Jumat, 20 Mei 2011

Enam Sikap Merusak Kepribadian

Manusia memiliki
kepribadian positif dan negatif yang tercermin pada
tingkah laku dalam setiap sepak
terjang kehidupan sehari-hari. Sikap
positif tampak dalam tindakan patuh,
mencari kebenaran, introsfeksi diri,
bekerja, mengadakan lapangan kehidupan. Sedangkan sikap negatif terlihat
pada pembangkangan, cendrung
kepada perbuatan maksiat, malas
bekerja serta membuat kerusakan
baik terhadap diri sendiri, keluarga
maupun masyarakat. Nabi Muhammad Saw bersabda
dalam hadis yang datang dari Adi bin
Hatim yang diriwayatkan oleh
Addailami, ”Ada enam hal yang menyebabkan amal kebajikan
menjadi sia-sia [tidak berpahala]
yaitu sibuk mengurus aib orang lain,
keras hati, terlalu cinta kepada dunia,
kurang rasa malu, panjang angan-
angan dan zalim yang terus menerus di dalam kezalimannya. ” Sibuk meneliti aib orang lain Dia lebih suka mencari dan
menyebarkan keburukan yang
terdapat pada orang lain lalu
membesar-besarkannya, sementara
aib sendiri tidak pernah diperiksa
sesuai dengan pepatah lama, ”Kuman di seberang lautan nampak, gajah dipelupuk mata tidak
nampak”. Sebuah riwayat mengisahkan
seorang khalifah memperhatikan
rakyatnya di tengah malam, lalu dia
menemukan dalam sebuah rumah
seorang lelaki dan wanita serta
minuman khamar yang dihidangkan, dia masuk ke rumah itu dengan
memanjat dinding sambil
membentak,dan terjadilah dialok. Khalifah: Hai musuh Allah, apa kau
kira Allah akan menutupi kesalahan
ini ? Lelaki: Tuan sendiri jangan tergesa-
gesa, juga tuan telah melakukan
kesalahan. Khalifah: Kesalahan apa yang saya
perbuat ? Lelaki: Kesalahan saya hanya satu
yaitu apa yang Khalifah lihat
sekarang, sedangkan tuan telah
melakukan tiga kesalahan yaitu;
memata-matai keburukan orang lain,
padahal Allah melarang perbuatan itu, masuk rumah orang dengan
memanjat dinding, bukankah ada
pintu yang harus dilalui dan masuk
rumah tanpa izin tuan rumah. Keras hati Artinya tidak mau menerima
pengajaran yang baik, nasehat yang
mengandung maslahat ditolaknya.
Tidak suka segala kesalahannya
dikritik apalagi dihukumi, dialah
yang paling benar, disamping itu hatinya tidak tersentuh oleh
penderitaan dan kesedihan orang
lain. Di masa Rasulullah SAW, terdapat
suatu kejadian yang membuat
semua sahabat bersedih karena
matinya salah seorang anggota
keluarga dari mereka, bahkan Nabi
Saw pun meneteskan air matanya, sahabat-sahabat disekitarnyapun
berlinang air matanya, tapi seorang
sahabat nampak biasa-biasa saja,
sedikitpun dia tidak tersentuh
melihat kejadian itu. Lalu dia
bertanya kepada Nabi Saw, maka Rasulullah menjawab, ”Itu tandanya hati yang keras ”. Orang yang keras hati cendrung
egois, sombong, takabur dan tidak
mau menerima kebenaran, karena
hatinya telah beku dan tidak terbuka
untuk menerima pengajaran yang
benar. Terlalu cinta kepada dunia Kehidupan dunia hanya sementara
sebagai musafir yang berada dalam
perjalanan lalu istirahat pada sebuah
tempat. Namun tidak sedikit manusia
yang beranggapan tempat istirahat
sejenak itulah tujuan sehingga lupa akan tujuan semula. Diprediksi oleh Nabi Muhammad Saw,
bahwa nanti pada suatu masa
ummat Islam aan dikeroyok oleh
ummat lain sebagaimana mereka
menghadapi makanan di atas meja,
padahal jumlahnya mayoritas tapi kekuatannya ibarat buih di atas
lautan, mudah hancur. Saat itu
ummat dihinggapi penyakit yang
bernama ”Wahn” yaitu suatu bakteri yang meracuni ummat ini sehingga
mereka terlalu cinta kepada dunia
dan takut akan kematian. Sedikit rasa malu Orang yang memiliki sifat ini tidak
malu-malu berbuat apapun menurut
kemauannya, dosa dan maksiat
suatu perbuatan sehari-hari,
sedangkan benar dan salah bukan
suatu ukuran. Bila malu habis, maka akan berbuat
seenaknya dan beranggapan diri
lebih suci dari orang lain. Menurut
Abu Hasan Al Mawardi, malu ada tiga
macamnya yaitu; 1. malu kepada Allah
2. malu kepada manusia
3. malu kepada diri sendiri. Panjang angan-angan Sifat ini menunjukkan kekerdilan
manusia, kemauannya lebih tinggi,
tidak sesuai dengan kemampuan,
dia suka berandai-andai.
Ungkapannhya berbunyi,
”Seandainya, andai kata, apabila ”. Ia hanya menghabiskan waktunya
untuk berangan-angan dan
berkhayal yang macam-macam, tapi
sama sekali ia tidak berbuat sesuatu.
Dia beranggapan bahwa
mengkhayal itu benar, khayalan itu enak dan gratis. Orang yang seperti
ini ibarat, ”Pungguk merindukan bulan”, atau ”Katak ingin jadi kerbau ”. Perbuatan dzalim yang terus
menerus Watak manusia karena kuat dan
kuasa dia melakukan eksploitasi
bangsa lain, memeras bawahan dan
menindas yang lemah, bila ini
dilakukan tidak henti-hentinya,
maka akibatnya orangpun terus menerus menanggung dari
kezhalimannya. Ahli Hikmat
membagi kezhaliman menjadi tiga
yaitu ; zhalim kepada Allah dengan
Al Fathir ayat 32: "Kemudian kitab itu
Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-
hamba Kami, lalu di antara mereka
ada yang Menganiaya diri mereka
sendiri dan di antara mereka ada
yang pertengahan dan diantara
mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.
yang demikian itu adalah karunia
yang Amat besar." Enam sifat inilah yang dapat
menghancurkan nilai-nilai ibadah,
dia ibarat air di daun keladi, amal
yang dilakukan berpahala banyak
tapi tertumpah tanpa meninggalkan
bekas, bila enam sifat tercela ini terdapat dalam pribadi seseorang,
waspadalah atas peringatan
Rasulullah Saw tadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar