Senin, 28 Februari 2011

KITAP INJIL

Injil yang asli (sebelum dirubah
sebagian isinya)
adalah kitab yang berisi firman-firman
Allah SWT yang
diwahyukan kepada Nabi Isa as.
(orang Barat menyebutnya Yesus Kristus), putra
dari Maryam. Kata
Injil semula dari bahasa Yunani
evangelion (berarti
kabar gembira) kemudian masuk
kedalam bahasa Arab menjadi injil. Makna dari kabar
gembira yang dimaksud
adalah karena Nabi Isa as
menggembirakan para umatnya
dengan berita akan kedatangan
Muhammad saw sebagai utusan Allah swt yang terakhir untuk
seluruh alam.
Nabi Isa as mengajarkan Injil kepada
para pengikutnya
hanya selama tiga tahun, sejak usia 30
sampai usia 33 tahun saat diangkat/ diselamatkan
oleh Allah swt dari
pengejaran kaum Yahudi yang ingin
menyalibnya. Dalam berdakwah Isa almasih dibantu
oleh dua belas
orang muridnya yang dalam Islam
dikenal dengan
Hawariyyun (murid-murid Nabi Isa
yang sangat setia). Mereka ialah: 1. Andreas
2. Simon Petrus
3. Barnabas
4. Matius
5. Yahya bin Zabdi
6. Ya'kub bin Zabdi 7. Thadeus
8. Yahuda
9. Bartholomeus
10. Pilipus
11. Ya'kub bin Alpius
12. Yahuda Iskariot Isi yang terkandung dalam injil ini
berbeda dengan
kitab-kitab terdahulu. Kitab Taurat
mengajarkan
tentang Tauhid (ke-Esa-an Allah swt),
dan kitab Zabur mengajarkan pujian (zikir dan do'a)
kepada Allah swt,
sedangkan Injil mengajarkan tentang
pembersihan
jiwa-raga dari kekotoran (nafsu
duniawi). Dengan kata lain, Injil mengajak manusia untuk
hidup zuhud, yakni
pola hidup yang tidak mengutamakan
hal-hal yang
bersifat duniawi. Seperti halnya Nabi Daud as yang
tidak berniat
mengubah hukum dalam kitab taurat,
Nabi Isa as pun
tidak mengubahnya. Firman Allah swt:
"Dan Kami utus Isa ibnu Maryam mengikuti jejak
mereka (para nabi bani
Israil), demi membenarkan kitab yang
sebelumnya,
yakni: Taurat. Dan Kami telah
memberikan kepadanya kitab Injil, yang mengandung
petunjuk dan cahaya, dan
membenarkan kitab sebelumnya, dan
sebagai petunjuk
orang-orang yang bertakwa," (QS Al-
Maidah:46). Sebagaimana diterangkan dalam Surat
Al-Maidah ayat 46
tersebut diatas, ummat Islam
mempercayai sepenuhnya
bahwa Injil merupakan kitab dari
Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Isa as. Akan
tetapi umat
Kristen berpendapat, Injil adalah kisah
atau laporan
yang disusun oleh para pengikut Isa
Almasih, termasuk tentang pengajarannya kepada Bani
Israil atau Bangsa
Yahudi agar mereka beragama secara
benar. Injil-injil yang ada sekarang ini adalah
karya
pengarang Injil beberapa waktu
lamanya setelah Nabi
Isa as wafat. Pada mulanya beredar
puluhan injil, namun dalam Synodes (muktamar
gereja-gereja) di Nicaea
- suatu tempat di Asia Kecil, dekat
Konstantinopel -
pada tahun 325 Masehi yang
diadakan oleh Kaisar Constantinus diputuskan hanya empat
injil yang sah. 1. Injil Matius karya Santo Matius yang
disebut juga
Lewi anak Alpius, seorang Yahudi
yang mula-mula
bekerja sebagai pegawai pemungut
pajak. 2. Injil Markus karya Markus bin
Maryam. Sesungguhnya
Markus adalah nama gelar, sedangkan
namanya sendiri
adalah Yohana atau Yahya. Semula ia
seorang beragama Yahudi, kemudian masuk Kristen
ditangan Petrus.
Riwayat lain mengatakan bahwa
penulis Injil Markus
adalah guru Markus, ialah Petrus. Markus adalah kemenakan dari
Barnabas, yang juga
penulis Injil. Berdua mereka
mengembara (untuk
berdakwah) mengabarkan Injil ke
Roma, Afrika Utara dan akhirnya menetap di Mesir. Ia
meninggal dunia karena
dibunuh oleh para penyembah
berhala pada tahun 62 M. Markus, menurut Ibnu Batrik yang
juga penulis Masehi,
tidak mengakui ketuhanan Yesus.
Pahamnya ini diikuti
oleh pemeluk agama Nasrani di
daerah dakwahnya seperti Afrika Utara, Mesir dan Habsyi. Itulah
sebabnya
Najasi, Raja Habsyi pada masa Nabi
Muhammad saw juga
percaya sepenuhnya bahwa Isa anak
Maryam bukanlah Tuhan, melainkan Rasul sebagaimana
Nabi-Nabi dan
Rasul-Rasul Tuhan yang lain. 3. Injil Lukas dikarang oleh Lukas,
seorang tabib
kelahiran Antiokia, Yunani. Sumber
lain mengatakan,
bahwa ia seorang tukang gambar. Ia
murid Paulus, dan keduanya tidak pernah bertemu
dengan Yesus. Dengan
demikian baik Yahya maupun Paulus
bukanlah murid
Yesus. 4. Injil Yahya. Menurut Encyclopedia
Britannica Injil
Yahya ditulis pada tahun 100 M dan
kitab wahyunya
tahun 96 M oleh seorang ketua Gereja
bernama Yahya atau John the Presbyter yang tinggal
di Episus.
Jelaslah bahwa Injil Yahya bukan
karya Yahya bin Zabdi
- murid Yesus, sebab ia terbunuh pada
tahun 70 M. Prof. Stadlein menegaskan bahwa Injil
Yahya dikarang
oleh seorang mahasiswa dari
perguruan Iskandariyah
pada abad kedua masehi. Pendapat
inilah yang cukup beralasan. Mengapa? Injil Yahya
mengajarkan ketuhanan
Yesus, dimana ajaran tersebut mula-
mula datang dari
mazhab Iskandariyah yang kemudian
disahkan oleh Kongres Nicea pada tahun 325 M
semasa Kaisar
Constantinus. Yang jelas Injil Yahya sengaja ditulis
untuk
menegaskan tentang ketuhanan
Yesus. Tentang sejarah
penulisan Injil Yahya ini lebih lengkap
dan jelas diterangkan oleh dalam buku Kuliah
Aqidah lengkap
karya Drs. Humaidi Tatapangarsa
(terbitan Bina Ilmu,
Surabaya). Bahwa Injil Yahya mengajarkan
ketuhanan Yesus memang
dapat dimaklumi, sebab ia ditulis oleh
pengarangnya
memang untuk tujuan itu atas
desakan dari orang-orang di sekitarnya. Seorang penulis Masehi dari Libanon,
Jerjis Zuwen
mengatakan: "Sesungguhnya
Syirbantus dan Abisu beserta
pengikut mereka diwaktu
mengajarkan agama Masehi berpendapat bahwa Al-Masih tidak
lain dan adalah
seorang manusia dan tidak ada
sebelum ibunya Maryam.
Oleh karena itu pada tahun 96
berkumpullah semua pendeta Asia dan lain-lain di tempat
Yahya. Mereka
mengharapkan agar Yahya menulis
tentang Al-Masih dan
menyerukan sebuah Injil yang belum
ditulis oleh ahli-ahli Injil yang lain serta ditulisnya
dengan cara
tersendiri tentang ketuhanan Al-
Masih." Penulis Masehi lainnya, Yusuf Al-Dubai
Al-Khauri
menerangkan pula. "Sesungguhnya
Yahya mengarang
Injilnya pada penghabisan hidupnya
atas permohonan pendeta-pendeta Asia. Sebabnya
adalah karena disana
terdapat beberapa golongan yang
mengingkari ketuhanan
Al-Masih. Mereka meminta kepadanya
agar ditegaskan ketuhanan Al-Masih itu dan
disebutkan apa-apa yang
ditinggalkan oleh Matius, Markus dan
Lukas dalam
Injil-injil mereka." Jadilah Injil Yahya adalah satu-satunya
injil -
diantara keempat injil - yang diakui
sah oleh kalangan
gereja, yang secara tegas
mengajarkan ketuhanan Yesus. Injil-injil selain yang keempat itu
dinyatakan sebagai
Injil Apocrypha (Injil-injil yang tidak
sah, yang
dilarang terbit dan harus
dimusnahkan). Injil-injil yang dinyatakan tidak sah tersebut,
antara lain: 1. Injil Andreas
2. Injil Apeles
3. Injil Barnabas
4. Injil Duabelas
5. Injil Ebionea
6. Injil Ibrani 7. Injil Marcion
8. Injil Maria
9. Injil Mathias
10. Injil Nicodemus
11. Injil Orang-orang Mesir
12. Injil Philip 13. Injil Thomas
14. Injil Yakobus
15. Injil Yudas Iskariot Sebagai umat Islam, bagaimanakah
seharusnya kita
menyikapi keempat Injil (karya Matius,
Markus, Lukas,
dan Yahya) yang ada sekarang ini?
Umat Islam cukuplah mempercayai bahwa Allah swt pernah
menurunkan kitab
Injil kepada Nabi Isa as. Akan tetapi
Injil yang murni
atau benar-benar berisi kumpulan
firman Allah swt kini sudah tak ada lagi. Maka kita sebagai
umat Islam
dilarang mempercayai isi keempat Injil
tersebut. Ditegaskan dalam Ensiklopedi Islam
Indonesia karya Tim
penulis IAIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta: Djambatan,
1992. Berdasarkan keterangan Al-Quran
dan dengan
menganalogikan Injil dengan Al-
Quran, maka umat Islam
memandang bahwa Injil yang
seharusnya menjadi pegangan umat Kristen haruslah satu versi
seperti Al-Quran; ia
haruslah merupakan himpunan murni
firman-firman Tuhan
yang diwahyukan kepada Nabi Isa
Almasih dan kemudian ia sampaikan kepada para
pengikutnya. Injil itu
seharusnya berbahasa Aramea,
karena Nabi Isa Almasih
dan kaumnya berbahasa Aramea. di antara semua Injil yang tersebut
diatas -baik yang
sah maupun tidak- sesungguhnya
Injil Barnabas yang
menarik perhatian, terutama bagi
umat Islam. Isi Injil Barnabas banyak persamaannya
dengan yang diberitakan
dalam Al-Quran. Sebab dalam kitab
tersebut, antara
lain, diterangkan juga: 1. Yesus tidak disalib, yang disalib
sebenarnya Yudas
Iskariot yang telah diserupakan oleh
Tuhan -rupa dan
suaranya- dengan rupa dan suara
Yesus. Sedang Yesus sendiri loncat bersama Malaikat dan
terus diangkat
kehadirat Allah swt (Pasal 215,216,
dan 217). 2. Yesus bukan anak Allah, bukan
pula Tuhan, tetapi
seorang Rasul (utusan) Allah. 3. Bahwa putra Nabi Ibrahim as yang
akan disembelih
karena perintah Allah swt adalah
Ismail, bukan Ishaq
seperti yang tersebut dalam Perjanjian
Lama yang ada sekarang ini. 4. Mesias (yang dimaksudkan disini
"pembebas dunia"
atau "juru selamat") atau Almasih
yang
dinanti-nantikan itu bukan Yesus,
akan tetapi Muhammad -nabi dan Rasul Allah yang terakhir. Hanya saja, yang patut disesalkan, Injil
Barnabas oleh
Pihak Gereja digolongkan sebagai Injil
yang tidak sah,
sehingga ditarik dari peredaran dan
dimusnahkan. Tetapi pada tahun 1709, Cremer
Toland, seorang
penasihat Raja Prusia menemukan
naskah tertua Injil
Barnabas dalam bahasa Italia yang
semula tersimpan rapi di perpustakaan seorang
terkemuka di Amsterdam.
Dari naskah berbahasa Itali itulah
dibuat
terjemahannya ke bahasa lain seperti
bahasa Inggris, Spanyol dan Arab. Penerjemahan Injil Barnabas dari
bahasa Itali ke
bahasa Arab dilakukan oleh Dr. Khalil
Saadah pada
tahun 1908, dan dimuat dalam
majalah Al Manar Mesir. Dari Injil Barnabas berbahasa Arab
itulah, Husein
Abubakar dan Abubakar Basymeleh
menerjemahkannya ke
dalam bahasa Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar