannya dengan dalil-dalil dan
kaedah-kaedah syara ’. Bila sesuai maka boleh dilakukan, dan jika
menyalahi maka tentu tidak boleh
dilakukan. Karena itulah al-Hafizh Ibn
Hajar al-‘Asqalani menuliskan sebagai berikut: ُﻖْﻴِﻘْﺤَّﺘﻟﺍَﻭ ﺎَﻬَّﻧَﺃ ْﻥِﺇ ْﺖَﻧﺎَﻛ ﺎَّﻤِﻣ ُﺝِﺭَﺪْﻨَﺗ َﺖْﺤَﺗ ٍﻦَﺴْﺤَﺘْﺴُﻣ ْﻲِﻓ ِﻉْﺮَّﺸﻟﺍ َﻲِﻬَﻓ ٌﺔَﻨَﺴَﺣ ، ْﻥِﺇَﻭ ْﺖَﻧﺎَﻛ ﺎَّﻤِﻣ ُﺝِﺭَﺪْﻨَﺗ َﺖْﺤَﺗ ٍﺢَﺒْﻘَﺘْﺴُﻣ ْﻲِﻓ ِﻉْﺮَّﺸﻟﺍ َﻲِﻬَﻓ ٌﺔَﺤَﺒْﻘَﺘْﺴُﻣ “Cara mengetahui bid’ah yang hasanah dan sayyi-ah menurut tahqiq
(penelitian) para ulama adalah; bahwa
jika perkara baru tersebut masuk dan
tergolong kepada hal yang baik
dalam syara’ berarti termasuk bid ’ah hasanah, dan jika tergolong kepada
hal yang buruk dalam syara ’ maka berarti termasuk bid ’ah yang buruk”. Pantaskah dengan keagungan Islam
dan keluasan kaedah-kaedahnya jika
dikatakan bahwa setiap perkara baru
adalah sesat? 2. Kalangan yang mengharamkan
peringatan Maulid Nabi biasanya
berkata: “Peringatan maulid itu sering dibarengi dengan perkara-perkara
haram dan maksiat ”. Jawab: Apakah karena alasan tersebut lantas
peringatan maulid menjadi haram
secara mutlak?! Pendekatannya;
Apakah seseorang haram baginya
untuk masuk ke pasar, dengan alasan
di pasar banyak yang sering melakukan perbuatan haram, seperti
membuka aurat, menggunjingkan
orang, menipu dan lain sebagainya?!
Tentu tidak demikian. Maka demikian
pula dengan peringatan maulid, jika
ada kesalahan-kesalahan atau perkara-perkara haram dalam
pelaksanaannya, maka kesalahan-
kesalahan itulah yang harus
diperbaiki. Dan memperbaikinya tentu
bukan dengan mengharamkan
hukum maulid itu sendiri. Karena itulah al-Hafizh Ibn Hajar telah
mengatakan: ُﻞْﺻَﺃ ِﻞَﻤَﻋ ِﺪِﻟْﻮَﻤْﻟﺍ ٌﺔَﻋْﺪِﺑ ْﻢَﻟ ْﻞَﻘْﻨُﺗ ِﻦَﻋ ِﻒَﻠَّﺴﻟﺍ ِﺢِﻟﺎَّﺼﻟﺍ َﻦِﻣ ِﻥْﻭُﺮُُﻘْﻟﺍ ِﺔَﺛَﻼَّﺜﻟﺍ ، ﺎَﻬَّﻨِﻜﻟَﻭ َﻊَﻣ َﻚِﻟﺫ ْﺪَﻗ ْﺖَﻠَﻤَﺘْﺷﺍ ﻰَﻠَﻋ َﻦِﺳﺎَﺤَﻣ ﺎَﻫِّﺪِﺿَﻭ ، ْﻦَﻤَﻓ ﻯَّﺮَﺤَﺗ ْﻲِﻓ ﺎَﻬِﻠَﻤَﻋ َﻦِﺳﺎَﺤَﻤْﻟﺍ َﺐَّﻨَﺠَﺗَﻭ ﺎَﻫَّﺪِﺿ ْﺖَﻧﺎَﻛ ًﺔَﻋْﺪِﺑ ًﺔَﻨَﺴَﺣ “Asal peringatan maulid adalah bid ’ah yang belum pernah dinukil dari kaum
Salaf saleh pada tiga abad pertama,
tetapi meski demikian peringatan
maulid mengandung kebalikan dan
lawannya. Barangsiapa dalam
memperingati maulid berusaha melakukan hal-hal yang baik saja dan
menjauhi lawannya (hal-hal buruk
yang diharamkan), maka itu adalah
bid’ah hasanah”. 3. Kalangan yang mengharamkan
peringatan Maulid Nabi berkata:
“Peringatan Maulid itu seringkali menghabiskan dana yang sangat
besar. Hal itu adalah perbuatan
tabdzir. Mengapa tidak dialokasikan
saja untuk kebutuhan ummat yang
lebih penting?”. Jawab: Laa Hawla Walaa Quwwata Illa Billah.
Perkara yang telah dianggap baik
oleh para ulama disebutnya sebagai
tabdzir?! Orang yang berbuat baik,
bersedekah, ia anggap telah
melakukan perbuatan haram, yaitu perbuatan tabdzir?! Mengapa orang-
orang seperti ini selalu saja
berprasangka buruk (suuzhzhann)
terhadap umat Islam?! Mengapa harus
mencari-cari dalih untuk
mengharamkan perkara yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-
Nya?! Mengapa mereka selalu saja
beranggapan bahwa peringatan
maulid tidak ada unsur kebaikannya
sama sekali untuk ummat ini?!
Bukankah peringatan Maulid Nabi mengingatkan kita kepada
perjuangan Rasulullah dalam
berdakwah sehingga membangkitkan
semangat kita untuk berdakwah
seperti yang telah dicontohkan
beliau?! Bukankah peringatan Maulid Nabi memupuk kecintaan kita kepada
Rasulullah dan menjadikan kita
banyak bershalawat kepadanya?!
Sesungguhnya maslahat-maslahat
besar semacam ini bagi orang yang
beriman tidak bisa diukur dengan harta. 4. Kalangan yang mengharamkan
peringatan Maulid Nabi sering berkata:
“Peringatan Maulid itu pertama kali diadakan oleh Sultan Shalahuddin al-
Ayyubi. Tujuan beliau saat itu adalah
memobilisasi ummat untuk berjihad.
Berarti orang yang melakukan
peringatan maulid bukan dengan
tujuan itu, telah menyimpang dari tujuan awal maulid. Oleh karenanya
peringatan maulid tidak perlu ”. Jawab: Pernyataan seperti ini sangat aneh.
Ahli sejarah mana yang mengatakan
bahwa orang yang pertama kali
mengadakan peringatan maulid
adalah sultan Shalahuddin al-Ayyubi.
Para ahli sejarah, seperti Ibn Khallikan, Sibth Ibn al-Jauzi, Ibn Katsir, al-Hafizh
as-Sakhawi, al-Hafizh as-Suyuthi dan
lainnya telah sepakat menyatakan
bahwa orang yang pertama kali
mengadakan peringatan maulid
adalah Raja al-Muzhaffar, bukan sultan Shalahuddin al-Ayyubi. Orang yang
mengatakan bahwa sultan
Shalahuddin al-Ayyubi yang pertama
kali mengadakan Maulid Nabi telah
membuat “rekayasa jahat ” terhadap sejarah. Perkataan mereka bahwa
sultan Shalahuddin membuat maulid
untuk tujuan mobilisasi umat untuk
jihad dalam perang salib, maka jika
diadakan bukan untuk tujuan seperti
ini berarti telah menyimpang, adalah perkataan yang menyesesatkan. Target mereka yang berkata demikian
adalah hendak mengharamkan
maulid, atau paling tidak hendak
mengatakan tidak perlu. Kita katakan
kepada mereka: Apakah jika orang
hendak berjuang harus bergabung dengan bala tentara sultan
Shalahuddin? Apakah menurut
mereka yang berjuang untuk Islam
hanya bala tentara sultan Shalahuddin
saja? Dan apakah dalam berjuang
harus mengikuti metode dan strategi Shalahuddin saja, dan jika tidak,
berarti tidak berjuang namanya?! Hal
yang sangat mengherankan ialah
kenapa bagi sebagian mereka yang
mengharamkan maulid ini, dalam
keadaan tertentu, atau untuk kepentingan tertentu, kemudian
mereka mengatakan maulid boleh,
istighotsah boleh, bahkan ikut-ikutan
tawassul, tapi kemudian terhadap
orang lain mereka
mengharamkannya?! Hasbunallah. Para ahli sejarah yang telah kita
sebutkan di atas, tidak ada
seorangpun dari mereka yang
mengisyaratkan bahwa tujuan maulid
adalah untuk memobilisasi ummat
untuk jihad dalam perang di jalan Allah. Lalu dari mana muncul
pemikiran seperti ini?! Tidak lain,
pemikiran tersebut hanya muncul dari
hawa nafsu belaka. Benar, mereka
selalu mencari-cari celah sekecil
apapun untuk mengungkapkan “kebencian ” dan “sinis” mereka terhadap peringatan Maulid Nabi ini.
Apa dasar mereka mengatakan
bahwa peringatan maulid baru boleh
diadakan jika tujuannya mobilisasi
massa untuk jihad?! Apa dasar
perkataan seperti ini?! Sama sekali tidak ada. Al-Hafizh Ibn Hajar, al-Hafizh
as-Suyuthi, al-Hafizh as-Sakhawi dan
para ulama lainnya yang telah
menjelaskan tentang kebolehan
peringatan Maulid Nabi, sama sekali
tidak mengaitkannya dengan tujuan mobilisasi massa untuk berjihad.
Kemudian dalil-dalil yang mereka
kemukakan dalam masalah maulid
tidak menyebut prihal jihad sama
sekali, bahkan mengisyaratkan saja
tidak. Dari sini kita tahu betapa rancu dan tidak berdasar perkataan mereka
bila sudah berkaitan dengan hukum,
istinbath dan istidlal. Semoga Allah
merahmati para ulama kita.
Sesungguhnya mereka adalah cahaya
penerang bagi umat ini dan sebagai penuntun bagi kita semua menuju
jalan yang diridlai Allah. Amin.

Sabtu, 26 Februari 2011

SUBHANALLAH..SATU GEREJA MASUK ISLAM

Ini Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di
Amerika Rabu, 22
Februari 2006 silam. Ada seorang pemuda arab yang baru
saja me-nyelesaikan bangku
kuliahnya di
Amerika.Pemuda ini adalah salah
seorang yang diberi nikmat oleh Allah
berupa pendidikan agama Islam bahkan ia
mampu mendalaminya.Selain belajar,
ia juga seorang juru dakwah Islam.
Ketika berada di Amerika , ia
berkenalan dengan salah seorang
Nasrani.Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah
SWT memberinya hidayah masuk
Islam. Pada suatu hari mereka berdua
berjalan-jalan di sebuah
perkampungan
di Amerika dan melintas di dekat
sebuah gerejayang terdapat di
kampung tersebut.Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam
gereja. Semula ia berkeberatan,namun
karena ia terus mendesak
akhirnya pemuda itupun memenuhi
permintaannya lalu ikut masuk ke
dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening,
sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka
serentak berdiri untuk memberikan
penghor-matan lantas kembali duduk.
Di saat itu si pendeta agak
terbelalak ketika melihat kepada para
hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia
keluar dari sini."
Pemuda arab itu tidak bergeming dari
tempatnya. Pendeta tersebut
mengucapkan perkataan itu berkali-
kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya.
Hingga akhirnya pendeta itu berkata,
"Aku minta ia keluar dari sini dan aku
menjamin
keselamatannya. "Barulah pemuda ini
beranjak keluar. Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta,
"Bagaimana anda tahu bahwa saya
seorang muslim."
Pendeta itu menjawab, "Dari tanda
yang terdapat di wajahmu."Kemudian
ia beranjak hendak keluar,namun sang pendeta ingin memanfaatkan
keberadaan pemuda ini, yaitu dengan
mengajukan beberapa pertanyaan,
tujuannya untuk memojokkan
pemuda tersebut dan sekaligus
mengokohkan markasnya.
Pemuda muslim itupun menerima
tantangan debat tersebut. Sang pendeta berkata,
"Aku akan mengajukan kepada anda
22 pertanyaan dan anda harus
menjawabnya dengan tepat."
Si pemuda tersenyum dan berkata,
"Silahkan! Sang pendeta pun mulai bertanya,
# 1.. Sebutkan satu yang tiada
duanya,
# 2.. dua yang tiada tiganya,
# 3.. tiga yang tiada empatnya,
# 4.. empat yang tiada limanya,
# 5.. lima yang tiada enamnya,
# 6.. enam yang tiada tujuhnya,
# 7.. tujuh yang tiada delapannya,
# 8.. delapan yang tiada sembilannya,
# 9.. sembilan yang tiada sepuluhnya,
# 10.. sesuatu yang tidak lebih dari
sepuluh,
# 11.. sebelas yang tiada dua
belasnya,
# 12.. dua belas yang tiada tiga
belasnya,
# 13.. tiga belas yang tiada empat
belasnya.
# 14.. Sebutkan sesuatu yang dapat
bernafas namun tidak mempunyai
ruh!
# 15.. Apa yang dimaksud dengan
kuburan berjalan membawa isinya? # 16.. Siapakah yang berdusta namun
masuk ke dalam surga?
# 17.. Sebutkan sesuatu yang
diciptakan Allah namun Dia tidak
menyu-
kainya?
# 18.. Sebutkan sesuatu yang
diciptakan Allah dengan tanpa ayah
dan
ibu!
# 19.. Siapakah yang tercipta dari api,
siapakah yang diadzab dengan
apidan siapakah yang terpelihara dari
api?
# 20.. Siapakah yang tercipta dari
batu, siapakah yg diadzab dengan
batu dan siapakah yang terpelihara
daribatu?
# 21.. Sebutkan sesuatu yang
diciptakan Allah dan dianggap besar!
# 22.. Pohon apakah yang mempu-
nyai 12 ranting, setiap ranting
mempunyai 30 daun, setiap daun
mempunyai 5 buah, 3 di bawah
naungan
dan dua di bawah sinaran matahari?" Mendengar pertanyaan tersebut
pemuda itu ter-senyum dengan
senyuman mengandung keyakinan
kepada Allah. Setelah membaca
basmalah
ia berkata,
# 1.. Satu yang tiada duanya ialah
Allah SWT.
#2.. Dua yang tiada tiganya ialah
malam dan siang. Allah SWT
berfirman, "Dan Kami jadikan malam
dan siang sebagai dua tanda
(kebesaran kami)." (Al-Isra':12).
# 3.. Tiga yang tiada empatnya adalah
kekhilafan yang dilakukan Nabi
Musa ketika Khidir menenggelamkan
sampan, membunuh seorang anak
kecil
dan ketika me-negakkan kembali dinding yang hampir roboh.
# 4.. Empat yang tiada limanya adalah
Taurat, Injil, Zabur dan al-
Qur'an.

# 5.. Lima yang tiada enamnya ialah
shalat lima waktu.
# 6.. Enam yang tiada tujuhnya ialah
jumlah hari ke-tika Allah SWT
menciptakan makhluk.
# 7..Tujuh yang tiada delapannya
ialah langit yang tujuh lapis. Allah
SWT berfirman, "Yang telah
menciptakan tujuh langit berlapis-
lapis.
Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah
sesuatu yang tidak seimbang." (Al-
Mulk:3).
# 8.. Delapan yang tiada sembilannya
ialah malaikat pemikul Arsy ar-
Rahman. Allah SWT berfirman,"Dan
malaikat-malaikat berada dipenjuru-
penjuru langit. Dan pada hari itu
delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas
(kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).
# 9.. Sembilan yang tiada sepuluhnya
adalah mu'jizat yang diberikan
kepada Nabi Musa : tongkat, tangan
yang bercahaya, angin topan, musim
paceklik, katak, darah, kutu dan
belalang
# 10.. Sesuatu yang tidak lebih dari
sepuluh ialah ke-baikan. Allah SW
berfirman, "Barangsiapa yang berbuat
kebaikan maka untuknya sepuluh
kali lipat." (Al-An'am: 160).
# 11.. Sebelas yang tiada dua belasnya
ialah jumlah saudara-saudara
Yusuf.
# 12.. Dua belas yang tiada tiga
belasnya ialah mu'jizat Nabi Musa
yang terdapat dalam firman Allah,
"Dan (ingatlah) ketika Musa memohon
air untuk kaumnya, lalu Kami
berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah dari
padanya dua belas mata air." (Al-
Baqarah: 60).
# 13.. Tiga belas yang tiada empat
belasnya ialah jumlah saudara Yusuf
ditambah dengan ayah dan ibunya. # 14.. Adapun sesuatu yang bernafas
namun tidak mempunyai ruh adalah
waktu Shubuh. Allah SWT ber-firman,
"Dan waktu subuh apabila fajarnya
mulai menying-sing. " (At-
Takwir:1Cool.
# 15.. Kuburan yang membawa isinya
adalah ikan yang menelan Nabi Yunus
AS.
# 16.. Mereka yang berdusta namun
masuk ke dalam surga adalah
saudara-
saudara Yusuf,yakni ketika mereka
berkata kepada ayahnya,"Wahai ayah
kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan
Yusuf di dekat barang-barang
kami,lalu dia dimakan serigala."
Setelah
kedustaan terungkap, Yusuf berkata
kepadamereka," tak ada cercaaan ter-hadap kalian." Dan ayah mereka
Ya'qub berkata, "Aku akan
memohonkan ampun bagimu kepada
Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang
Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang." # 17.. Sesuatu yang diciptakan Allah
namun tidak Dia sukai adalah
suara keledai. Allah SWT berfirman,
"Sesungguhnya sejelek-jelek suara
adalah suara keledai." (Luqman: 19).
# 18.. Makhluk yang diciptakan Allah
tanpa bapak dan ibu adalah Nabi
Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan
kambing Nabi Ibrahim.
# 19.. Makhluk yang diciptakan dari
api adalah Iblis, yang diadzab
dengan api ialah Abu Jahal dan yang
terpelihara dari api adalah Nabi
Ibrahim. Allah SWT berfirman, "Wahai
api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69).
# 20.. Makhluk yang terbuat dari batu
adalah unta Nabi Shalih, yang
diadzab dengan batu adalah tentara
bergajah dan yang terpelihara dari
batu adalah Ash-habul Kahfi
(penghuni gua).
# 21.. Sesuatu yang diciptakan Allah
dan dianggap perkara besar adalah
tipu daya wanita, sebagaimana firman
Allah SWT, "Sesungguhnya tipu
daya kaum wanita itu sangatlah
besar." (Yusuf: 2Cool.
# 22.. Adapun pohon yang memiliki
12 ranting setiap ranting mempunyai
30 daun, setiap daun
mempunyai 5 buah, 3 di bawah
teduhan dan dua di bawah sinaran
matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun
adalah hari dan buahnya adalah
shalat yang lima waktu, tiga
dikerjakan di malam hari dan dua di
siang hari. Pendeta dan para hadirin merasa
takjub mende-ngar jawaban pemuda
muslim tersebut.Kemudian ia pamit
dan beranjak hendak pergi. Namun ia
mengurungkan niatnya dan meminta
kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini
disetujui oleh sang pendeta.
Pemuda ini berkata, "Apakah kunci
surga itu?"
mendengar pertanyaan itu lidah sang
pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona
wajahnya pun berubah.
Ia berusaha menyembunyikan
kekhawatirannya, namun hasilnya
nihil.
Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab
pertanyaan tersebut, namun ia
berusaha mengelak. Mereka berkata,
"Anda telah melontarkan 22
pertanyaan kepadanya dan semuanya
ia jawab
sementara ia hanya memberimu satu
pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya! "
Pendeta tersebut berkata,
"Sungguh aku mengetahui jawaban
dari pertanyaan tersebut, namun aku
takut kalian marah. " Mereka
menjawab, "Kami akan jamin keselamatan
anda."
Sang pendeta pun berkata, "
Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa anna
Muhammadar
Rasulullah." Lantas sang pendeta dan orang-orang
yang hadir di gereja itu
memelukagama Islam. ALLAHU
AKBAR! Sungguh Allah telah
menganugrahkan
kebaikan dan menjaga mereka dengan
Islam melalui tangan seorang pemuda
muslim yang bertakwa. Semoga Kisah ini dapat menambah
kuat Iman kita sebagai seorang
Muslim, dan jika Kisha ini di baca oleh
orang non muslim, semoga dia sadar
dan memeluk Agama yang paling
Benar, Agama ALLAH SWT.

10 DOSA KAUM NABI LUTH YANG BANYAK DI LAKUKAN DI INDONESIA

Oleh : Muh.yasin fii sabilillah

eNashir Bin Hamd al-Fadh, dalam
karyanya berjudul "At-Tibyan fi Kufri
Man A'ana al-Amrikan" menjelaskan
10 (sepuluh) kelakuan mungkar yang
umum dilakukan umat Nabi Luth,
yaitu : Adakah kita bisa mengambil iktibar
dari kejadian Umat Nabi Luth untuk
kita bisa hindari dan mengubahnya
menjadi sebuah kebaikan bagi kita ,
Bangsa Indonesia, yang terus
dihantam Ujian dan Musibah ini ?

1. Mempermainkan burung merpati Fungsi burung merpati zaman dahulu
adalah sebagai pembawa pesan/
kabar antar pulau. Dari wacana inilah
kita bisa menyimpulkan bahwa Kabar
disini bukanlah sembarang kabar,
melainkan Kabar dari Sang Penguasa Alam, yaitu Al-Qur'an. Sifat Penolakan
dari Masyarakat Indonesia yang
majemuk kepada Al-Qur'an adalah
SUMBER MURKA ALLAH NOMOR 1 DI
INDONESIA. Introspeksi :
Adanya JIL dan segolongan orang
MENOLAK Hukum Syariat Islam. Seperti
Hukum Waris, Jilbab, bahkan ada
segolongan perempuan muslimah di
Indonesia yang mengatasnamakan persamaan gender dengan menolak
jilbab.

2. Memanah Buah-buahan Buah-buahan disini adalah nikmat
Allah secara materi dan ruhani.
Memanah buah-buahan artinya
membuang nikmat Allah dan
menjadikannya permainan belaka.
Nikmat Allah terbesar adalah Ad-Din Islam. Dan betapa banyak pemimpin
rakyat Indonesia melecehkan para
Ulama dengan menangkapnya
berdasar tuduhan Teroris seperti
Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dan
beberapa pemuda lainnya yang belum tentu kebenarannya.

3. Bertepuk tangan Artinya bergembira ketika melihat
maksiat dilakukan orang lain dengan
alasan masing-masing memiliki
urusan pribadi yang tidak boleh
dilanggar Hak nya. Ini juga bisa berarti mengadu domba
antara pihak yang sedang bertikai/
bermusuhan (dua telapak tangan
beradu, mengeluarkan suara keras).
Lihat saja, Islam dimusuhi dan
dijadikan bemper teroris oleh kaum barat, dan celakanya pemimpin kita
yang notabene muslim mengamini
nya dan mengatakan bahwa mereka
tidak rela jika syariat Islam dijalankan
di Indonesia

4. Hidup Bermewah-Mewahan Banyak kalangan pejabat dari
eksekutif, legislatif yang melupakan
janji-janji mereka saat kampanye,
dengan memperkaya diri (illegal way,
KKN) dan merendahkan kaum rakyat
yang sudah memilihnya.

5. Rambut Gondrong Sistem hukum, ekonomi, kehidupan
pemerintahan dan rakyat bukan
mengadaptasi dari Quran dan Sunnah
melainkan dari hukum kolonialisme
barat seperti : sekularisme
(mendustakan kehidupan akhirat), liberalisme (kebebasan dalam segala
hal, tidak perlu adanya hukum syariat
Islam dan bebas dalam hidup ala
yahudi ) Dan lihat saja, anak muda Islam
Indonesia pun banyak berpenampilan
macam kaum barat dan juga
berpikiran (fikroh) model free sex,
dan keburukan-keburukan lain yang
dianggap mereka adalah kemajuan zaman dan pola hidup yang ideal.

6. Meletuskan sesuatu dikunyah Ini simbol dari banyaknya FITNAH,
GHIBAH, DAN ISYU GLOBAL yang
disukai dan dijadikan panutan
ketimbang Qur'an dan Sunnah. Tingginya rating televisi saat
Infotainment dan acara sinetron yang
menyajikan cinta monyet dan gombal
merasuki kehidupan remaja muslim
Indonesia dan ibu-ibu rumah tangga. Kemudian isyu-isyu tersebut tiba-tiba
mencuat ke permukaan dan
menimbulkan kecemasan masyarakat
dalam kehidupan beragama. Contoh
banyak munculnya nabi baru, dan
aliran sesat baru lainnya. Banyaknya yang mengklaim bahwa mereka
adalah ISLAM paling benar dan HAQ,
dan kaum muslim yang tidak
tergabung dalam komunitas mereka
adalah KAFIR/SESAT seperti LDII dll.

7. Menjuraikan KAIN Kain berfungsi sebagai penutup aurat
dan menjaga kesehatan. Ini juga bisa
berarti bahwa hidup dalam bidang
apapun masyarakat kita sudah
berlebih-lebihan, contoh dalam
berpakaian, bersikap kepada musuh/ lawan, mengadili seseorang bersalah
dll

8. Menggusur atau Menyita Rumah
Orang Lain Ini bukan simbol, tapi kenyataan
sudah terjadi banyak akhir-akhir ini.
Lihat saja, banyak rakyat menangis,
ketakutan dan menjadi tuna wisma
karena rumah mereka digusur dan
diusir, padahal mereka memiliki status tanah sah di mata hukum.

9. Homoseks/Lesbian Inilah dosa utama kaum Nabi Luth
yang lantas diazab oleh Allah dengan
segera. Bahkan konon , tidak ada satu
penduduk negeri Sodom yang
ditinggalkan oleh Allah, sampai-
sampai pedagang Sodom yang sedang berdagang di negeri Syam
ditunggu Allah kedatangannya untuk
diazab bersama kaum Luth yang lain.

10. Minum minuman keras Inilah pangkal dari maksiat. Karena
miras bisa membawa kepada
keburukan / maksiat yang lain yang
dimurkai Allah. Dan Indonesia
ternyata belum sepenuhnya bebas
MIRAS DAN NARKOBA. Mari kita perhatikan Firman Allah
dalam Qur'an Surat Ibrahim (14) No.
Ayat : 28 ْﻢَﻟَﺃ َﺮَﺗ ﻰَﻟِﺇ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ْﺍﻮُﻟَّﺪَﺑ َﺔَﻤْﻌِﻧ ِﻪّﻠﻟﺍ ًﺍﺮْﻔُﻛ ْﺍﻮُّﻠَﺣَﺃَﻭ ْﻢُﻬَﻣْﻮَﻗ َﺭﺍَﺩ ِﺭﺍَﻮَﺒْﻟﺍ Tidakkah kamu perhatikan orang-
orang yang telah menukar ni'mat
Allah dengan kekafiran dan
menjatuhkan kaumnya ke lembah
kebinasaan?, Mudah-mudahan ini bisa menjadikan
pelajaran berharga buat Indonesia
untuk mencari kebaikan dunia akhirat
diatas kemungkaran dan maksiat. Subhanakkallahuma wabihamdika
Asyhadu Ala illaha illa anta
astaghfiruka wa'atubu ilaik Indonesia Menangis Karena Banyak
Tertawa & Ingkar kepada Allah &
Rasul Nya,

CARA MEMBANGUN RUMAH DI SURGA

Oleh : Muh.yasin fii sabilillah


Surga adalah Impian dari setiap
Muslim, tidak ada satupun yang tidak
menginginkannya. Keberhasilan
Meraih Surga itulah sesungguhnya
Keberhasilan, selain itu keberhasilan
di dunia tidaklah dianggap sebagai keberhasilan kecuali jika keberhasilan
tersebut mampu memperbesar
peluang bagi dirinya untuk menjadi
berhasil pula di akhirat.

Cara Membangun Rumah Di Surga, bagaimana caranya.?

Nabi Shollallahu
’alaih wa sallam yang menarik untuk diperhatikan dan selanjutnya
dilaksanakan ialah menegakkan
sholat sunnah dua belas rakaat setiap
hari. Tentu hal ini setelah menunaikan
sholat lima waktu yang wajib
dikerjakan setiap hari pula. Apa yang menarik dari arahan Nabi shollallahu
’alaih wa sallam ini? Perhatikan Hadits di Bawah in Dari Aisyah radhiyallahu ’anha beliau berkata: Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Barangsiapa rutin menegakkan sholat sunnah dua belas
rakaat, maka Allah ta ’aala akan membuatkan rumah baginya di surga,
yaitu empat rakaat sebelum Zhuhur,
dua rakaat sesudah Zhuhur, dua
rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat
sesudah Isya dan dua rakaat sebelum
Subuh.” (HR Tirmidzi 379) Subhanallah, suatu pekerjaan yang
jika kita pikir bukan pekerjaan yang
begitu sulit, kita di jamin Oleh
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bakal Allah ta ’aala bangunkan rumah alias istana di surga. Ruar Biasa
Bukan.? Tetapi, ada tapinya, seorang Muslim
tidak diharapkan hanya
mengerjakannya satu hari seumur
hidupnya lalu sesudah itu ia
tinggalkan dan tidak pernah
mengerjakannya lagi sama sekali. Jangan lupa Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyuruh seorang Muslim
untuk membiasakan diri melakukan
suatu amal kebaikan dengan
konsistensi dan keteguhan. Allah
ta’aala menyukai hambaNya yang walaupun mengerjakan perkara kecil
namun ia mau mengerjakannya
secara kontinyu, terus-menerus, tidak
angin-anginan, tidak musiman. Dalam Hadits Abu Dawud.
Dari Aisyah radhiyallahu ’anha beliau berkata: Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:“Lakukanlah amal sesuai kesanggupan. Karena
sesungguhnya Allah ta ’aala tidak akan bosan sehingga engkau menjadi
bosan. Dan sesungguhnya amal yang
paling Allah ta ’aala sukai ialah yang terus-menerus dikerjakan walaupun
sedikit. Dan bila ia beramal ia beramal
dengan teguh pendirian.” (HR Abu Dawud 1161).

Jumat, 25 Februari 2011

HIKMAH MINUM SAMBIL DUDUK

Oleh : Muh.yasin fii sabilillah


Mengapa ROSULULLAH SAW melarang
kita MINUM SAMBIL BERDIRI???
Ternyata,
secara medis di dalam tubuh manusia ada penyaring yg bernama SFRINGER, saringan itu bisa membuka ketika kita duduk & menutup tketika berdiri. Air yg kita minum belum 100% steril untuk diolah tubuh kita. Jika kita minum sambil berdiri maka air tidak disaring karena SFRINGER tertutup & jika air yg tidak disaring itu langsung masuk ke kandung kemih, bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Masya ALLAH dalam SUNNAH ROSULULLAH ada mukjizat dan manfaat
bagi manusia dan dijamin tidak ada yg merugikan, semua perintah dan larangannya adalah bentuk cinta beliau terhadap umatnya. Sfringer adalah suatu struktur maskuler ( berotot ) yang bisa membuka ( sehingga air kemih dapat lewat ) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos-
pos penyaringan yang berada di ginjal. Nah jika kita minum berdiri, air yang kita minum tanpa disaring lagi langsung menuju kantung kemih sehingga terjadi pengendapan di saluran ureter. Minimal akan ada 2 penyakit yang akan kita derita jika kita selalu minum dengan berdiri (tidak duduk):
1. Setiap air bersih yang kita minum mengandung kapur. Karena sfringer tertutup, saluran kalsium ini akan menumpuk di saluran kencing yang pada akhirnya akan mengkristal. Ini disebut penyakit kencing batu.
2. Limbah-limbah ( pengendapan ) yang menyisa di ureter bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal yang merupakan salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Salah satu gejalanya adalah susah buang air kecil. Cara mengatasinya :
1. Biasakan minum sambil duduk
2. Perbanyak minum air putih
Semoga bermanfaat.

Kamis, 24 Februari 2011

Tahukah Engkau Siapa Yang Disiksa Oleh Anjing-Anjing Neraka

Oleh : Muh.yasin fii sabilillah


Sabda Rasulullah S.A.W kepada
Mu'adz, "Wahai Mu'adz, apabila di
dalam amal perbuatanmu itu ada
kekurangan", maka:
· Jagalah lisanmu supaya tidak terjatuh
di dalam ghibah terhadap saudaramu/
muslimin.
· Bacalah Al-Qur'an
· tanggunglah dosamu sendiri
untukmu dan jangan engkau tanggungkan dosamu kepada orang
lain.
· Jangan engkau mensucikan dirimu
dengan mencela orang lain.
· Jangan engkau tinggikan dirimu
sendiri di atas mereka.
· Jangan engkau masukkan amal
perbuatan dunia ke dalam amal
perbuatan akhirat.
· Jangan engkau menyombongkan
diri pada kedudukanmu supaya
orang takut kepada perangaimu yang tidak baik.
· Jangan engkau membisikkan
sesuatu sedang dekatmu ada orang
lain.
· Jangan engkau merasa tinggi dan
mulia daripada orang lain.
· Jangan engkau sakiti hati orang
dengan ucapan-ucapanmu. Niscaya di akhirat nanti, kamu akan
dirobek-robek oleh anjing neraka.

Rasulullah S.A.W Bersabda, "Dia adalah
anjing-anjing di dalam neraka yang
akan merobek-robek daging orang
(menyakiti hati orang) dengan lisannya, dan anjing itupun merobek
serta menggigit tulangnya."
Kata Mu'adz, " Ya Rasulullah, siapakah
yang dapat bertahan terhadap
keadaan seperti itu,
dan siapa yang dapat selamat darinya?" Rasulullah S.A.W Bersabda,
"Sesungguhnya hal itu mudah lagi
ringan bagi orang yang telah
dimudahkan
serta diringankan oleh Allah S.W.T."

Janji Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail A.S Kepada Kaum Mukmin

Oleh : Muh.yasin fii sabilillah


Rasulullah S.A.W telah bersabda
bahwa, "Malaikat Jibril, Mikail, Israfil
dan Izrail A.S. telah berkata kepadaku.

Jibril A.S Berkata : "Wahai Rasulullah,
barang siapa yang membaca salawat
kepadamu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali,
maka akan saya bimbing tangannya
dan akan saya bawa dia melintasi
titian sirat seperti kilat menyambar."

Mikail A.S Berkata : "Mereka yang
bersalawat kepadamu akan aku beri mereka minum air dari telagamu."

Israfil A.S Berkata : "Mereka yang
bersalawat kepadamu akan aku sujud
kepada Allah S.W.T
dan aku tidak akan mengangkat
kepalaku sehingga Allah S.W.T mengampuni orang itu."

Izrail A.S Berkata : "Bagi mereka yang
berselawat ke atasmu,
akan aku cabut ruh mereka dengan
selembut-lembutnya seperti aku
mencabut ruh para nabi-nabi."

Apakah kita tidak cinta kepada
Rasulullah S.A.W.? Para malaikat
memberikan jaminan masing-masing
untuk orang-orang
yang berselawat ke atas Rasulullah
S.A.W. Dengan kisah yang dikemukakan ini, kami harap para
pembaca tidak akan
melepaskan peluang untuk
bersalawat kepada junjungan kita
Nabi Muhammad S.A.W. Mudah-
mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah, Rasul
dan para malaikat.
(Allahuma sholli ala muhammad yaa..
rabbi sholli alaihi wasalim)

#Tahukah Engkau Ayat Yangmembuatmu BermahkotaCahaya?#

Oleh : Muh.yasin fii sabilillah


Dari Anas bin Malik r.a. berkata,
"Rasulullah S.A.W bersabda :
Apabila seseorang dari umatku
membaca ayat Kursi 12 kali,
kemudian dia berwuduk dan
mengerjakan solat subuh, niscaya Allah akan menjaganya dari
kejahatan syaitan
dan derajatnya sama dengan orang
yang membaca seluruh al-Qur'an
sebanyak tiga kali,
dan pada hari kiamat ia akan diberi mahkota dari cahaya yang menyinari
semua penghuni dunia." Berkata Anas bin Malik, "Ya Rasulullah,
apakah hendak dibaca setiap hari?"
Sabda Rasulullah S.A.W, " Tidak,
cukuplah membacanya pada setiap
hari Jumaat."

# KUBUR BERKATA SEWAKTUJENAZAH FATIMAH AZ-ZAHRAHENDAK DIKEBUMIKAN #

Oleh : Muh.yasin fii sabilillah


Dikisahkan bahwa sewaktu Fatimah
r.a. meninggal dunia maka jenazahnya
telah diusung oleh 4 orang, antara :

1. Ali bin Abi Talib (suami Fatimah r.a)
2. Hasan (anak Fatimah r.a)
3. Husin (anak Fatimah r.a)
4. Abu Dzafrrin Al-Ghifary r.a

Sewaktu jenazah Fatimah r.a
diletakkan di tepi kubur maka Abu
Dzafrrin Al-Ghifary r.a berkata kepada
kubur,
"Wahai kubur, tahukah kamu jenazah
siapakah yang kami bawakan kepada kamu ?
Jenazah yang kami bawa ini adalah Siti
Fatimah az-Zahra, anak Rasulullah
S.A.W." Maka berkata kubur, "Aku bukannya
tempat bagi mereka yang berderajat
atau orang yang bernasab,
adapun aku adalah tempat amal soleh,
orang yang banyak amalnya maka dia
akan selamat dariku, tetapi kalau orang itu tidak beramal
soleh maka dia tidak akan terlepas
dari aku
(akan aku layani dia dengan seburuk-
buruknya)." Abu Laits as-Samarqandi berkata
kalau seseorang itu hendak selamat
dari siksa
kubur hendaklah melazimkan empat
perkara semuanya :

1. Hendaklah ia menjaga solatnya
2. Hendaklah dia bersedekah
3. Hendaklah dia membaca al-Qur'an
4. Hendaklah dia memperbanyakkan
membaca tasbih kerana dengan
memperbanyakkan membaca tasbih,
ia akan dapat menyinari kubur dan
melapangkannya.

Adapun empat perkara yang harus
dijauhi ialah :-

1. Jangan berdusta
2. Jangan mengkhianat
3. Jangan mengadu-domba (jangan
suka cerita sana cerita sini)
4. Jangan kencing sambil berdiri

PENYAKIT DAN OBAT PADA LALAT

Oleh : Muh.yasin fii sabilillah


Nabi Bersabda, "Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang kalian, maka celupkanlah ia, kemudian angkat dan buanglah lalatnya sebab pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya ada obatnya (HR. Bukhari, Ibn Majah, dan Ahmad)
Dalam rwayat lain: "Sungguh pada salah satu sayap lalat ada racun dan pada sayap lainnya obat, maka apabila ia mengenai makananmu maka perhatikanlah lalat itu ketika hinggap di makananmu, sebab ia mendahulukan racunnya dan mengakhirkan obatnya" (HR. Ahmad, Ibn Majah) Diantara mu'jizat kenabian Rasulullah dari aspek kedokteran yang harus ditulis dengan tinta emas oleh sejarah kedokteran adalah alat pembuat sakit dan alat pembuat obat pada kedua sayap lalat sudah beliau ungapkan 14 abad sebelum dunia kedokteran berbicara. Dan penyebutan lalat pada hadits itu adalah bahwa air tetap suci dan bersih jika dihinggapi lalat yang membawa bakteri penyebab sakit kemudian kita celupkan lalat tersebut agar sayap pembawa obat (penawarnya) pun tercelup ke air. Dan percobaan ilmiah kontemporer pun sudah dilakukan untuk mengungkapkan rahasia di balik hadits ini. Bahwasannya ada kekhususan pada salah salah satu sayapnya yang sekaligus menjadi penawar atau obat terhadap bakteri yang berada pada sayap lainnya. Oleh karena itu, apabila seekor lalat dicelupkan ke dalam air keseluruhan badannya, maka bakteri yang ada padanya akan mati, dan hal ini cukup untuk menggagalkan "usaha lalat" dalam meracuni manusia, sebagaimana hal ini pun telah juga ditegaskan secara ilmiah. Yaitu bahwa lalat memproduksi zat sejenis enzim yang sangat kecil yang dinamakan Bakter Yofaj, yaitu tempat tubuhnya bakteri. Dan tempat ini menjadi tumbuhnya bakteri pembunuh dan bakteri penyembuh yang ukurannya sekitar 20:25 mili mikron. Maka jika seekor lalat mengenai makanan atau minuman, maka harus dicelupkan keseluruhan badan lalat tersebut agar keluar zat penawar bakteri tersebut. Maka pengetahuan ini sudah dikemukakan oleh Nabi kita Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam dengan gambaran yang menakjubkan bagi siapapun yang menolak hadits tentang lalat tersebut. Dan Dr. Amin Ridha, Dosen Penyakit Tulang di Jurusan Kedokteran Univ. Iskandariyah, telah melakukan penelitian tentang "hadits lalat ini" dan
menegaskan bahwa di dalam rujukan-rujukan kedokteran masa silam ada penjelasan tentang berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat. Dan di zaman sekarang, para pakar penyakit yang mereka hidup berpuluh-puluh tahun, baru bisa mengungkap rahasia ini, padahal sudah dibongkar informasinya sejak dahulu. Yaitu kurang lebih 30-an tahun yang lalu mereka menyaksikan dengan mata kepala sendiri obat berbagai penyakit yang sudah kronis dan pembusukan yang sudah menahun adalah dengan lalat. Berdasarkan hal ini, jelaslah bahwa ilmu pengetahuan dalam perkembangannya telah menegaskan penjelasannya dalam terori ilmiah sesuai dengan hadits yang mulia ini. Dan mukjizat ini sudah dikemukakan semenjak dahulu kala, 14 abad yang silam sebelum para pakar kedokteran mengungkapkannya baru-baru ini. ( www.islamicmedicine.org )
http://www.alsofwah.or.id/
index.php?pilih=lihatmujizat&id=5

Rabu, 23 Februari 2011

KEUTAMAAN BERSEDEKAH

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits
yang sangat banyak tentang anjuran
bersedekah. Salah satu hadits yang
dikemukakan oleh Imam Ali kw,
Rasulullah SAW bersabda, “Barang yang disedekahkan apabila telah
lepas dari yang memberi, ketika akan
sampai pada tangan penerima, dia
mengucapkan lima kalimat:
1. aku adalah barang yang kecil lagi
sedikit nilainya, sedangkan engkau
(yang bersedekah) telah
membesarkan aku dihadapan
keridhoan Allah SWT

2. aku semula barang yang hanya sedikit, sedang engkau menjadikan
sesuatu yang banyak dalam
pandangan Allah SWT

3. aku semula adalah musuhmu,
namun sekarang engkau telah
menjadikan aku sebagai teman karibmu.

4. aku semula adalah barang
yang mudah rusak, sedangkan kini
engkau telah mengabadikanku

5. aku semula engkau jaga dari
pencuru tapi sekarang aku akan
menjagamu dari amukan api neraka. Berikut salah satu dari keutamaan
sedekah:

1. Sedekah dapat menghapus dosa . Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﺔﻗﺪﺼﻟﺍﻭ ﺀﻰﻔﻄﺗ ﺔﺌﻴﻄﺨﻟﺍ ﺎﻤﻛ ﺀﻰﻔﻄﺗ ﺀﺎﻤﻟﺍ ﺭﺎﻨﻟﺍ
“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan
api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)
Diampuninya dosa dengan sebab
sedekah di sini tentu saja harus
disertai taubat atas dosa yang
dilakukan. Tidak sebagaimana yang
dilakukan sebagian orang yang sengaja bermaksiat, seperti korupsi,
memakan riba, mencuri, berbuat
curang, mengambil harta anak yatim,
dan sebelum melakukan hal-hal ini ia
sudah merencanakan untuk
bersedekah setelahnya agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang demikian ini
tidak dibenarkan karena termasuk
dalam merasa aman dari makar Allah,
yang merupakan dosa besar. Allah
Ta’ala berfirman: ﺍﻮُﻨِﻣَﺄَﻓَﺃ َﺮْﻜَﻣ ِﻪَّﻠﻟﺍ ﺎَﻠَﻓ ُﻦَﻣْﺄَﻳ َﺮْﻜَﻣ ِﻪَّﻠﻟﺍ ﺎَّﻟِﺇ ُﻡْﻮَﻘْﻟﺍ
َﻥﻭُﺮِﺳﺎَﺨْﻟﺍ
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa
aman dan azab Allah kecuali orang-
orang yang merugi.” (QS. Al A ’raf: 99)

2. Orang yang bersedekah akan
mendapatkan naungan di hari
akhir.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7 jenis manusia
yang mendapat naungan di suatu,
hari yang ketika itu tidak ada
naungan lain selain dari Allah, yaitu
hari akhir. Salah satu jenis manusia
yang mendapatkannya adalah: ﻞﺟﺭ ﻕﺪﺼﺗ ﺔﻗﺪﺼﺑ ﺎﻫﺎﻔﺧﺄﻓ ، ﻰﺘﺣ ﻻ ﻢﻠﻌﺗ ﻪﻟﺎﻤﺷ ﺎﻣ ﻖﻔﻨﺗ ﻪﻨﻴﻤﻳ
“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia
menyembunyikan amalnya itu
sampai-sampai tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang disedekahkan
oleh tangan kanannya. ” (HR. Bukhari no. 1421)

3. Sedekah memberi keberkahan
pada harta. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﺎﻣ ﺖﺼﻘﻧ ﺔﻗﺪﺻ ﻦﻣ ﻝﺎﻣ ﺎﻣﻭ ﺩﺍﺯ ﻪﻠﻟﺍ ﺍﺪﺒﻋ ﻮﻔﻌﺑ ﻻﺇ ﺍﺰﻋ
“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang
pemaaf pasti akan Allah tambahkan
kewibawaan baginya. ” (HR. Muslim, no. 2588)
Apa yang dimaksud hartanya tidak
akan berkurang? Dalam Syarh Shahih
Muslim, An Nawawi menjelaskan:
“Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud disini mencakup 2 hal:
Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan
dihindarkan dari bahaya. Maka
pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak.
Ini bisa dirasakan oleh indera dan
kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya
harta tersebut berkurang, maka
pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan
pahala ini dilipatgandakan sampai
berlipat-lipat banyaknya. ”

4. Allah melipatgandakan pahala
orang yang bersedekah. Allah Ta ’ala berfirman: َّﻥِﺇ َﻦﻴِﻗِّﺪَّﺼُﻤْﻟﺍ ِﺕﺎَﻗِّﺪَّﺼُﻤْﻟﺍَﻭ ﺍﻮُﺿَﺮْﻗَﺃَﻭ َﻪَّﻠﻟﺍ ًﺎﺿْﺮَﻗ ًﺎﻨَﺴَﺣ ُﻒَﻋﺎَﻀُﻳ ْﻢُﻬَﻟ ْﻢُﻬَﻟَﻭ ٌﺮْﺟَﺃ ٌﻢﻳِﺮَﻛ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun
perempuan dan meminjamkan
kepada Allah pinjaman yang baik,
niscaya akan dilipat-gandakan
(ganjarannya) kepada mereka; dan
bagi mereka pahala yang banyak. ” (Qs. Al Hadid: 18)

5. Terdapat pintu surga yang hanya
dapat dimasuki oleh orang yang
bersedekah.

ﻦﻣ ﻖﻔﻧﺃ ﻦﻴﺟﻭﺯ ﻲﻓ ﻞﻴﺒﺳ ﻪﻠﻟﺍ ، ﻱﺩﻮﻧ ﻲﻓ ﺔﻨﺠﻟﺍ ﺎﻳ ﺪﺒﻋ ﻪﻠﻟﺍ ، ﺍﺬﻫ ﺮﻴﺧ : ﻦﻤﻓ ﻥﺎﻛ ﻦﻣ ﻞﻫﺃ ﺓﻼﺼﻟﺍ ﻲﻋُﺩ ﻦﻣ ﺏﺎﺑ ﺓﻼﺼﻟﺍ ، ﻦﻣﻭ ﻥﺎﻛ ﻦﻣ ﻞﻫﺃ ﺩﺎﻬﺠﻟﺍ ﻲﻋُﺩ ﻦﻣ ﺏﺎﺑ ﺩﺎﻬﺠﻟﺍ ، ﻦﻣﻭ ﻥﺎﻛ ﻦﻣ ﻞﻫﺃ ﺔﻗﺪﺼﻟﺍ ﻲﻋُﺩ ﻦﻣ ﺏﺎﺑ ﺔﻗﺪﺼﻟﺍ
“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan
Allah, maka ia akan dipanggil oleh
salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju
kenikmatan ”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka
mendirikan shalat, ia akan dipanggil
dari pintu shalat, yang berasal dari
kalangan mujahid, maka akan
dipanggil dari pintu jihad, jika ia
berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu
sedekah. ” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)

6. Sedekah akan menjadi bukti
keimanan seseorang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﺔﻗﺪﺼﻟﺍﻭ ﻥﺎﻫﺮﺑ
“Sedekah adalah bukti. ” (HR. Muslim no.223)
An Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu
shadaqah dinamakan demikian
karena merupakan bukti dari Shidqu
Imanihi (kebenaran imannya )”

7. Sedekah dapat membebaskan
dari siksa kubur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﻥﺇ ﺔﻗﺪﺼﻟﺍ ﺀﻰﻔﻄﺘﻟ ﻦﻋ ﺎﻬﻠﻫﺃ ﺮﺣ ﺭﻮﺒﻘﻟﺍ
“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur. ” (HR. Thabrani, di shahihkan Al Albani
dalam Shahih At Targhib, 873)

8. Sedekah dapat mencegah
pedagang melakukan maksiat dalam
jual-beli

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﺎﻳ ﺮﺸﻌﻣ ﺭﺎﺠﺘﻟﺍ ! ﻥﺇ ﻥﺎﻄﻴﺸﻟﺍ ﻢﺛﻹﺍﻭ ﻥﺍﺮﻀﺤﻳ ﻊﻴﺒﻟﺍ . ﺍﻮﺑﻮﺸﻓ ﻢﻜﻌﻴﺑ ﺔﻗﺪﺼﻟﺎﺑ
“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa
keduanya hadir dalam jual-beli. Maka
hiasilah jual-beli kalian dengan
sedekah. ” (HR. Tirmidzi no. 1208, ia berkata: “Hasan shahih”)

9. Orang yang bersedekah
merasakan dada yang lapang dan
hati yang bahagia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus
tentang orang yang dermawan
dengan orang yang pelit: ﻞﺜﻣ ﻞﻴﺨﺒﻟﺍ ﻖﻔﻨﻤﻟﺍﻭ ، ﻞﺜﻤﻛ ﻦﻴﻠﺟﺭ ، ﺎﻤﻬﻴﻠﻋ ﻥﺎﺘﺒﺟ ﻦﻣ ﺪﻳﺪﺣ ، ﻦﻣ ﺎﻤﻬﻳﺪﺛ ﻰﻟﺇ ﺎﻤﻬﻴﻗﺍﺮﺗ ، ﺎﻣﺄﻓ ﻖﻔﻨﻤﻟﺍ : ﻼﻓ ﻖﻔﻨﻳ ﻻﺇ ﺖﻐﺒﺳ ، ﻭﺃ ﺕﺮﻓﻭ ﻰﻠﻋ ﻩﺪﻠﺟ ، ﻰﺘﺣ ﻲﻔﺨﺗ ﻪﻧﺎﻨﺑ ، ﻮﻔﻌﺗﻭ ﻩﺮﺛﺃ . ﺎﻣﺃﻭ ﻞﻴﺨﺒﻟﺍ : ﻼﻓ ﺪﻳﺮﻳ ﻥﺃ ﻖﻔﻨﻳ ﺎﺌﻴﺷ ﻻﺇ ﺖﻗﺰﻟ ﻞﻛ ﺔﻘﻠﺣ ﺎﻬﻧﺎﻜﻣ ، ﻮﻬﻓ ﺎﻬﻌﺳﻮﻳ ﻻﻭ ﻊﺴﺘﺗ
“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah
seperti dua orang yang memiliki baju
besi, yang bila dipakai menutupi dada
hingga selangkangannya. Orang yang
bersedekah, dikarenakan
sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-
sampai ujung jarinya tidak terlihat dan
baju besinya tidak meninggalkan
bekas pada kulitnya. Sedangkan
orang yang pelit, dikarenakan
pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya.
Ia berusaha melonggarkannya
namun tidak bisa. ” (HR. Bukhari no. 1443)

CARA BERHITUNG MATEMATIKA DGN JARI

Oleh : Muh.yasin fii sabilillah


Cara Cepat dan Mudah Belajar
Matematika Berhitung Jari – Metode atau jurus rahasia berhitung
perkalian, pembagian, dan
penjumlahan yang praktis untuk anak
ketika belajar matematika dengan
hitungan jari. Semua teknik belajar ini
mudah dipelajari dan sangat simple. Wallpaper Matematika Teknik penerapan belajar matematika
dengan mudah menggunakan
hitungan jari ada beberapa cara yang
akan saya sebut dengan beberapa
inisial seperti Jurus 1 Jari Ajaib, Jurus 2
Jari Ajaib, dan Jurus 3 Jari Ajaib seperti inilah teknik penerapannya : Jurus 1 Jari Ajaib Untuk perkalian 9 ( 1×9 sampai
10×9 ) 1. Buka ke dua tangan anda, mulai
dari jari kelingking kiri adalah 1
hingga jari kelingking kanan adalah
10.
2. Misalnya kita ingin menghitung 3×9;
maka lipat jari nomor 3 dari kiri (jari tengah tangan kiri)
3. Jari no 3. Ini yang kita lipat,
berfungsi sebagai pemisah antara
puluhan dan satuan. Dari jari tangan
yang kita peragakan tersebut artinya
di sebelah kiri jari yang dilipat ada 2 jari, yang mewakili angka 20.
Sedangkan di sebelah kanan jari yang
dilipat ada tujuh jari, mewakili angka
7. Berarti 2 puluhan dan 7 satuan,
sama dengan 27. Jadi 3×9 = 27
4. Cobalah dengan contoh lain misalnya 6×9 atau 9×9, ingat
dihitungnya dari jari kelingking
tangan kiri ya … Jurus 2 Jari Ajaib Untuk perkalian 5 ( 1×5 sampai
10×5 ) 1. Buka ke dua tangan anda, mulai
dari jari kelingking kiri adalah 1
hingga jari kelingking kanan adalah
10.
2. Buat irama atau lagu untuk anak.
Katakan 5, 10, 15,20, 25, 30, 35, 40, 45, 50. Prinsipnya adalah melompat
bilangan 5.
3. Sekarang minta anak dengan
menunjuk jari kelingking kiri (jari no.
1) sambil berkata 5. Tunjuk jari no. 2
dengan berkata 10. Tunjuk jari no.3 dengan berkata 15 dan seterusnya
sampai jari ke 10 dengan berkata 50.
4. Bila sudah hafal dengan jari dan
iramanya, coba test anak dengan
menunjuk jari no. 6 misalnya, maka
dia otomatis akan menjawab 30. Jurus 3 Jari Ajaib Untuk perkalian 6, 7 dan 8 1. Gunakan semua jari anda di kaki
dan tangan. Jari kaki mewakili 1
sampai 5 kemudian tangan kiri mulai
jempol kiri mewakili no. 6 sampai
kelingking kiri mewakili 10. Demikian
pula kaki kanan dan tangan kanan, mulai jempol kanan mewakili 6 sampai
kelingking kanan mewakili 10.
2. Misalnya kita ingin mendapatkan
hasil dari perkalian 6×7, maka lipat
jempol kiri untuk mewakili 6, dan lipat
jempol dan telunjuk kanan untuk mewakili 7.
3. Perhatikan jari yang dilipat. Setiap
jari yang dilipat mewakili angka 10.
Pada contoh yang kita gunakan ada 3
jari yang dilipat berarti 30.
4. Selanjutnya hitung jari yang tidak dilipat. Jari di kiri ada 4, sedangkan jari
di kanan ada 3. Kalikan kedua angka
tersebut yaitu 4×3 = 12
5. Terakhir menjumlahkan angka 30
di langkah c dan angka 12 di langkah
d, 30 + 12 = 42 6. Lakukan lagi latihan dengan contoh
lain misalnya 7×8 atau 6×5 dan
seterusnya Jika sudah memahami semua teknik
“Cara Cepat dan Mudah Belajar Matematika Berhitung Jari ” di atas, sudah bisa dipastikan anak anda akan
lebih jago matematika terutama untuk
ilmu hitung menhitung.

Minggu, 20 Februari 2011

DIALOG RASULULLAH DENGAN IBLIS

Allah SWT telah memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis supaya dia menghadap Rasulullah saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disukai maupun yang dibencinya. Hikmatnya ialah untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai peringatan dan perisai kepada umat manusia. Maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata, "Hai Iblis! Bahwa Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberi perintah untuk menghadap Rasullullah saw. Hendaklah engkau buka segala rahasiamu dan apapun yang ditanya Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan sebenar- benarnya. Jikalau engkau berdusta walau satu perkataan pun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat keras." Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan. Maka segeralah dia menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai, panjangnya seperti ekor lembu. Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah saw. Maka sambut Iblis (alaihi laknat), "Ya Rasulullah! Mengapa engkau tidak mejawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?" Maka jawab Nabi dengan marah, "Hai Aduwullah seteru Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Janganlah mencoba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam a.s sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil dengan sebab hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika dia sedang sujud sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu. Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wajalla, cuma salammu saja aku tidak hendak menjawabnya karena diharamkan Allah. Maka aku kenal baik-baik engkaulah Iblis, raja segala iblis, syaitan dan jin yang menyamar diri. Apa kehendakmu datang menemuiku?" Taklimat Iblis, "Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Karena engkau adalah Khatamul Anbiya maka dapat mengenaliku. Kedatanganku adalah diperintah Allah
untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, tiadalah aku berani menyembunyikannya." Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata, "Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatah pun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu." Apabila mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah satu peluangku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar oleh sekalian sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai kepada seluruh umatku. Pertanyaan Nabi (1): "Hai Iblis! Siapakah sebesar-besar musuhmu dan bagaimana aku terhadapmu?" Jawab Iblis: "Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara segala musuhku di muka bumi ini." Maka Nabi pun memandang muka Iblis, dan Iblis pun menggeletar karena ketakutan. Sambung Iblis, "Ya Khatamul Anbiya! Ada pun aku dapat merubah diriku seperti sekalian manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suara pun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah. Kiranya aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu. Aku cabut iktikad / niat anak Adam supaya
menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu jugalah aku berusaha menarik mereka kepada kafir, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku." Pertanyaan Nabi (2): "Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu kepada makhluk Allah?" Jawab Iblis: "Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, terbuai dengan makan minum, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda daripada emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan haram. Demikian juga ketika pesta yang bercampur antara lelaki dan perempuan. Disana aku lepaskan sebesar-besar godaan supaya hilang peraturan dan minum arak. Apabila terminum arak itu maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga kepada pekerjaan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri. Apabila mereka teringat akan salah mereka lalu hendak bertaubat atau berbuat amal ibadat, aku akan rayu mereka supaya mereka menangguhkannya. Bertambah keras aku goda supaya menambahkan maksiat dan mengambil isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah rasa ria, takabur, megah, sombong dan melengahkan amalnya. Bila pada lidahnya, mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat." Pertanyaan Nabi (3): "Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambahkan laknat yang besar serta siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah!
Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang
memberi kekuatan anggota badanmu?" Jawab Iblis: "Semuanya itu adalah anugerah daripada Allah Yang Maha Besar juga. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar- besarnya. Engkau lebih tahu bahwa Diriku telah beribu-ribu tahun menjadi ketua seluruh Malaikat dan pangkatku
telah dinaikkan dari satu langit ke satu
langit yang tinggi. Kemudian Aku tinggal di dunia ini beribadat bersama sekalian Malaikat beberapa waktu lamanya. Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan lelaki (Nabi Adam) lalu dititahkan seluruh Malaikat memberi hormat kepada lelaki itu, kecuali aku yang ingkar. Oleh karena itu Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu bertukar menjadi keji dan kelam. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikurniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka. Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah Khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itu pun aku masih tidak puas hati dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga Hari Kiamat. Sebelum Engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia serta tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadat serta balasan pahala dan syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia, dan memberitahu manusia yang lain aripada apa yang sebenarnya aku dapatkan, dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid'ah dan carut-marut. Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak dibenarkan oleh Allah untuk naik ke langit serta mencuri rahasia, kerana banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku berkeras juga hendak naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tenteraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu. Maka besarlah kesusahanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut." Pertanyaan Nabi (4): "Hai Iblis! Apakah yang pertama engkau tipu dari manusia?" Jawab Iblis: "Pertama sekali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir juga ada dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika
tidak berhasil juga, aku akan tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikut kemauan jalanku" Pertanyaan Nabi (5): "Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, bagaimana keadaanmu?" Jawab Iblis: "Sebesar-besarnya kesusahanku. Gementarlah badanku dan lemah tulang sendiku. Maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda seorang manusia, pada setiap anggota badannya. Setengah-setengahnya datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, terlupa bilangan rakaatnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, sentiasa hendak cepat habis sholatnya, hilang khusyuknya - matanya sentiasa menjeling ke kiri kanan, telinganya senantiasa mendengar orang bercakap serta bunyi-bunyi yang lain. Setengah Iblis duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya dia tidak kuasa sujud berlama-
lama, penat atau duduk tahiyat dan dalam hatinya senantiasa hendak cepat habis sholatnya, itu semua membawa kepada kurangnya pahala. Jika para Iblis itu tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan seberat-berat hukuman." Pertanyaan Nabi (6): "Jika umatku membaca Al-Quran karena Allah, bagaimana perasaanmu?" Jawab Iblis: "Jika mereka membaca Al-Quran karena Allah, maka rasa terbakarlah tubuhku, putus-putus segala uratku lalu aku lari daripadanya." Pertanyaan Nabi (7): "Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?" Jawab Iblis: "Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya." Pertanyaan Nabi (8): "Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?" Jawab Iblis: "Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya kepadaku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatatkan
dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam mendoakan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemuliaan orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya, serta dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan
tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasa." Pertanyaan Nabi (9): "Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?" Jawab Iblis: "Seluruh sahabatmu juga adalah sebesar - besar seteruku. Tiada upayaku melawannya dan tiada satu tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata: "Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk." Saidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a'zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan
lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Tambahan pula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya, Saiyidatina Aisyah yang juga banyak menghafadz Hadits-
haditsmu. Saidina Umar Al-Khattab pula tidaklah berani aku pandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah segala tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan, "Jikalau adanya Nabi sesudah aku maka Umar boleh menggantikan aku", karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar 'Al-Faruq'. Saidina Usman Al-Affan lagi, aku tidak bisa bertemu, karena lidahnya senantiasa bergerak membaca Al- Quran. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak dua kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang melawat dan memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan, "Barang siapa menulis Bismillahir rahmanir rahim pada kitab atau kertas-kertas dengan dakwat merah, nescaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid." Saidina Ali Abi Talib pun itu aku sangat
takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadat serta beliau adalah golongan orang pertama memeluk agama Islam dan tidak pernah menundukkan kepalanya kepada sebarang berhala. Bergelar 'Ali Karamullahu Wajhahu' - dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga 'Harimau Allah' dan engkau sendiri berkata, "Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya." Tambahan pula dia menjadi menantumu, semakin aku ngeri kepadanya." Pertanyaan Nabi (10): "Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?" Jawab Iblis: "Umatmu itu ada tiga macam. Yang pertama seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah serta meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril a.s, "Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat." Yang kedua umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal soleh, tawakal dan
kebajikan. Yang ketiga umatmu seperti Firaun; terlampau tamak dengan harta dunia serta dihilangkan amal akhirat. Maka akupun bersukacita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku hela ke mana saja mengikuti kehendakku. Jadi dia senantiasa bimbang kepada dunia dan tidak hendak menuntut ilmu, tiada masa beramal ibadat, tidak hendak mengeluarkan zakat, miskin hendak beribadat. Lalu aku goda agar minta kaya dulu, dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka dilupakan beramal, tidak berzakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia senantiasa bimbang akan hartanya dan setengahnya asyik hendak merebut dunia harta, bercakap besar sesama Islam, benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk jalan maksiat, tempat judi dan perempuan lacur." Pertanyaan Nabi (11): "Siapa yang serupa dengan engkau?" Jawab Iblis: "Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang belajar agama Islam." Pertanyaan Nabi (12): "Siapa yang mencahayakan muka engkau?" Jawab Iblis: "Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu, pemungkir janji." Pertanyaan Nabi (13): "Apakah rahasia engkau kepada umatku?" Jawab Iblis: "Jika seorang Islam pergi buang air besar serta tidak membaca doa pelindung syaitan, maka aku gosok- gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari." Pertanyaan Nabi (14): "Jika umatku bersatu dengan isterinya, bagaimana hal engkau?" Jawab Iblis: "Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya serta membaca doa pelindung syaitan, maka larilah aku dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya, dan bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak maka anak itu akan gemar kepada pekerjaan maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku yang dahulu makan daripadanya. Walaupun mereka makan, tiadalah merasa kenyang." Pertanyaan Nabi (15): "Dengan jalan apa dapat menolak tipu daya engkau?" Jawab Iblis: "Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah segeralah mengambil air wudhu', maka padamlah marahnya." Pertanyaan Nabi (16): "Siapakah orang yang paling engkau lebih sukai?" Jawab Iblis: Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu." Pertanyaan Nabi (17): "Hai Iblis! Siapakah saudara engkau?" Jawab Iblis: "Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka (mendusin) di waktu subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian jua pada waktu zuhur, asar, maghrib dan isya', aku beratkan hatinya untuk sholat." Pertanyaan Nabi (18): "Apakah jalan yang membinasakan diri engkau?" Jawab Iblis: "Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Quran dan sholat tengah malam." Pertanyaan Nabi (19): "Hai Iblis! Apakah yang memecahkan mata engkau?" Jawab Iblis: "Orang yang duduk di dalam masjid serta beriktikaf di dalamnya" Pertanyaan Nabi (20): "Apa lagi yang memecahkan mata engkau?" Jawab Iblis:
"Orang yang taat kepada kedua ibu
bapanya, mendengar kata mereka, membantu makan pakaian mereka selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda, 'Syurga itu di bawah tapak kaki ibu'"