Sabtu, 12 Februari 2011

MEMINUM SEPULUH LAUTAN ILMU ( Syekh abul hasan asy sadzili.r.a )

Oleh : Muh.yasin fii sabilillah


Suatu ketika saat berkelana beliau berkata dalam hati,"YA allah, kapankah aku bisa menjadi hamba- MU yang bersyukur?" kemudian terdengarlah suara,"kalau kamu sudah mengerti dan merasa bahwa yang diberi nikmat hanya kamu saja" Beliau berkata lagi,"Bagaimana saya bisa begitu,padahal Engkau sudah memberi nikmat kepada para Nabi,Ulama dan Raja?"kemudian terdengar suara lagi,"jika tidak ada Nabi,kamu tidak akan mendapat petunjuk,jika tidak ada Ulama kamu tidak akan bisa ikut bagaimana caranya beribadah,jika tidak ada Raja kamu tidak akan merasa aman. Itu semua adalah nikmat dari-Ku yang kuberikan hanya untukmu".
Syadziliyah adalah nama suatu desa di benua Afrika yang merupakan nisbat nama Syekh Abul Hasan Asy-Syadiki r.a. Beliau pernah bermukim di Iskandar sekitar tahun 656 H. Beliau wafat dalam perjalanan gaji dan dimakamkan di padang Idzaab Mesir. Sebuah padang pasir yang tadinya airnya asin menjadi tawar sebab keramat Syekh Abul Hasan Asy-Syadili r.a.
Beliau belajar ilmu thariqah dan hakikat setelah matang dalam ilmu fiqihnya. Bahkan beliau tak pernah terkalahkan setiap berdebat dengan ulama-ulama ahli fiqih pada masa itu. Dalam mempelajari ilmu hakikat,beliau berguru kepada wali quthub yang agung dan masyhur yaitu Syekh Abdus Salam Ibnu Masyisy, dan akhirnya beliau yang meneruskan quthbiyahnya dan menjadi Imam Al- Auliya'. Peninggalan ampuh sampai sekarang yang sering diamalkan oleh umat islam adalah Hizb Nashr dan Hizb Bahr, disamping Thariqoh Syadziliyah yang banyak sekali pengikutnya. Hizb bahr merupakan Hizb yang di terima langsung dari dari Rasulullah saw- yang di bacakan langsung satu persatu hurufnya oleh beliau saw.
Syekh Abul Hasan pernah ber-riadhoh selama 80 hari tidak makan,dengan disertai dzikir dan membaca shalawat yang tidak pernah berhenti. Pada saat itu beliau merasa tujuannya untuk wusul (sampai) kepada Allah swt. telah tercapai. Kemudian datanglah seorang wanita yang keluar dari gua dengan wajah yang sangat menawan dan berbahaya. Dia menghampiri beliau dan berkata,"Sungguh sangat sial, lapar selama 80 hari saja sudah merasa berhasil,sedangkan aku sudah enam bulan lamanya belum pernah merasakan makanan sedikitpun".
Suatu ketika saat berkelana, beliau berkata dalam hati, "Ya Allah,kapankah aku bisa menjadi hamba-Mu yang bersyukur?". Kemudian terdengarlah suara,"kalau kamu sudah mengerti dan merasa bahwa yang diberi nikmat hanya kamu saja". Beliau berkata lagi,"Bagaimana saya bisa begitu,padahal Engkau sudah memberi nikmat kepada para Nabi,Ulama dan Raja?". Kemudian terdengarlah suara lagi, "jika tidak ada
Nabi, kamu tidak akan mendapat petunjuk,jika tidak ada Ulama kamu tidak akan bisa ikut bagaimana caranya beribadah,jika tidak ada Raja kamu tidak akan merasa aman. Itu semua adalah nikmat dari-KU yang kuberikan hanya kepadamu".
Beliau pernah khalwat (menyendiri) dalam sebuah gua agar bisa wusul (sampai) kepada Allah swt. Lalu beliau berkata dalam hatinya, bahwa besok hatinya akan terbuka. Kemudian seorang waliyullah mendatangi beliau dan berkata,"Bagaimana mungkin orang yang berkata besok hatinya akan terbuka bisa menjadi wali. Aduh hai badan,kenapa kamu beribadah bukan kepada Allah (hanya menuruti hawa nafsu ingin menjadi wali)". Setelah itu beliau sadar dan faham dari mana datangnya orang tadi. Segera saja beliau bertaubat dan minta ampun kepada Allah swt.
Demikian di antara bidayah (permulaan) Syekh Abul Hasan Asy- Syadzili. Beliau pernah diminta penjelasan tentang siapa saja yang menjadi gurunya? Sabdanya,"Guruku adalah Syekh Abdus Salam Ibnu Masyisy,akan tetapi aku sekarang sudah menyelami dan minum sepuluh lautan ilmu. Lima ilmu dari bumi yaitu dari Rasulullah saw. Abu Bakar r-a . Umar bin Khattab r.a. Ustman bin 'Afan r.a. Dan Ali bin Abi Thalib r.a, dan lima dari langit yaitu dari Jibril,Mika'il,Isro'il,Izra'il dan ruh yang agung.
Beliau pernah berkata,"Aku di besi tahu catatan muridku dan murid- muridku,sampai hari kiamat,yang lebarnya sejauh mata memandang,semua itu mereka bebas dari neraka. Jika lisanku tak terkendalikan oleh syariat,aku pasti bisa memberi tahu tentang kejadian aib saja yang akan terjadi besok sampai hari kiamat".
Syekh Abu Abdillah Asy-Syathibi berkata,"Aku setiap malam banyak berkata Radiya Allahu 'An Asy-SYekh Abil Hasan dan dengan ini aku berwasilah meminta kepada Allah apa yang menjadi hajatku,maka terkabulkanlah apa saja permintaanku".
Lalu aku bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saw. Dan aku bertanya,"ya Rasulullah,kalau seusai shalat lalu berwasilah membaca Radiya Allahu 'An Asy-Syekh Abil Hasan dan aku meminta apa saja kepada Allah swt. Apa saja yang menjadi kebutuhanku lalu dikabulkan,seperti hal tersebut apakah di perbolehkan atau tidak?". Lalu Nabi saw menjawab,"Abul Hasan Itu anakku lahir batin,anak itu bagian yang tak tespisahkan dari orang tuanya,maka barangsiapa bertawasul kepada Abul Hasan,maka berarti dia sama saja bertawasul kepadaku".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar