Selasa, 26 April 2011

BOLEHKAH MEMBACA NIAT DALAM SHOLAT ???

Sepanjang yang kita tahu, tidak ada
Hadist Nabi yang mengajarkan Do`a
Niat dalam sholat. Namun dalam perkara rukun sholat,
Niat adalah salah satu rukun yang
mutlak diperlukan sebagai rel hati
dalam melaksanakan ibadah sholat,
akan tetapi kata Niat disalahartikan
maknanya, niat adalah perbuatan hati yang tidak mesti diucapkan oleh lisan. ٌّﺩَﺭ َﻮُﻬَﻓ ُﻪْﻨِﻣ َﺲْﻴَﻟ ﺎَﻣ ﺍَﺬَﻫ ﺎَﻧِﺮْﻣَﺃ ْﻲِﻓ َﺙَﺪْﺣَﺃ ْﻦَﻣ “Barang siapa yang mengada-adakan dalam urusan kami yang bukan dari
ajarannya maka amalannya
tertolak. ” (HR. Bukhari dan Muslim).

Beberapa firqoh yang mengamalkan
bacaan niat dalam sholat berargumen
bahwa Niat itu diucapkan untuk
memantapkan hati.

maka Jawabannya : Bukankah hati yang mendorong lisan
untuk berbicara??? mungkinkah mulut bisa berbicara
tanpa diperintahkan oleh hati ???,
maka logika terbaliknya adalah hati
menyuruh mulut untuk memantapkan
hati, bagaimana mugkin???

Ada pula yang berargumen : Bacaan
niat itu supaya kita tidak salah dalam
menetapkan Sholat karena sholat itu
ada 5 waktu, diantaranya maghrib,
isya, subuh, dzuhur dan ashar

Maka Jawabannya : Bukankah Sholat
itu sudah dibedakan oleh waktu???,
apakah mungkin Alloh salah mencatat
ibadah sholat anda jika anda tidak
melafadzkan niat ??? sebagai contoh : jika waktu matahari
terbenam, maka semua orang,
bahkan anak kecilpun tahu bahwa ini
adalah saatnya sholat maghrib yg
berjumlah 3 rokaat, apakah mungkin
Alloh akan salah mencatat jika kita tidak melafadzkan niat sholat
maghrib??? Waktu matahari terbenam, apakah
kita dibolehkan melaksanakan sholat
Isya, Ashar, Subuh atau dzuhur??? Bagaimana mungkin Allah akan salah
mencatatnya???? Maka sudah mutlak kita semua
mahfum bahwa pada saat matahari
terbenam, pastilah saatnya sholat
maghrib yg berjumlah 3 rokaat BUKANKAH ALLAH MAHA MELIHAT DAN
MAHA MENDENGAR?? ALLAH TAHU APA YANG ADA DALAM
HATI ATAU NIAT KITA Sejak kita mengambil air wudhu dan
masuk ke Masjid, anak kecilpun tahu...
sholat apa yg akan kita kerjakan,
apalagi ALLAH !! Dan Ada pula yang berargumen :
Bacaan niat itu ibarat ijab kobul
layaknya orang yang akan membeli
sesuatu di warung, bagaimana
mungkin si penjual tahu apa yg kita
beli jika kita tidak ngomong? Maka Jawabannya adalah : Seperti yang sudah saya ulas diatas
bahwa Allah maha melihat dan Maha
Mendengar Apakah kita hendak menyamakan
Allah dengan manusia??? Jika kita berbelanja di warung yang
menggunakan sistem konvensional,
dimana si penjual yang harus
melayani dan mengambil barang yang
dibeli, karena si pembeli tidak
diperkenankan mengambil barang sendiri, disamping faktor tata letak
barang dagangan. Lantas bagaimana dengan Super
market atau Swalayan??? apakah kita harus ngomong dalam
membeli barang??? Sistem swalayan adalah dimana si
pembeli dipersilahkan mengambil
atau memilih barang sendiri, tentu hal
ini tidak memerlukan ijab kobul
bukan?? bahkan kita tidak pernah
ditanya "Mau beli apa??" Alih-alih ketika mereka tak mampu
berhujah, mereka megatakan : Saya
rasanya kurang afdhol kalau tidak
membaca Niat Jawabannya : Apakah berarti Rosul sholatnya
kurang afhdol?? karena beliau tidak
mengajarkan doa niat, sudah barang
tentu beliaupun tidak membaca doa
niat. Bukankah Rosul bersabda : ..... Sebaik-
baik perkataan adlah kitabullah (Al
Qur`an) sebaik-baik petunjuk adalah
petunjuk Muhammad SAW dan
seburuk-buruk perkara adalah
perkara yang diada-adakan (bid`ah) maka dalam perkara sholat yg sudah
diajarkan oleh nabi, tentu adalah
sebaik baik petunjuk lantas bagaimana mungkin mereka
berani mengatakan "Lebih afhdol??"

Sebagai hujah catatan :

Suatu perintah atau ketentuan jika
harus dilakukan secara rutinitas
dengan ketentuan waktu yang
dibakukan, maka hal itu akan
diberitahukan cukup sekali atau pada
awalanya saja, selanjutnya kita mahfum Sebagai contoh : seorang guru hampir
tidak pernah mengumumkan kepada
murid-muridnya bahwa setiap hari
minggu sekolah libur, karena hal itu
sudah menjadi mahfum mersama,
demikian pula dengan sholat yang ketentuan waktu, jumlah rokaatnya
sudah menjadi mahfum...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar