Sabtu, 16 April 2011

DUDUK ANTARA DUA SUJUD

Dalam salah satu rukun sholat, terdapat rukun duduk diantara dua sujud. Rukun tersebut seringkali dianggap sebagai pelengkap dalam sholat, hal tersebut dipicu karena kurangnya pemahamantentang rukun sholat itu sendiri. Apabila seseorang melakukan sesuatu hal dikarenakan rutinitas saja, maka akan sedikit sekali ataupun terlebih lagi tidak aka faedah ataupun manfaat yang dapat diambil dari kegiatan tersebut. Akan tetapi tidak sama halnya dengan seseorang yang melakukan sesuatu itu dengan pemahaman nilai-nilai dari kegiatan yang dilakukannya, justru hal tersebut akan membawa banyak sekali manfaat. Hal itu pun berlaku dalam kegiatan sholat yang kita lakukan minimal 5 kali dalam satu hari. Dalam kesempatan ini, kita akan mencoba untuk menguraikan salah satu rukun dalam sholat, yaitu duduk diantara dua sujud. Sholat, sebagian diantaranya adalah serangkaian doa dan pujian yang kita panjatkan kepada Allah SWT. Duduk diantara dua sujud adalah termasuk salah satu rangkaian doa yang akan kita penjatkan dalam sholat. Adapun bacaan duduk diantara dua sujud itu adalah rabbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii, wahdinii, wa’afinii, wa’fuannii. Mari kita kaji satu persatu arti dari bacaan tersebut. Rabbighfirlii, Ya Allah ampunilah aku, Kita tidak pernah tahu seberapa besar dosa kita. Jikalau orang yang sudah menyadari arti dosa dengan sungguh- sungguh, maka dosa sekecil apapun akan dianggapnya sebagai gunung besar yang berada diatas kepalanya dan akan jatuh kapanpun hingga maut menjemput. Warhamnii , kasihanilah aku ya Allah, rangkul aku ya Allah Manusia pada dasarnya hanyalah mahluk yang lemah dan tiada daya dan upaya atas segala sesuatu. Jika bukan karena Allah, kita bukanlah apa-apa. Tunduk adalah jalan terbaik untuk meminta ampunan dari Allah yang Maha Mengampuni. Wajburnii ,cukupkanlah aku ya Allah, tambali aib hamba ya Allah, tutupi kesalahan-kesalahan hamba ya Allah Sudah umum bahwa manusia adalah mahluk yang tidak pernah merasa cukup atas nikmat-Nya. Berdo ’alah agar kita selalu merasa dicukupkan oleh Allah, sehingga kita terhindar dari bunga yang akan mekar dari harta, yaitu riya’ dan serakah. Warfa ’nii, angkatlah derajatku ya Allah, dekatkan aku kepada-Mu ya Allah Sungguh tiada yang lebih diinginkan seorang muslim yang menghambakan dirinya kepada Allah agar ditinggikan derajatnya dimata Allah SWT. Pandangan manusia hanyalah sementara berlaku di dunia fana ini, tetapi derajat dimata Allah adalah kekal. Warzuqnii , berilah aku rizki yang halal ya Allah Setiap manusia yang dilahirkan atas izin Allah tentunya akan dibekali suatu paket kehidupan (qada) dimana didalamnya termasuk rizki dari Allah. Akan tetapi apabila seseorang itu menginginkan suatu kelebihan rizki, maka berdo ’alah hanya kepada Allah niscaya Dia akan mengabulkannya. Dengan ikhtiar dan ridho Allah, maka Insya Allah semua itu akan dapat dicapai. Wahdinii , berilah aku petunjuk ya Allah, jagalah akidahku ya Allah Di setiap manusia melekat takdir baik dan buruk, sebagai manusia yang lemah hendaknya kita hanya meminta petunjuk kepada yang Maha memberi petunjuk, yaitu Allah SWT. Orang yang diberi petunjuk akan lebih memandang sesuatu itu menggunakan mata hatinya, sebaliknya orang yang dijauhkan Allah dari petunjuknya hanya akan melihat dengan mata kepalanya sedangkan mata hatinya telah buta. Wa ’afinii, sehatkan hamba ya Allah Kesehatan merupakan salah satu nikmat yang besar kepada seorang manusia, tetapi hal itu kadangkala dianggap biasa bagi kebanyakan orang. Tatkala Allah telah menarik nikmat itu dari mereka, niscaya mereka akan menangis terisak-isak untuk meminta nikmat kesehatan yang semasa dimilikinya tidak sempat disyukurinya. Gunakanlah kesehatanmu di jalan Allah sebelum datang masa sakitmu. Wa ’fuannii, apabila hamba terlalu banyak meminta, berilah ampunan kepadaku ya Allah Disetiap perilaku kita tidaklah terhindar dari kesalahan yang menimbulkan murka Allah, maka dari itu bersegeralah untuk meminta ampunan kepada-Nya. Manusia pada umumnya hanya memikirkan kesalahan yang tampak kepada manusia lain, sedangkan ia selalu menganggap Allah akan mentolerir kesalahannya. Bukankah Allah Maha Pengampun, tetapi akankah hal itu akan tetap berlaku jika kita tidak menyadari dan meminta ampunan kepada-Nya? Memahami setiap perbuatan tentunya akan membuat kita sadar betul tentang apa yang kita perbuat. Setiap do’a yang kita panjatkan akan lebih bermakna apabila kita mengerti betul tentang apa yang kita ucapkan. Semoga Allah memberikan dan mengabulkan setiap do ’a hamba yang berserah diri. Insya Allah, Amin ya Robbal Al Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar