Sabtu, 19 Februari 2011

ULLUMUL HADITS BAGIAN 2. SanadDan Matan Hadits

Kedudukan sanad dalam hadits
sangat penting, karena hadits yang
diperoleh/diriwaytkan akan
mengikuti siapa yang
meriwayatkannya. Dengan sanad
suatu periwayatan hadits dapat
diketahui mana yang dapat diterima
atau ditolak dan mana hadits yang
sahih atau tidak, untuk diamalkan.
Sanad merupakan jalan yang mulia
untuk menetapkan hukum-hukum
Islam.
A. PENGERTIAN SANAD DAN MATAN
HADITS
Sanad dari segi bahasa artinya
(sandaran, tempat bersandar, yang
menjadi sandaran). Sedangkan
menurut istilah ahli hadits, sanad
yaitu:
(Jalan yang menyampaikan kepada
matan hadits). Contoh :
Artinya:
"Dikhabarkan kepada kami oleh
Malik yang menerimanya dari Nafi,
yang menerimanya dari Abdullah
ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW
bersabda, "Janganlah sebagian dari
antara kamu membeli barang yang
sedang dibeli oleh sebagian yang
lainnya. " (Al-Hadits)
Dalam hadits tersebut dinamakan
sanad adalah:
(Dikhabarkan kepada kami oleh
Malik yang menerimanya dari nafi
yang menerimanya dari Abdullah
ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW
bersabda:...)
Matan dari segi bahasa artinya
membelah, mengeluarkan, mengikat.
Sedangkan menurut istilah ahli
hadits, matan yaitu:
(perkataan yang disebut pada akhir
sanad, yakni sabda Nabi SAW yang
disebut sesudah habis disebutkan
sanadnya) .
Artinya:
" Dari Muhammad yang diterima dari
Abu Salamah yang diterimanya dari
Abu Hurairah. bahwa Rasulullah SAW
bersabda; "Seandainya tidak
memberatkan terhadap umatku,
niscaya aku suruh mereka untuk
bersiwak (menggosok gigi) setiap
akan melakukan salat. " (Al-Hadits)
Adapun yang disebut matan dalam
hadits tersebut yaitu:
Matan ialah redaksi dari hadits. Dari
contoh sebelumnya maka matan
hadits bersangkutan ialah:
"Tidak sempurna iman seseorang di
antara kalian sehingga ia mencintai
untuk saudaranya apa yang ia cintai
untuk dirinya sendiri"
Terkait dengan matan atau redaksi,
maka yang perlu dicermati dalam
mamahami Al Hadits ialah:ujung
sanad sebagai sumber redaksi,
apakah berujung pada Nabi
Muhammad atau bukanmatan hadits
itu sendiri dalam hubungannya
dengan hadits lain yang lebih kuat
sanadnya (apakah ada yang
melemahkan atau menguatkan) dan
selanjutnya dengan ayat dalam Al
Quran (apakah ada yang bertolak
belakang
B. KEDUDUKAN SANAD DAN MATAN
HADITS
Para ahli hadits sangat hati-hati
dalam menerima suatu hadits kecuali
apabila mengenal dari siapa mereka
menerima setelah benar-benar dapat
dipercaya. Pada umumnya riwayat
dari golongan sahabat tidak
disyaratkan apa-apa untuk diterima
periwayatannya. Akan tetapi
mereka pun sangat hati-hati dalam
menerima hadits .
Pada masa Abu bakar r.a. dan Umar
r.a. periwayatan hadits diawasi
secara hati-hati dan tidak akan
diterima jika tidak disaksikan
kebenarannya oleh seorang lain. Ali
bin Abu Thalib tidak menerima hadits
sebelum yang meriwayatkannya
disumpah.
Meminta seorang saksi kepada
perawi, bukanlah merupakan
keharusan dan hanya merupakan
jalan untuk menguatkan hati dalam
menerima yang berisikan itu. Jika
dirasa tak perlu meminta saksi atau
sumpah para perawi, mereka pun
menerima periwayatannya.
Adapun meminta seseorang saksi
atau menyeluruh perawi untuk
bersumpah untuk membenarkan
riwayatnya, tidak dipandang sebagai
suatu undang-undang umum
diterima atau tidaknya periwayatan
hadits. Yang diperlukan dalam
menerima hadits adalah adanya
kepercayaan penuh kepada perawi.
Jika sewaktu-waktu ragu tentang
riwayatnya, maka perlu didatangkan
saksi/keterangan.
Kedudukan sanad dalam hadits
sangat penting, karena hadits yang
diperoleh/ diriwayatkan akan
mengikuti siapa yang
meriwayatkannya. Dengan sanad
suatu periwayatan hadits dapat
diketahui mana yang dapat diterima
atau ditolak dan mana hadits yang
sahih atau tidak, untuk diamalkan.
Sanad merupakan jalan yang mulia
untuk menetapkan hukum-hukum
Islam. Ada beberapa hadits dan atsar
yang menerangkan keutamaan
sanad, di antaranya yaitu:
Diriwayatkan oleh muslim dari Ibnu
Sirin, bahwa beliau berkata:
Artinya:
"Ilmu ini (hadits ini), idlah agama,
karena itu telitilah orang-orang yang
kamu mengambil agamamu dari
mereka," Abdullah lbnu Mubarak
berkata:
Artinya:
"Menerangkan sanad hadits,
termasuk tugas agama Andaikata
tidak diperlukan sanad, tentu siapa
saja dapat mengatakan apa yang
dikehendakinya. Antara kami
dengan mereka, ialah sanad.
Perumpamaan orang yang mencari
hukum-hukum agamanya, tanpa
memerlukan sanad, adalah seperti
orang yang menaiki loteng tanpa
tangga."
Asy-Syafii berkata.
Artinya:
"Perumpamaan orang yang mencari
(menerima) hadits tanpa sanad,
sama dengan orang yang
mengumpulkan kayu api di malam
hari. "
Perhatian terhadap sanad di masa
sahabat yaitu dengan menghapal
sanad-sanad itu dan mereka
mempuyai daya ingat yang luar
biasa. Dengan adanya perhatian
mereka maka terpelihara sunnah
Rasul dari tangan-tangan ahli bid'ah
dan para pendusta. Karenanya pula
imam- imam hadits berusaha pergi
dan melawat ke berbagai kota untuk
memperoleh sanad yang terdekat
dengan Rasul yang dilakukan sanad
'aali
Ibn Hazm mengatakan bahwa
nukilan orang kepercayaan dari
Orang yang dipercaya hingga sampai
kepada Nabi SAW. dengan
bersambung-sambung perawi-
perawinya adalah suatu
keistimewaan dari Allah khususnya
kepada orang-orang Islam.
Memperhatikan sanad riwayat
adalah suatu keistimewaan dari
ketentuan-ketentuan umat Islam.
Pengertian beberapa istilah dalam
Ulumul Hadits
Secara garis besar ilmu-ilmu hadits
dapat dibagi menjadi dua, yaitu ilmu
hadits riwayat (riwayah) dan ilmu
hadits diroyat (diroyah).
Secara garis besar ilmu-ilmu hadits
dapat dikaji menjadi dua, yaitu Ilmu
hadits riwayat (riwayah) dan ilmu
hadits diroyat (diroyah).
Ilmu hadits riwayah ialah ilmu yang
membahas perkembangan hadits
kepada Sahiburillah, Nabi Muhammad
SAW. dari segi kelakuan para
perawinya, mengenai kekuatan
hapalan dan keadilan mereka dan
dari segi keadaan sanad.
Ilmu hadits riwayah ini berkisar pada
bagaimana cara-cara penukilan
hadits yang dilakukan oleh para ahli
hadits, bagaimana cara
menyampaikan kepada orang lain
dan membukukan hadits dalam
suatu kitab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar