Oleh : Muh.yasin fii sabilillah
jazakallah (semoga Allah membalas
kebaikanmu untuk orang kedua
tunggal / kamu)atau berarti pula terima
kasih. jazakumullah (semoga Allah membalas
kebaikan kalian) untuk orang kedua
jamak (lebih dari satu)berarti juga
terima kasih.
ka atau kum di atas diistilahkan adalah
dhamir maf’ul lil mukhathab (kata ganti obyek untuk orang yang diajak
bicara). jazakumullah atau jazakallah artinya
hanya “semoga Allah membalas kalian/ anda”. Makanya pengucapan jazakallah dan
jazakumullah butuh pada penambahan
kata khair. Tidak cukup hanya
mengatakan jazakallah atau
jazakumullah.
Tapi, jazakallah khairan atau jazakumullah khairan. ﻦﻣ َﻊِﻨُﺻ ﻪﻴﻟﺇ ٌﻑﻭُﺮْﻌَﻣ ﻝﺎﻘﻓ ِﻪِﻠِﻋﺎَﻔِﻟ َﻙﺍَﺰَﺟ ﻪﻠﻟﺍ ﺍًﺮْﻴَﺧ ْﺪَﻘَﻓ َﻎَﻠْﺑَﺃ ﻲﻓ ِﺀﺎَﻨَّﺜﻟﺍ
“Barangsiapa yang diberikan satu perbuatan kebaikan kepadanya lalu
dia membalasnya dengan
mengatakan : jazaakallahu khaer
(semoga Allah membalasmu dengan
kebaikan), maka sungguh hal itu telah
mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya. ” (HR.At-Tirmidzi (2035), An-Nasaai dalam Al-kubra (6/53), Al-
Maqdisi dalam Al-mukhtarah: 4/1321,
Ibnu Hibban: 3413, Al-Bazzar dalam
musnadnya:7/54. Hadits ini shahih
dalam shahih Tirmidzi) Jadi, kalau ada yang mengatakan cuma
jazakallah saja, berarti itu salah. Karena
maksudnya, semoga Allah membalas … dengan apa? Dengan kebaikan atau
dengan apa?
khair dan khairan sama saja yaitu baik.
Cuma cara bacanya saja. Kenapa mengucapkannya jazakallah
khairan atau jazakumullah khairan?
Hal ini dikarenakan kedudukan kata
khair pada kalimat di atas sehingga
harus dibaca khairan. Dalam istilah
nahwu, khair dalam kedudukan nashab, makanya harus dibaca fathah.
Kalau mau selamat, supaya tidak salah
baca,
biasanya huruf akhir dimatikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar