Oleh : Muh.yasin
Ketika tiba saat -saat wafatnya
sayyidina Abi Bakr As Shiddiq RA,
maka Sayyidina Abi Bakr berkata
kepada putrinya, Aisyah istri
Rasulullah saw : " Wahai Aisyah
putriku, Rasulullah saw dulu ketika wafat dikafani dengan berapa helai
kain ? ", maka Sayyidatuna Aisyah
berkata : " tiga helai kain wahai
Ayah ", berkata lagi Sayyidina Abi
Bakr : " Wahai Aisyah, Rasulullah
wafatnya pada hari apa ? " Sayyidatuna Aisyah berkata : "
Hari senin ", kemudian Sayyidina
Abi Bakr bertanya lagi : " Wahai
Aisyah, hari ini hari apa "?,
Sayyidatuna Aisyah menjawab : "
hari senin wahai Ayah ", kemudian Sayyidina Abu Bakr berkata : "
Kalau begitu, aku harapkan
sebelum terbenanmnya matahari
adalah waktu wafatku ". Dan benar
sore itu wafatlah Sayyidina Abi
Bakr As Shiddiq RA , hari Senin di hari wafatnya Rasulullah saw,
demikian khalifah yang pertama.
Khalifah yang kedua Sayyidina
Umar ibn Khattab RA, kita
memahami demikian banyak
riwayat beliau sebagai orang yang selalu membela Rasulullah saw
dengan segala kemampuannya,
dan cintanya kepada Rasul saw
sangat luar biasa hingga beliau
lebih mencintai Rasulullah saw lebih
dari dirinya sendiri, dan ketika beliau berdoa di salah satu doanya
adalah : َّﻢُﻬَّﻠﻟَﺍ ﻲِﻨْﻗُﺯْﺭﺍ َﺓَﺩﺎَﻬَّﺸﻟﺍ ﻲِﻓ ِﺪَﻠَﺑ
َﻚِﻟْﻮُﺳَﺭ
" Wahai Allah berilah aku mati
syahid negeri Rasul-MU "
Sayyidina Umar RA meminta mati
syahid, tetapi ada syaratnya mati syahid harus di Madinah Al
Munawwarah, tidak mau di tempat
yang lain, ingin dimakamkan di
Madinah demikian doa sayyidina
Umar ibn Khattab yang
diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari . Bahkan di detik-detik
wafatnya sayyidina Umar Ibn
Khattab RA, sebagaimana
diriwayatkan dalam Shahih Al
Bukhari, ketika beliau sedang
melakukan shalat dhuhur tiba-tiba ada seseorang menyerangnya dan
menusuknya dengan pedang, dan
robohlah Sayyidina Umar bin
Khattab tetapi tidak langsung
wafat, maka beliau di bawa ke
rumahnya kemudian beliau minta susu, beliau menyukai susu karena
Rasulullah saw juga menyukai susu.
Ketika para sahabat melihat
Sayyidina Umar ibn Khattab sudah
terengah-engah dan darah terus
mengalir dari luka besar di perutnya bekas tusukan pedang,
setelah air susu diminum maka
susu itu tumpah dari bekas luka di
perutnya, maka para sahabat
berkata kalau sudah begini berarti
ini sudah ajal . Maka sayyidina Umar bin Khattab dengan
tersengal-sengal berkata kepada
putranya sayyidina Abdullah : "
Wahai Abdullah pergilah engkau ke
rumah Sayyidatuna Aisyah Ummul
Mu'minin, katakan kepada Ummul Mu'minin kalau seandainya
diperkenankan aku ingin
dimakamkan di sebelah makam
Rasulullah saw ", inilah wasiat
sayyidina Umar bin Khattab. Maka
pergilah putranya, sayyidina Abdullah mendatangi sayyidatuna
Aisyah, meminta izin agar
Ayahnya diizinkan untuk
dimakamkan di sebelah makam
Rasulullah saw. Maka menangislah
sayyidatuna Aisyah setelah mendengar bahwa Amiirul
Mu'minin Sayyidina Umar bin
Khattab sudah luka parah dan
sedang menanggung sakaratul
maut, maka Sayyidatuna Aisyah
mengizinkannya. Kenapa Sayyidina Umar meminta izin
kepada Sayyidatuna Aisyah?,
karena Rasulullah saw
dimakamkan di rumah
sayyidatuna Aisyah RA. Dan
kembalilah sayyidina Abdullah menghadap ayahnya, ternyata
ayahnya sayyidina Umar masih
hidup, ketika sayyidina Umar
melihat anaknya kembali, beliau
dalam keadaan bersandar
kemudian tegak dengan tersengal- sengal ia berkata kepada
anaknya : " Apa yang akan kamu
katakana, kabar apa yang akan
kamu sampaikan, apakah aku
diizinkan untuk dimakamkan di
sebelah Rasulullah saw ? ", berkata sayyidina Abdullah : " sudah
diizinkan wahai Amiirul Mu'minin",
maka berkatalah sayyidina Umar
bin Khattab : " Demi Allah, tiada
satu cita-cita yang lebih aku
dambakan di dunia ini selain aku dimakamkan di samping makam
Rasulullah saw ". Demikianlah
keadaan wafatnya Sayyidina Abu
Bakr As Shiddiq, Sayyidina Umar
bin Khattab RA.
Khalifah ketiga Sayyidina Utsman bin Affan RA orang yang sangat
dicintai oleh Rasulullah SAW yang
menikah dengan dua puteri
Rasulullah saw yaitu Sayyidatuna
Ruqayyah dan Sayyidatuna Ummu
Kaltsum. Ketika sayyidina Utsman bin Affan Ra sudah hampir wafat, ia
bermimpi Rasul SAW bersama
sayyidina Abu Bakr As Shiddiq
bersama Sayyidina Umar bin
Khattab dan para sahabat lainnya
yang telah wafat, maka Rasulullah saw berkata : " Wahai Utsman
apakah kau mau berbuka di dunia
atau berbuka puasa bersama
kami ?" , maka Sayyidina Utsman
bin Affan berkata : " Ma'akum,
ma'akum ( bersama kalian ) wahai Rasulullah ". Maka di siang hari itu
masuklah seseorang dari kelompok
munafik dan memukulkan pedang
di wajah sayyidina Utsman bin
Affan yang sedang membaca Al
qur'an Al Karim, dan darahpun mengalir membasahi wajah beliau
dan mushaf Al quran Al Karim, dan
disaat itu tentunya beliau berbuka
puasa bersama Rasulullah SAW .
Diriwayatkan dalam Sirah As
Shahabah bahwa saat itu beliau sedang dalam keadaan sakit keras,
tapi beliau memaksakan untuk
berpuasa, maka setelah ditanya
mengapa kau puasa wahai Utsman
sedangkan engkau dalam keadaan
sakit, setelah ditanya beberapa kali beliau tetap tidak menjawab, tetapi
akhirnya Sayyidina Utsman
menceritakan bahwa beliau
bermimpi Rasulullah saw bersama
sayyidina Abi Bakr dan sayyidina
Umar bin Khattab dan Rasulullah saw bertanya maukah kau
berbuka puasa bersama kami?,
maka aku ( sayyidina Utsman )
berpuasa agar bisa berbuka puasa
bersama mereka. Hadirin hadirat,
Sayyidina Utsman adalah salah satu Khalifah yang berjasa di
dalam banyak hal, diantaranya
berakhirnya penjilidan Al quran Al
Karim sehingga digelari Mushaf
Utsmani .
Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari ketika salah seorang yang
membenci sayyidina Utsman di
masa Taabi'in berkata kepada
Abdullah bin Umar : " Wahai Ibn
Umar, aku ingin bertanya tiga hal,
yang pertama bukankah sayyidina Utsman bin Affan tidak hadir dalam
perang Badr ?", sayyidina Abdullah
bin Umar menjawab : " betul, beliau
tidak hadir di perang Badr ",
kemudian orang itu bertanya lagi :"
bukankah dia tidaka hadir di Baiat Ar Ridwan ? ", sayyidina Abdullah
bin Umar berkata : " betul, beliau
tidak hadir dalam Baiat Ar Ridwan
", dan orang itu berkata lagi : "
bukankah dia tidak hadir dalam
perang Uhud ? ", sayyidina Abdullah bin Umar menjawab : "
betul beliau tidak hadir di dalam
perang Uhud ". Maka orang itu
berkata : " Ya sudah terimakasih ",
dan kemudian pergi. Sayyidina
Abdullah bin Umar memanggilnya : " Wahai fulan, kemarilah!! Kalau
kau mengatakan bahwa sayyidina
Utsman bin Affan tidak hadir dalam
perang Badr itu betul, namun
banyak saksi yang mutawatir, para
sahabat menyaksikan bahwa ketidakhadiran sayyidina Utsman
bin Affan di dalam perang Badr itu
dikarenakan sayyidina Utsman bin
Affan menjaga istrinya yaitu putri
Rasulullah saw yang sedang sakit" .
Maka ketika itu sayyidina Utsman bin Affan bertanya kepada
Rasulullah saw : Wahai Rasulullah,
aku mau berangkat perang tapi
putrimu sedang sakit ", maka
Rasulullah saw berkata : " tetap di
tempatmu, jangan berangkat perang jagalah putriku ", maka ia
menjaga putri Rasulullah saw dan
meninggalkan perang Badr, sampai
ketika kepulangan Rasul saw
terdengar kabar bahwa Allah SWT
mengampuni dosa-dosa Ahlul Badr sebagaimana diriwayatkan dalam
Shahih Al Bukhari bahwa Rasul saw
bersabda : Allah swt berfirman
kepada Ahlu Badr : ﺍْﻮُﻠَﻤْﻋِﺍ ْﻢُﺘْﺌِﺷﺎَﻣ ْﺪَﻘَﻓ ُﺕْﺮَﻔَﻏ ْﻢُﻜَﻟ
" Wahai Ahlu Badr, beramallah
semau kalian sungguh Aku telah
mengampuni dosa-dosa kalian "
Maka Sayyidina Utsman menangis
dan berkata : "Ya Rasulullah kemuliaan Badr tidak aku
dapatkan, demi menjaga putrimu",
maka Rasulullah saw berkata :
"Engkau termasuk ahlul Badr, dan
engkau mendapatkan pahala ahlul
Badr ". Hal ini merupakan salah satu dalil bahwa mengirim pahala
kepada yang hidup pun
diperbolehkan karena hal itu
diperbuat oleh Rasul saw. Maka
berkata sayyidina Abdullah bin
Umar : " Ketidakhadiran sayyidina Utsman bin Affan di perang Badr
karena menjaga putri Rasulullah
saw, tetapi Rasulullah mengatakan
bahwa sayyidina Utsman bin Affan
termasuk Ahlul Badr dan
mendapatkan pahala ahlul Badr ". Adapun ketidakhadiran sayyidina
Utsman di perang Uhud
dikarenakan di saat itu Rasul saw
mengutus beliau ke suatu tempat,
ini adalah perintah Rasul saw. Dan
ketidakhadiran beliau di Baiat Ar Ridwan karena beliau telah di
perintah oleh Rasulullah untuk pergi
ke Makkah Al Mukarramah dalam
tugas". Diriwayatkan dalam Shahih
Al Bukhari ketika dalam Bai'at Ar
Ridwan, Rasul saw mengangkat tangan kanan beliau seraya
berkata kepada para sahabat : " ini
tangan kanannya Utsman bin
Affan, mewakili daripada tangan
Utsman bin Affan ". Demikian
keadaan para sahabat RA wa ardhaahum.
Khalifah yang terakhir Baabul 'Ilm
( gerbang ilmu ) nya Rasulullah saw
yaitu sayyidina Ali bin Abi Thalib
Kw. Di riwayatkan dalam Shahih Al
Bukhari bahwa Rasulullah saw berkata kepada sayyidina Ali bin
Abi Thalib : ﺎَﻳ ُّﻲِﻠَﻋ َﺖْﻧَﺃ ْﻲِّﻨِﻣ ﺎَﻧَﺃَﻭ َﻚْﻨِﻣ
" Wahai Ali, kau adalah bagian
dariku dan aku adalah bagian dari
kamu "
Merupakan satu kedekatan dan
bentuk cinta yang sangat dahsyat dari Nabi Muhammad saw. Ketika
para sahabat ingin melamar putri
tercinta Rasulullah saw,
sayyidatuna Fathimah Az Zahra' ,
maka Rasul saw tidak
memberikannya sampai sayyidina Ali yang datang kepada Rasulullah
saw , maka barulah Rasulullah
memberikan putrinya untuk
dinikahi oleh sayyidina Ali bin Abi
Thalib Kw. Dan sayyidina Ali tidak
menyukai perpecahan, sungguh ketika terjadi perpecahan dan
perbedaan pendapat maka
sayyidina Ali berkata : "silahkan
kalian musyawarah sendiri dan
putuskan sendiri, sungguh aku
benci dengan perbedaan pendapat, yang kuinginkan adalah seluruh
manusia ini satu suara dan satu
pendapat, kalau aku tidak bisa
menyatukan perpecahan ini aku
lebih memilih menyusul para
sahabatku (sayyidina Abu Bakr, Umar dan Utsman RA)". Setelah
waktunya dekat sayyidina Ali
berkata : " mana orang yang akan
datang memukulkan pedangnya
ke wajahku ?!", maka seseorang
berkata : "Wahai Ali Amirul Mu'minin apa maksudmu berkata
seperti itu ?", sayyidina Ali
berkata : " Rasul saw telah
bersabda : " Wahai Ali nanti disaat
waktunya engkau wafat, kau akan
banyak menghadapi perpecahan dan peperangan hingga ketika
engkau sedang shalat maka ada
seseorang dari sisimu memukulkan
pedangnya di dahimu lantas
darahmu mengucur sampai ke
jambangmu, dan jenggotmu dan menetes maka itulah saat
wafatmu" . Ketika sayyidina Ali
menghadapi permasalahan dan
perpecahan antara kaum muslimin,
seraya berkata : " mana orang
yang akan datang memukul wajahku dengan pedangnya ". Dan
saat sayyidina Ali sedang shalat
subuh maka hal itu terjadi pada
sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw,
tetapi beliau tidak langsung wafat
beliau sempat bicara kepada para sahabat : " Janganlah kalian
menyiksa orang yang telah
memukulku dengan pedangnya
itu, jangan terlalu keras
mengikatnya jangan kau zhalimi
dia karena aku akan berjumpa lagi dengan dia di hadapan Allah swt,
kalau kalian berbuata zhalim
kepadanya maka hal itu akan
memberatkan hisabku",
demikianlah keadaan sayyidina Ali
bin Abi Thalib Kw, demikian keadaan Khulafaa Ar Rasyidin ,
demikian orang-orang mulia ini,
demikian muhajirin dan anshar
orang-orang yang sangat
mencintai Rasulullah SAW .
Just meet Al mumiith bro...
BalasHapusCuman kita aja yg mengenal dgn kalimat dibunuh... bukan dicium...
Atau kiss of the death..
Bukan mksd menghina tapi ujian tdk boleh marah krna si manja mau berulah...
Hadeh...